Sukses

Kucing atau Anjing Siapa Lebih Pintar? Ini Kata Peneliti

Pemilik anjing dan kucing pasti sering membuat perbandingan, tentang kecerdasan hewan peliharaannya. Jadi bisakah kita menyelesaikan perdebatan kuno? Spesies mana yang lebih pintar: anjing atau kucing?

Liputan6.com, Jakarta - Para pemilik kucing dan anjing pasti pernah memikirkan bahwa hewan peliharaan mereka pandai. Ketika diajak bermain untuk menangkap mainan seperti bola misalnya, tak dipungkiri pikiran soal hewan terpintar tebersit. 

Jadi bisakah kita menyelesaikan perdebatan kuno? Spesies mana yang lebih pintar: anjing atau kucing?

Ternyata, jawabannya tidak sesederhana yang mungkin disukai pecinta hewan peliharaan.

"Peniliti kognisi anjing tidak mempelajari 'kecerdasan' itu sendiri, karena kami melihat berbagai aspek kognisi lainnya," kata Alexandra Horowitz, seorang peneliti senior yang berspesialisasi dalam kognisi anjing di Barnard College di New York dan penulis "Inside of a Dog: What Dogs See, Smell, and Know" (Scribner, 2010), kepada live science melalui email.

Mengutip dari livescience.com, Kamis (23/3/2023), sebenarnya Alexandra Horowitz mempertanyakan fakta tentang kebiasaan manusia yang selalu membandingkan kecerdasan hewan lintas spesies. 

"Dalam bentuknya yang paling sederhana, kucing pandai dalam hal-hal yang perlu dilakukan kucing, dan anjing pandai dalam hal-hal yang dilakukan anjing," katanya.

"Saya kira sama sekali tidak masuk akal untuk berbicara tentang membandingkan 'kecerdasan' spesies yang sangat relatif," ucap Alexandra Horowitz kembali. 

Brian Hare, seoarang profesor antropologi evolusioner di Duke University, setuju dengan penilaian tersebut.

"Menanyakan apakah seekor anjing lebih pintar daripada kucing sama seperti menanyakan, apakah palu merupakan alat yang lebih baik daripada obeng, hal itu sebenarnya tergantung dengan masing-masing kegunaan," katanya kepada live science melalui email. 

 

2 dari 4 halaman

Peneliti Perilaku Hewan

Terlepas dari itu, ini bukan saatnya untuk mengatakan bahwa para peniliti hewan mungkin belum mencoba untuk mengukur kecerdasan anjing dan kucing. Tapi kecerdasan mereka tergantung dengan jenis spesiesnya, dan kemampuan kognitifnyalah yang dibutuhkan untuk mempertahankan hidup, bukan kecerdasan. 

Kristyn Vitale, asisten profesor kesehatan dan perilaku hewan di Unity College di Maine, mengatakan bahwa kecerdasan hewan biasanya dibagi menjadi tiga, yaitu:

  • Kemampuan memecahkan masalah
  • Pembentukan konsep (kemampuan untuk membentuk konsep umum dari pengalaman konkret yang spesifik)
  • Kecerdasan sosial.

Vitale mempelajari kucing dan mempunyai fokus pada kehidupan batin kucing yang berkisar pada kecerdasan sosial.

Kucing seringkali distereotipkan sebagai hewan penyendiri dan tidak tertarik pada manusia, kucing sebenarnya melakukan itu untuk menunjukkan tingkat kecerdasan sosial yang tinggi, "Seringkali mempunyai tingkat yang sama dengan anjing," katanya kepada live science melalui email.

Dalam penelitian lain, bahkan kucing dapat membedakan antara nama mereka dengan kata-kata yang terdengar serupa, dan ternyata mereka lebih menyukai berinteraksi dengan manusia daripada makanan, mainan, dan aroma. Perhatian manusialah yang membuat perbedaan pada kucing. 

Sebuah studi tahun 2019 yang diterbitkan dalam jurnal Behavioral Processes menemukan bahwa ketika seseorang memperhatikan kucing, kucing tersebut merespons dengan menghabiskan lebih banyak waktu dengan orang tersebut.

 

 

3 dari 4 halaman

Studi yang Membandingkan Anjing dan Kucing

Dalam sebuah studi yang langka dan secara langsung membandingkan kucing serta anjing, para peneliti tidak menemukan perbedaan yang signifikan antara kemampuan kedua spesies tersebut untuk menemukan makanan tersembunyi menggunakan petunjuk dari manusia.

Namun, para peneliti mencatat bahwa "Kucing kekurangan beberapa komponen perilaku untuk menarik perhatian, dibandingkan dengan anjing".

Contohnya seperti ketika seekor anjing mengemis di depan majikannya untuk diberikan makana dengan wajah yang melas, tetapi untuk kucing mereka akan pergi meninggalkan itu, dan para peniliti mengetahui bahwa ini merupakan perilaku dari kedua hewan tersebut.

Selain itu perilaku ini dilihat berdasarkan ukuran otak, gagasan yang umum dipegang adalah ukuran otak menentukan kecerdasan relatif, dan jika itu benar maka anjing yang akan menang.

Hare mengatakan, dia dan antropolog Universitas Arizona Evan MacLean merekrut lebih dari 50 peneliti di seluruh dunia untuk menerapkan tes yang mereka kembangkan pada 550 spesies hewan, termasuk "burung, kera, monyet, anjing, lemur, dan gajah," katanya.

Ide ini untuk menguji sifat kognitif, pengendalian diri, atau para peneliti menyebutnya sebagai "kontrol penghambatan", di seluruh spesies.

Tes itu telah dilaporkan dalam makalah tahun 2014 yang diterbitkan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences versi binatang dari studi Universitas Stanford tahun 1972 yang terkenal dengan penelitian di mana anak-anak berusia 3 hingga 5 tahun diuji kemampuannya untuk menunda makan marshmallow.

 

4 dari 4 halaman

Studi Lintas Spesies

Studi lintas spesies menunjukkan bahwa "semakin besar otak yang dimiliki hewan, semakin banyak kontrol diri yang mereka tunjukkan dalam uji marshmallow hewan kami," kata Hare.

Kemampuan melatih pengendalian diri merupakan salah satu indikasi fungsi kognitif yang lebih tinggi. Tapi ada satu hal, kucing tidak termasuk dalam tes, jadi kita bisa berspekulasi bahwa kinerja mereka berdasarkan ukuran otak masing-masing spesies, dan akhirnya kita mengetahui hal itu. 

Hal lain yang perlu diingat saat melakukan penilaian kecerdasan semacam ini adalah bahwa kita mungkin memperlakukan anjing dan kucing secara berbeda, kata Vitale.

"Misalnya, anjing sering disosialisasikan dengan baik dan menghadiri kelas anjing, naik mobil, dan pergi ke taman anjing," kata Hare lagi. "Pemilik kucing kurang memberi kucing mereka kesempatan sosialisasi dan pelatihan semacam ini" tuturnya kembali. 

Jadi, pada akhirnya, untuk menjawab pertanyaan siapa di antara kucing dan anjing yang lebih pintar? Para peneliti mempunyai kesimpulannya mereka mempunyai kecerdasan masing-masing.

Dan untuk menghargai kecerdasan mereka, terutama kecerdasan sosial jadikanlah mereka sebagai teman yang menyenangkan, tanpa adanya perbedaan. 

Â