Sukses

Earth Hour 2023: Cek Lokasi Perayaannya di Indonesia!

World Wildlife Fund (WWF) menggelar Earth Hour 2023 pada malam Ramadhan. Cek lokasinya di berbagai kota.

Liputan6.com, Jakarta - Acara tahunan Earth Hour 2023 jatuh di bulan Ramadhan. Seperti biasa, aktivis lingkungan di berbagai negara mengajak masyarakat ikut mematikan lampu selama satu jam.

World Wildlife Fund (WWF) menyebut dalam situs resminya bahwa kegiatan Earth Hour selama ini telah berlangsung di lebih dari 190 negara dan wilayah. Kegiatan Earth Hour ini sudah ada sejak 2007. 

Para pendukung acara ini secara simbolis mematikan lampu untuk mendukung aksi pencegahan iklim dan masalah lingkungan lainnya.

WWF Indonesia akan merayakan Earth Hour 2023 di berbagai kota. Tahun ini, Yayasan WWF Indonesia bekerja sama dengan Pemerintah Kota Surakarta memusatkan kegiatan puncak Earth Hour 2023 di Balaikota Surakarta.

“Tahun ini, kita memusatkan acara Earth Hour di Kota Solo, sebagai kota terpadat di Jawa Tengah, dan sudah pasti implikasinya adalah banyaknya sampah plastik, melalui momen ini kita mengajak masyarakat kota Solo untuk bijak menggunakan plastik dan mengelola plastik yang sudah terpakai," ujar Aditya Bayunanda, CEO Yayasan WWF Indonesia, dalam keterangan resminya, Sabtu (25/3/2023). 

Pada tahun ini, Earth Hour 2023 menjadi sorotan setelah Perjanjian Kunming-Montreal yang bersejarah di COP15 pada Desember tahun lalu.

"Saat itu negara-negara yang berpartisipasi sepakat untuk menghentikan dan mengemblikan hilangnya keanekaragaman hayati di tahun 2030. Oleh karena itu, tujuh tahun ke depan sangatlah penting, untuk memastikan bahwa ketika dekade ini berakhir, kondisi alam dan keanekaragaman hayati menjadi lebih baik, dan kita tetap menjaga kenaikan suhu bumi berada di bawah ambang batas 1.5°C untuk menghindari kerusakan permanen pada Bumi kita," tulis pihak WWF.

Apabila tidak di Surakarta, WWF juga menyediakan sejumlah titik untuk melaksanakan Earth Hour bersama-sama d berbagai kota Indonesia. Berikut daftarnya:

2 dari 4 halaman

Lokasi Earth Hour 2023 di Indonesia

Cek lokasi Earth Hour 2023 di Indonesia pada 25 Maret 2023:

  • Jakarta: Baywalk Mall Pluit (20.30-21.30)
  • Bali: Hotel Conrad Nusa Dua (20.30-21.30)
  • Bandung: Kopi Seru Setraari (20.30-21.30)
  • Depok: Mall Pesona Square (20.30-21.30)
  • Tangerang: Supermall Karawaci (20.30-21.30)
  • Serang: Kopi Nako Serang (21.30-22.30)
  • Yogyakarta: Tip Tap Toe (20.30-21.30)
  • Solo: Balai Kota Surakarta (20.30-21.30)
  • Semarang: Hotel Conrad Nus Dua (20.30-21.30)
  • Surabaya: Taman Prestasi (20.30-21.30)
  • Palopo: Eer Kafe (21.30-22.30)
  • Bandar Lampung: Novotel Lampung & Golden Tulip Hotel (20.30-21.30)
  • Medan: The Reiz Suites Hotel (20.00-22.00)
  • Jember: Hotel Dafam Fortuna & Hotel Aston Jember (20.30-21.30)
  • Mataram: Kojo Kedai & Sheraton Lombok (20.30-21.30)
  • Aceh: Aula Kantor Gubernur (20.30-21.30)
  • Jayapura: Taman Imbi (20.30-21.30)
  • Purwokerto: Alun-Alun Purwokerto (20.30-21.30)
  • Batu: Online (20.30-21.30)
  • Balikpapan: Online (20.30-21.30)
3 dari 4 halaman

Luncurkan Platform GTI, Menteri PUPR: Gerakan Nyata Peduli Isu Perubahan Iklim

Sebelumnya dilaporkan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono bersama Menteri Lingkungan Hidup Korea Han Wha-jin, serta perwakilan negara dan institusi global yang hadir dalam rangkaian acara UN 2023 Water Conference meluncurkan Platform Green Transition Initiative (GTI) di New York, Amerika Serikat, Kamis (23/3/2023).

