Sukses

28 Maret 2000: Tabrakan Kereta dan Bus Sekolah di Georgia, 2 Anak Tewas 5 Lainnya Terluka Parah

Sebuah kereta dan bus sekolah tabrakan di persimpangan yang tidak memiliki rambu peringatan atau bahkan plang. Dua anak tewas dan lima lainnya dalam kondisi terluka parah.

Liputan6.com, Tennga - Sebuah kereta barang dan bus sekolah mengalami tabrakan tepat 23 tahun yang lalu di Tennga, Georgia, dua anak tewas dan lima lainnya dalam keadaan kritis.

Tabrakan kereta dan bus sekolah tersebut terjadi di sebuah persimpangan di desa yang tidak memiliki pagar atau konstruksi pelindung lainnya.

Mengutip dari AP, Senin (27/3/2023), kereta barang dengan muatan mobil melintas dan mengoyak bus sekolah pada pagi hari tanggal 28 Maret 2000.

Kereta menyeret bus kuning hingga sekitar 100 yard atau 91 meter, tubuh bus dipastikan hancur.

Beberapa anak terlempar ke tanah berkerikil di samping rel dan beberapa lainnya berlumuran darah di dalam bus.

Joe Brown, seorang warga yang tinggal 300 kaki dari penyeberangan, mengatakan bahwa suara tabrakan pada saat itu seperti guntur atau bom meledak, putri sahabatnya merupakan salah satu dari dua korban tewas.

John Watson, warga lokal lainnya, tiba di tempat kejadian dengan pekerja darurat lainnya untuk membantu evakuasi. 

John menarik seorang gadis yang terluka parah dari reruntuhan, “Saya terkejut bahwa dia masih hidup,” ucapnya menggambarkan seberapa parah kejadian di pagi itu.

Kecelakaan kereta mengenaskan ini menimbulkan pertanyaan besar tentang keamanan perlintasan kereta tingkat pedesaan.

Kereta dan bus sekolah bertemu di sebuah persimpangan satu jalur, tepat di seberang garis negara bagian di Tennessee.

Persimpangan itu tidak memiliki lampu peringatan atau bahkan lengan penyeberangan. Tak hanya itu, relnya yang melengkung melewati pohon pinus di daerah perbukitan juga menyulitkan para pelintas untuk melihat kereta api yang akan datang.

2 dari 4 halaman

Bus Terkoyak dan Anak-anak Terlempar

Hukum Georgia mewajibkan bus sekolah untuk berhenti setidaknya 15 kaki dari rel sebelum menyeberang, juga diimbau untuk memastikan kedatangan kereta  dengan salah satunya yaitu membuka pintu bus untuk mendengarkan suara pertanda kereta akan lewat.

Dikatakan kepada Patroli Jalan Raya Tennessee bahwa kereta telah membunyikan peluitnya dan ketika melihat sebuah bus mendekati persimpangan, peluit terus menerus dibunyikan.

Kereta juga sudah berusaha untuk dihentikan, tetapi malangnya kereta sangat sulit untuk berhenti dan alhasil terjadilah tabrakan tragis tersebut.

Dua korban tewas adalah Kayla Silvers berumur enam tahun dan Daniel Pack berumur sembilan tahun.

Rhonda Cloer, sang pengemudi, diberitakan dalam kondisi yang baik. Lima anak terluka, rentang usia lima hingga sembilan tahun, tiga dari lima dalam kondisi kritis dan dua lainnya dalam kondisi serius. 

Putri pengemudi juga berada dalam bus pada saat itu, ia termasuk di antara korban terluka.

Berbanding terbalik dengan para penumpang bus sekolah, tidak ada seorang pun di kereta yang terluka.

3 dari 4 halaman

Pengemudi Teliti dan Tidak Memiliki Catatan Kecelakaan

Pagi itu, Cloer sedang mengemudi dengan rute regulernya untuk sistem sekolah di Murray County, menjemput para murid dan mengantar mereka ke Sekolah Dasar Northwest di utara Chatsworth. 

Tabrakan terjadi pada pukul setengah tujuh pagi ketika bus akan menyeberang ke Polk County, Tenn..

Kereta dengan 32 gerbong barang CSX yang saat itu sedang mengangkut mobil Chevy Blazer, membalikkan, mengoyak, dan menyeret jauh bus sekolah itu.

Kate Pannell, personnel director sekolah Murray County, mengatakan bahwa ia tidak tidak menemukan adanya catatan kecelakan dalam riwayat mengemudi Cloer.

Pannell mengatakan bahwa Cloer telah mengemudi ke distrik tersebut selama sekitar tiga tahun, waktu yang lama untuk mengasah kemampuan mengemudinya.

Selain itu, warga juga mengatakan sopir bus tampak teliti.

Edward Watson, salah satu warga, mengatakan bahwa sang pengemudi sering kali memastikan terlebih dahulu apakah ada kereta yang akan lewat atau tidak, sebelum ia membawa busnya melintas.

“Sulit untuk melihat kereta datang, dan jika terdapat anak-anak bersamamu di dalam bus, meskipun kereta telah membunyikan klaksonnya, dia mungkin tidak akan mendengarnya.” kata Edward.

Selain itu, tidak adanya pagar dan plang juga dipermasalahkan oleh beberapa warga.

4 dari 4 halaman

Keamanan Persimpangan Dipertanyakan

Setiap hari, sekitar 150 mobil melewati persimpangan tersebut dan terdapat 13 kereta dengan rute yang melewati persimpangan, seluruhnya berkecepatan sekitar 60 mph, kata Luanne Grandinetti, juru bicara Departemen Perhubungan Tennessee.

Dari 3.424 perlintasan kereta api di negara bagian tersebut, 61 persen bersifat “pasif”, artinya ada tanda peringatan, tetapi tidak ada lampu atau gerbang. 

Sistem peringatan elektronik hanya dipasang di persimpangan dengan lebih dari 100 mobil melintas setiap harinya, di persimpangan yang merupakan lalu lintas bus sekolah dan kereta api reguler, dan di persimpangan tempat kecelakaan fatal pernah terjadi.

Biayanya 10 miliar dolar untuk memasang lampu peringatan dan gerbang di 85.000 penyeberangan rel kereta api di Amerika Serikat yang tidak memilikinya, kata Gerri Hall, presiden Operation Lifesaver Inc., sebuah lembaga nirlaba di Alexandria, Va., yang mempromosikan keselamatan lalu lintas.

“Kami tidak memiliki uang sebanyak itu,” katanya, ia menambahkan bahwa setengah dari semua kecelakaan kereta api terjadi di perlintasan yang memiliki lampu peringatan dan lengan penjaga.

Menurut Federal Railroad Administration, kecelakaan antara kereta api dan kendaraan jalan raya telah turun hampir sebanyak 90 persen sejak tahun 1972..

Dengan terjadinya kecelakaan tersebut, Northwest Elementary tetap menjalankan jadwal kelas regulernya. Pihak sekolah juga mengundang tiga konselor ke sekolah.