Liputan6.com, D.C - Militer Amerika Serikat harus siap menghadapi kemungkinan konfrontasi dengan China, kata para petinggi kementerian pertahanan negara itu.
Oleh karenanya, Kongres AS (DPR) menyetujui anggaran senilai US$842 miliar yang diusulkan oleh Pentagon (julukan Kemhan AS), untuk memodernisasi militer Amerika dan sekutunya di kawasan.
Baca Juga
"Ini adalah anggaran yang digerakkan oleh strategi – dan yang didorong oleh keseriusan persaingan strategis kami dengan Republik Rakyat Tiongkok," kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dalam kesaksian di hadapan Subkomite Pertahanan Kongres, dikutip dari MSN News (25/3).
Advertisement
Nilai anggaran itu meningkat 40% dari tahun lalu, yang ditujukan untuk membangun kemampuan militer di Pasifik dan mempertahankan sekutu di area tersebut.
Itu juga ditujukan untuk mengantisipasi ancaman teknologi baru militer China, seperti rudal hipersonik.
Jenderal Mark Milley, ketua Kepala Staf Gabungan AS mengatakan bahwa tindakan China "bergerak ke arah konfrontasi dan potensi konflik dengan tetangganya dan mungkin Amerika Serikat."
Milley mengatakan, "mencegah dan mempersiapkan perang sangat mahal, tapi tidak semahal berperang. Dan anggaran ini mencegah perang dan mempersiapkan kita untuk melawannya jika perlu."
Simak video pilihan berikut:
Advertisement
AS Mengkhawatirkan Aliansi China-Rusia
Menhan AS Austin juga mengkhawatirkan aliansi yang tumbuh antara China dan Rusia, dua negara kekuatan nuklir. Terutama, ketika Presiden Xi Jinping telah melakukan kunjungan ke Moskow baru-baru ini.
Dia menambahkan bahwa AS belum melihat China memberikan senjata ke Rusia, tetapi jika itu terjadi, "itu akan memperpanjang konflik dan tentu memperluas potensi konflik tidak hanya di kawasan tetapi secara global."
Jenderal Milley mengatakan Departemen Pertahanan harus terus memodernisasi pasukannya untuk memastikan mereka siap berperang jika diperlukan. "Adalah kewajiban kita untuk memastikan kita tetap menjadi No. 1 setiap saat untuk dapat menghalangi China," katanya.
Perang selama dua dekade di Irak dan Afghanistan mengikis peralatan militer dan kesiapan pasukan, sehingga AS berupaya mengganti sistem persenjataan dan memberi waktu bagi pasukan untuk mengatur ulang kondisi.
Kini, semua itu telah terbayar dan pasukan AS dalam kondisi siap.
"Tingkat kesiapan operasional kami sekarang lebih tinggi daripada selama bertahun-tahun," kata Milley. Lebih dari 60% pasukan aktif berada pada kondisi kesiapan tertinggi saat ini dan dapat dikerahkan untuk berperang dalam waktu kurang dari 30 hari, sementara 10% dapat dikerahkan dalam waktu 96 jam, katanya.
Milley memperingatkan bahwa keuntungan itu akan hilang jika Kongres tidak dapat mengeluarkan anggaran tepat waktu, karena itu akan segera mempengaruhi pelatihan.
NATO: Rusia dan Ukraina Terlibat Perang Gesekan, Barat Harus Siap Pasok Bantuan untuk Waktu Lama
Pada kabar lain: Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengklaim bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin tidak memiliki rencana bagi perdamaian di Ukraina. Karena itu, dia meminta Barat bersiap memasok bantuan untuk waktu yang lama.
Pertempuan Rusia versus Ukraina, sebut Stoltenberg, telah menjadi perang gesekan, yaitu strategi militer untuk memenangkan perang dengan melemahkan musuh sampai ke titik kehancuran.
Pertempuran sengit yang saat ini berpusat di sekitar Bakhmut, kata Stoltenberg, menunjukkan bahwa Rusia hanya bersedia mengerahkan ribuan dan ribuan tentara lagi untuk mengambil banyak korban demi keuntungan minimal.
"Presiden Putin tidak merencanakan perdamaian, dia merencanakan lebih banyak perang," ujar Stoltenberg seperti dilansir The Guardian, Kamis (23/3/2023).
Advertisement