Sukses

Satu Keluarga Lompat dari Lantai Tujuh Apartemen di Swiss

Sebuah keluarga beranggotakan lima orang dari kota Montreux yang melompat dari balkon apartemen lantai tujuh mereka.

Liputan6.com, Montreux - Seluruh Swiss dikejutkan oleh tindakan yang tidak dapat dijelaskan dari sebuah keluarga beranggotakan lima orang dari kota Montreux yang melompat dari balkon apartemen lantai tujuh mereka.

Setahun yang lalu, Nasrine Feraoun (41), saudara kembarnya Narjisse, suaminya Eric David (40), dan dua anak mereka, (1 seorang gadis berusia 8 tahun, dan seorang putra berusia 15 tahun), semuanya melompat dari balkon apartemen lantai 7 mereka di jalan Rue du Casino, di kota Montreux.

Hanya putranya yang berusia 15 tahun selamat, tetapi setelah menghabiskan berbulan-bulan dalam keadaan koma, dan dia tidak ingat peristiwa tragis 24 maret 2022.

Melansir dari odditycentral.com, Jumat (24/3/2023), setelah menyelidiki kasus aneh ini selama setahun, otoritas Swiss baru-baru ini mengungkapkan bahwa keluarga tersebut telah merencanakan dan bahkan melatih lompatan mereka sebelumnya, yang menjelaskan bagaimana mereka bisa melompat satu demi satu tanpa menimbulkan suara.

Berasal dari Prancis, keluarga Feraoun telah pindah ke kota Montreux di Swiss tiga tahun yang lalu, dan sebagian besar keluarga ini disebut menyendiri.

Narjisse Feraoun adalah satu-satunya yang bekerja di luar rumah, sementara saudara kembarnya dan kedua anaknya bahkan tidak terdaftar di otoritas setempat, menurut polisi hal ini menunjukkan bahwa mereka curiga terhadap pemerintah dan otoritas lokal. 

Penyelidik menyimpulkan bahwa saudara kembar Narjisse Feraoun, sangat tertarik dengan teori konspirasi dan kelangsungan hidup sehingga seluruh keluarga menjadi sangat terisolasi.

Meskipun dibesarkan dalam keluarga kaya di bagian kelas atas Paris dan Marseille, Feraoun yakin bahwa dunia adalah tempat yang tidak bersahabat, dan pandemi serta perang di Ukraina memperkuat keyakinan tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Perencanaan Bunuh Diri

Setelah menggeledah rumah dan barang-barang mereka, polisi menyimpulkan bahwa Feraouns telah merencanakan, dan bahkan melatih bunuh diri sambil menunggu saat yang tepat untuk beralih ke dunia yang lebih baik.

Kejadian ini tampaknya terjadi pada pagi hari di tanggal 24 Maret, kira-kira 45 menit setelah keluarga tersebut menerima kunjungan dari dua petugas polisi untuk melaksanakan surat perintah buat sang ayah, sehubung dengan home schooling sang putranya.

Mereka mengetuk pintu, tetapi keluarga menolak untuk membukanya, jadi polisi tersebut pergi begitu saja. Beberapa menit kemudian, para Feraoun mulai melompat menuju kematian mereka, satu demi satu. 

"Sebelum atau selama kejadian, tidak ada saksi, termasuk dua petugas polisi yang hadir di tempat dari pukul 06:15 dan orang yang lewat di gedung, tidak mendengar suara atau tangisan sekecil apa pun dari apartemen atau balkon," polisi menulis dalam laporan mereka.

 

3 dari 4 halaman

Bukti Forensik

Bukti forensik mengungkapkan bahwa tidak ada tanda-tanda perebutan sebelum lompatan, dan otopsi tidak menunjukkan adanya tanda obat-obatan dalam sistem tubuh para korban.

Kematian itu sangat mengejutkan, karena tidak ada yang dilakukan keluarga untuk berbuat hal semacam itu.

Nasrine dan Narjisse Feraoun pernah bersekolah di Lycee Henri IV, sekolahan elit di Paris, dan salah diantara mereka adalah seorang dokter gigi, dan saudara perempuannya adalah seorang dokter mata.

Eric David pernah menimba ilmu di Ecole Polytechnique yang bergengsi.

Meskipun banyak pertanyaan tentang peristiwa tragis 24 Maret 2022 yang belum terjawab, polisi Swiss telah mengumumkan bahwa mereka akan menutup kasus tersebut.

Satu-satunya orang selamat, yang sekarang berusia 16 tahun, telah pulih dari luka seriusnya tetapi tidak ingat siapa di pagi hari tersebut yang menentukan bunuh diri, dan pihak berwenang telah meminta privasi.

 

4 dari 4 halaman

Transgender Arab Diduga Bunuh Diri Usai Dipaksa Keluarga Kembali Jadi Pria

Selain kasus bunuh diri yang menggemparkan Swiss, di Amerika Serikat tengah, pemerintah sedang menyelidiki kasus bunuh diri seorang perempuan transgender dari Arab Saudi. Ia mengatakan bahwa dirinya dipaksa oleh keluarganya untuk meninggalkan Negeri Paman Sam, menurut laporan.

transgender Arab yang diketahui bernama Eden Knight itu mengunggah catatan bunuh diri pada Senin, 13 Maret 2023. Dalam unggahan transgender berusia 23 tahun itu mengungkap bahwa orangtuanya telah menyewa "fixer" Amerika Serikat untuk membantu membawanya kembali ke negaranya dan memaksanya melakukan detransisi.

Menurut Cambridge Dictionary, detransition atau detransisi adalah proses menghentikan perubahan, yang mungkin bersifat sosial, hukum, atau medis, yang dibuat seseorang untuk hidup sebagai orang dari jenis kelamin yang berbeda dengan jenis kelamin yang dikatakan mereka miliki saat lahir.

Eden Knight mengatakan para fixer memperkenalkannya kepada seorang pengacara Arab Saudi di Washington DC. Fixer tersebut perlahan membuatnya bergantung padanya untuk "makanan dan tempat tinggal" sambil menekannya untuk hidup sebagai seorang pria, membuatnya menderita gangguan mental dan menyetujui tuntutan keluarganya.

Baca selengkapnya disini... 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.