Basuki mengatakan bahwa Green Transition Initiative (GTI) atau Inisiatif Transisi Hijau ini berbicara tentang gerakan nyata untuk menunjukkan kepedulian terhadap isu perubahan iklim.

"Kehadiran anda semua di sini hari ini adalah bukti pentingnya platform GTI dan pentingnya kerja sama internasional dalam mengatasi tantangan perubahan iklim," katanya.

Basuki juga menegaskan bahwa perubahan iklim merupakan salah satu masalah paling mendesak yagn dihadapi dunia saat ini. Guna menanggulangi hal tersebut, ia mengingatkan bahwa tindakan kolektif dan kerja sama di tingkat global sangat dibutuhkan.

"Ini bukan tindakan yang bisa dilakukan sendiri. Dibutuhkan kerja sama dan strategi yang kolaboratif. Inilah inti dari Green Transition Initiative (GTI)," ujarnya.

4 dari 4 halaman

Platform Kolaborasi

Sebagai informasi, GTI merupakan platform kerja sama internasional yang berfokus pada pengembangan infrastruktur hijau atau ramah lingkungan. Tujuan dari platform ini guna merespon isu perubahan iklim melalui kerja sama pembangunan ramah lingkungan.

Basuki mengatakan bahwa melalui platform ini, solidaritas untuk ketahanan iklim global akan terbangun, kemitraan dalam mencapai adaptasi dan mitigasi akan tercapai, serta penggalangan partisipasi global akan terwujud.

"Platform GTI merupakan upaya mendorong masyarakat internasional untuk melindungi lingkungan dan mempromosikan kegiatan adaptasi serta mitigasi berbasis proyek. Tujuannya untuk membantu negara peserta dalam mencapai target ketahanan iklim dan pembangunan berkelanjutan melalui transisi hijau dalam pembangunan infrastruktur dan solusi berbasis lingkungan," jelasnya.

Basuki berharap bahwa platform GTI akan menjadi alat penting untuk mempromosikan kerja sama internasional dan berbagi pengetahuan tentang teknologi hijau atau ramah lingkungan dan berbagai inovasi lainnya.

"Ini akan membantu kita mempercepat upaya untuk mengatasi perubahan iklim dan mempromosikan pembangunan berkelanjutan. Saya harap kita bisa mewujudkan visi ini dan menyebarkan semangat positif di antara bangsa-bangsa lain. Kami siap untuk menjadi bagian dari perubahan di dunia," ujarnya.

Basuki juga menjelaskan bahwa Indonesia telah memulai pembangunan infrastruktur persampahan, air limbah, dan air bersih di hampir 600 kota/kabupaten di Indonesia, serta pembangunan bendungan atau waduk, irigasi, pengendalian banjir dan pengaman pantai, perumahan, jalan dan jembatan.

"Ada juga proyek yang dilakukan bersama dengan Pemerintah Korea seperti Proyek Infrastruktur Pasokan Air Bersih di Ibu Kota Baru Nusantara. Proyek ini bertujuan untuk menyediakan air bersih yang berasal dari Bendungan Sepaku Semoi dengan menggunakan teknologi ramah lingkungan," tuturnya.

"Dalam waktu dekat akan ada kerja sama proyek lain, yakni fotovoltaik atau panel surya terapung di beberapa bendungan yang baru dibangun. Semoga proyek-proyek tersebut akan berkontribusi pada upaya global pengurangan dan mitigasi emisi gas rumah kaca," tambah Basuki.