Sukses

Tri Mumpuni Si Wanita Listrik: Pembangunan Manusia Jangan Ketinggalan dari Infrastruktur

Tri Mumpuni sang Wanita Listrik menegaskan pentingnya pembangunan manusia dan spiritual.

Liputan6.com, Jakarta - Tri Mumpuni memiliki reputasi cemerlang karena komitmennya agar daerah-daerah terpencil Indonesia bisa menikmati listrik. Wajar apabila ia mendapat julukan Wanita Listrik. 

Berbagai daerah dari Aceh hingga Papua dikunjungi Tri Mumpuni selama 30 tahun bekerja. Kini, Tri Mumpuni merupakan anggota Dewan Pengarah di BRIN. 

Meski sibuk di BRIN, Tri Mumpuni juga memiliki strategi untuk memastikan agar ada generasi baru yang peduli dengan listrik di daerah-daerah terpencil melalui program Patriot Energi. Wanita itu juga menekankan pentingnya pembangunan manusia, bukan hanya infrastruktur.

Liputan6.com berkesempatan mewawancara sang Wanita Listrik setelah ia berbincang dengan Jimmy Oentoro pada acara Nation Building Conference di Balai Sarbini Jakarta pada Jumat (24/3/2023). Berikut hasil wawancara eksklusif dengan Tri Mumpuni: 

Apa yang terjadi apabila kita hanya fokus ke pembangunan infrastruktur tanpa peduli dengan human dan spiritual quality?

Ya, kita enggak akan ke mana-mana. Enggak akan jadi apa-apa. Karena infrastruktur itu rusak. Infrastruktur bisa terjaga dengan baik — ini berdasarkan pengalaman kita selama 30 tahun ngasih infrastruktur ke desa-desa — itu yang kita siapkan manusianya dulu. Kita bangun manusia dulu, kalau dia sudah jadi manusia yang beradab, punya kemampuan, tidak kita apa-apakan dia mampu membangun dirinya sendiri. Itu kuncinya.

Menurut ibu apakah kurikulum kita sudah fokus ke pembangunan manusia?

Jauh. Semakin lama justru kualitas pendidikan kita ini masih harus diperbaiki lagi. Benar. Karena kita lupa dengan kearifan lokal. Kita lupa dengan keberagaman yang dimiliki bangsa ini. Kita lupa membangun dari apa yang kita punya. Kita selalu bermimpi ingin menjadi orang lain.

Saya penasaran dengan program Ibu, karena Ibu ingin anak-anak muda ke daerah terpencil setahun. Tetapi, menurut Ibu, bukankah lebih baik jika mereka itu tinggal di kota untuk membangun sistem dari kota?

Sudah 78 tahun kurang apa? Kita punya berapa PhD? Berapa puluh ribu doktor hebat-hebat keluaran dari luar negeri. Segala macam. Yang kamu lihat apa? Kamu lihat apa saja? Jadi gitu. Jadi aku sekarang percaya bahwa ya sudah kita harus berbuat adil. Berbuat adil buat orang-orang yang belum tersentuh oleh pembangunan.

Makanya saya kirim anak-anak muda yang punya otak tapi punya hati. Pembangunan yang menggunakan otak dan hati itu memerlukan akal sehat yang bisa membangun bangsa ini dengan benar. Banyak orang-orang sudah kehilangan akal sehat. Ngawur. Korupsi. Dan sebagainya. Itu penyakit akut di negeri ini.

2 dari 4 halaman

Masih Banyak Orang Baik

Saya kaget waktu ibu bilang ternyata banyak anak-anak yang tertarik dengan program ke daerah terpencil. Mereka ternyata tidak tertarik dengan uang. Masih banyak ternyata anak muda yang seperti itu.

Banyak. Banyak. Mereka juga ingin negara ini jadi baik, kok. Karena mereka ingin negara ini jadi baik. Itu saja

Jadi ibu optimistis bahwa tidak semua orang materialistis?

Oh, iya. Enggak usah khawatir. Karena contoh-contoh buruk itu, saya punya keyakinan ya tangan Tuhan itu akan hadir. Kalau sudah rusak berat, bejat, itu pasti Allah hadir, kok. Jadi anak-anak muda ini harapan saya untuk membangun negeri ini ke depan lebih baik.

Bagaimana Penjelasan mengenai beasiswa untuk anak SMA agar belajar ke luar negeri?

Jadi kita ingin mengirim anak-anak the best dari SMA agar menjadi talenta luar biasa untuk Indonesia ke depan dalam penguasaan teknologi, segala macam.

