Liputan6.com, Kabul - Pemimpin tertinggi Taliban Afghanistan Hibatullah Akhundzada memerintahkan para pejabat di negara itu untuk memecat kerabat yang mereka pekerjakan dalam posisi pemerintah.
Dekret yang dikeluarkan Akhundzada menyebutkan, pejabat harus mengganti anak laki-laki yang diangkat atau anggota keluarga lainnya dan menahan diri dari memperkerjakan kerabat mereka di masa depan. Demikian seperti dilansir BBC, Senin (20/3/2023).
Baca Juga
Taliban memecat sejumlah staf senior ketika mereka mengambil alih kekuasaan atas Afghanistan pada tahun 2021, sementara beberapa lainnya melarikan diri. Terdapat tuduhan bahwa staf yang tidak berpengalaman telah dipekerjakan berdasarkan hubungan pribadi.
Advertisement
Pers Islam Afghanistan, yang berbasis di Peshawar, Pakistan, melaporkan bahwa dekret tersebut datang menyusul tuduhan bahwa sejumlah pejabat senior Taliban telah menunjuk putra mereka untuk mengisi posisi di pemerintahan.
Perlakuan Taliban Afghanistan terhadap Perempuan
Afghanisten telah menghadapi krisis ekonomi dan kemanusiaan yang semakin dalam sejak Taliban mendapatkan kembali kendali atas negara itu. Sebelumnya, negara itu "diduduki" pasukan militer asing selama dua dekade, terlibat perang yang menewaskan puluhan ribu orang, dan menelantarkan jutaan lainnya.
Sanksi pun dijatuhkan terhadap Taliban, di mana aset luar negeri bank sentral dibekukan dan sebagian besar dana asing telah ditangguhkan. Hal tersebut memperburuk kehidupan dari sisi ekonomi.
Afghanistan diperkirakan memiliki sejumlah sumber daya alam, termasuk gas alam, tembaga, dan tanah jarang, yang bernilai lebih dari US$ 1 triliun. Namun, cadangan terssebut tetap belum dimanfaatkan menyusul kekacauan selama beberapa dekade.
Di lain sisi, perlakuan pemerintah Taliban terhadap perempuan telah membuat marah masyarakat internasional dan meningkatkan isolasi.
Pendidikan perempuan dan anak perempuan sangat diperdebatkan. Saat ini, di sebagian besar Afghanistan, anak perempuan dan perempuan dilarang sekolah menengah dan universitas.
Advertisement