Apakah ada studi khusus yang ditargetkan? Misal hanya jurusan tertentu saja.

Oh, enggak. Sesuai dengan kemampuan masing-masing anak-anak.

Untuk seni?

Mungkin, ya. Aku enggak tahu kalau seni. Belum tahu saya. Dulu zamannya Pak Habibie dikirim semua ke luar negeri, kan. Itu mirip-mirip.

Ibu ngefans dengan Pak Habibie?

Aku menghormati dia. I respect him sebagai seorang yang jujur. Kualitas dia sebagai seorang ilmuwan memang harus kita hargai.

3 dari 4 halaman

STT Internasional Harvest Gelar Nation Building Conference

Pertemuan Liputan6.com dengan Tri Mumpuni berada dalam sebuah acara yang digagas oleh STT Internasional Harvest, Nation Building Conference (NBC). Acara yang baru pertama kali diadakan ini ditujukan untuk membangun wawasan kebangsaan dan cinta Tanah Air melalui inspirasi dari tokoh-tokoh yang telah berkontribusi pada pembangunan bangsa di berbagai bidang: agama, pendidikan, teknologi, ekonomi, pemerintahan, seni budaya, media, dan keluarga.

Acara ini diselenggarakan selama dua hari, 24-25 Maret 2023, di Balai Sarbini, Jakarta. 

"Rangkaian acara NBC diawali dengan konser kebangsaan Harvest Soundnesia, dengan bintang tamu Lea Simanjuntak, Gilang Ramadhan, Andre Dinuth, Komodo Project, Echa Sumantri dan orkestra dari siswa STT Internasional Harvest sendiri. Alunan merdu campuran jazz dan musik etnik ini menggugah pendengarnya untuk tetap mencintai budaya bangsa di tengah gerusan budaya global," ujar STT Internasional Harvest dalam keterangan tertulisnya yang diterima Jumat (24/3/2023).

Dalam acara Nation Building Conference, turut mengundang sejumlah narasumber di antaranya Prof. Musdah Mulia yang bergerak di bidang dialog antar agama, Prof. Manlian Simanjuntak di bidang pembangunan infrastruktur, Prof. Joas Adiprasetya di bidang teologi publik, dan tentunya Dr. Jimmy Oentoro sebagai tuan rumah dan Ketua STT Internasional Harvest.

Acara ini juga mengundang berbagai tamu dari manca negara, seperti Prof. Kriengsak Chareonwongsak, Ph.D, anggota majelis tinggi dan pendiri Nation-Building Institute (NBI) di Thailand, Dr. L. Gregory Jones, Presiden dari Belmont University, Amerika, dan lainnya.

Menurut pihak STT Internasional Harvest, keberhasilan pembangunan tidak hanya terletak pada pemerintah saja, melainkan pada semangat dan karya setiap anak bangsa. "Ketika semua terlibat membangun bangsa, maka kemajuan akan terjadi dengan pasti." 

4 dari 4 halaman

Tujuan dari NBC

Menurut STT Internasional Harvest, tujuan dari NBC ini adalah membangun pemimpin melalui berbagai sarana dan beasiswa.

Berikut ini sejumlah hal yang diarahkan oleh STT Internasional Harvest:

  1. Building national leaders (membangun pemimpin nasional) melalui Lemhanas.
  2. Building servant leadership (membangun pemimpin yang melayani) melalui STT Internasional Harvest.
  3. Building technopreneur (membangun entrepreneur di bidang teknologi) melalui SOTN (School of Technopreneur Nusantara)
  4. Building sociopreneur (membangun entrepreneur di bidang sosial) melalui World Harvest.

Dalam NBC ini, para peserta diberi kesempatan untuk melihat dan terlibat langsung melalui berbagai pameran UMKM, bank sampah, dan keterlibatan dalam mengembangkan pendidikan di Indonesia.

Bersamaan dengan acara ini, diluncurkan pula buku bunga rampai "Impacting and Serving the Nation".

Buku ini merupakan buku kumpulan 30 artikel ilimah yang ditulis oleh 6 profesor, 18 doktor, dan 6 lulusan S2, termasuk para tokoh dan pakar di bidangnya, seperti Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati, S.E, M.Si, Kepala BKKBN Dr. (Hc). dr. Hasto Wardoyo, SP. Og (K), Prof. Joni Oktavian Haryanto, dan penulis-penulis lainnya.

 

Video Terkini