Sukses

30 Maret 1975: 11 Anggota Keluarga Jadi Korban Pembantaian di Minggu Paskah

Pembunuhan brutal dan tanpa motivasi terhadap 11 anggota keluarga, James Ruppert dipenjara seumur hidup atas pembantaian paling mematikan dan cabul di sejarah AS.

Liputan6.com, Hamilton - Tepat hari ini 48 tahun silam, kejadian mengerikan terjadi. Peristiwa ini dijuluki sebagai "Eastern Sunday Massacre" atau pembantaian minggu paskah.

Kala itu, seorang pria menembak mati 11 anggota keluarganya di rumah, termasuk ibu, saudara laki-laki, ipar perempuan, dan delapan anak mereka pada hari Minggu Paskah tanggal 30 Maret 1975. 

Hingga saat ini, kasus pembunuhan tersebut dianggap sebagai salah satu penembakan paling mematikan dan paling mengerikan dalam sejarah AS.

Dikutip dari The LineUp, Selasa (28/3/2023) di momen Minggu pagi yang dingin itu, Leonard Ruppert (42) berkendara bersama keluarganya menuju rumah ibunya untuk merayakan paskah.

Ibunya Leonard yang sudah menjadi janda saat itu, tinggal bersama saudara lakinya yang lebih muda bernama James.

Para tetangga sempat melihat mobil Leonard di halamannya, yang kemudian bersama-sama mencari telur paskah bersama istri dan delapan anaknya.

Tak disangka bahwa malam itu akan menjadi malam pembantaian bagi keluarganya.

James Ruppert, saudara laki-lakinya sendiri, menjadi pelaku dari pembantaian tersebut.

Kurangnya motif dan sifat yang membingungkan dari pelaku, menimbulkan pertanyaan hingga saat ini. Apa yang mendorong pelaku untuk melakukan kejahatan seperti itu?

2 dari 5 halaman

Masa Lalu Leonard Ruppert

Jika melihat dari masa lalunya, kisah hidup James biasa-biasa saja. Ia lahir pada 12 April 1934 dari Charity dan Leonard Ruppert, yang terakhir memiliki temperamen keras dan berjuang melawan alkoholisme.

James memiliki satu adik laki-laki, Leonard Ruppert, bersama-sama mereka sering menerima imbas kemarahan ayah mereka. Leonard Sr. meninggal saat James berusia 14 tahun.

James tidak pernah menonjol. Dia berbadan kecil dan hidup dalam bayang-bayang saudaranya Leonard Ruppert, yang lebih tinggi, lebih terbuka, dan pengganti "sosok ayah" dalam rumah tangga keluarga.

Seperti yang sering terjadi antara saudara laki-laki dan saudara kandung, Leonard Ruppert sering menindas James karena sifatnya yang menyendiri.

James hampir menyerah pada semua tekanan ini, melarikan diri pada usia 16 tahun untuk bunuh diri. Namun karena tidak berhasil dalam usahanya, dia menjadi tidak yakin dengan keputusannya dan segera pulang ke kehidupannya yang tenang dan tanpa tujuan.

Kedua saudara itu mempunyai hidup yang bertolak belakang. James putus kuliah di tengah jalan, dan menjadi pengangguran dan lajang. Dia punya pacar bernama Alma, tapi hubungan itu tidak bertahan lama.

Sedangkan Leonard Ruppert kuliah dan mendapatkan gelar di bidang teknik elektro, mendapatkan pekerjaan dan akhirnya menikah dengan mantan James, Alma. Bersama-sama mereka memiliki delapan anak.

 

3 dari 5 halaman

Masalah Hidup James

James tidak pernah bangkit sepenuhnya dari kepahitan hidupnya dan terus tinggal bersama ibunya, Charity.

Kemudian dia membangun kebiasaan alkoholik yang membuat ibunya muak. Charity percaya bahwa jika dia punya uang untuk mabuk setiap malam di bar lokal, 19th Hole, dia punya cukup uang untuk membayar.

Akhirnya ibunya pun mengusir James dari rumah

James bertindak berbeda sekitar sebulan sebelum Minggu Paskah.

Diduga depresi, dia terlihat membeli amunisi senjata. Satu hari sebelum pembantaian, beberapa orang mengaku melihatnya menembak kaleng di dekat Great Miami River di Hamilton.

Malam sebelum paskah, James pergi ke bar 19th Hole lagi untuk mabuk, dan sempat bercerita tentang masalah hidupnya ke bartender yang ada di sana.

4 dari 5 halaman

Hari Pembantaian

Leonard Ruppert dan istrinya Alma mengunjungi Charity di rumahnya untuk perayaan, termasuk acara berburu telur Paskah untuk anak-anak.

Pada saat itu, James berada di kamar atas sedang tidur karena mabuk malam sebelumnya.

Sekitar pukul jam 18.00 sore waktu setempat, Charity sedang memasak di dapur bersama Leonard Ruppert, Alma, dan anak-anaknya. Tak lama kemudian, James turun membawa Magnum 357, dua pistol kaliber 22, dan senapan.

Dia masuk dapur dan membunuh saudaranya terlebih dahulu, diikuti oleh Alma dan Charity. Setelah memastikan mereka mati, dia menembak jatuh David, Teresa, dan Carol, lalu meninggalkan dapur dan berjalan ke ruang tamu, berbaring di sofa sambil membunuh keponakan yang tersisa, termasuk Leonard III, Michael, Thomas, dan Yohanes.

Meskipun sudah ditembak sekali di dada, James mundur dan melepaskan beberapa tembakan ke korban untuk memastikan mereka mati.

Dalam waktu lima menit singkat, James membantai 11 orang yang semuanya adalah anggota keluarga dia sendiri.

Menunggu kira-kira tiga jam setelah pembantaian, dia menelepon polisi dan berkata, "Ada penembakan".

5 dari 5 halaman

Nasib James Ruppert Setelah Itu

Dia dijatuhi hukuman seumur hidup atas pembunuhan tersebut.

Dalam persidangan selanjutnya tahun 1982, hakim memutuskan Ruppert bersalah atas pembunuhan ibu dan saudara laki-lakinya, tetapi mereka membebaskannya dari sisa pembunuhan lainnya karena dianggap kasus kegilaan. Meski begitu, hukumannya tetap penjara seumur hidup.

Ruppert terus menjalani hukumannya di Franklin Medical Center di Columbus, Ohio.

Pada April 2015 lalu, dia menerima sidang lagi dan hasil keputusan tetap menolak pembebasan dia.

Sidang berikutnya dijadwalkan pada Februari 2025. Namun, telah dikabarkan pada pertengahan tahun lalu, James Ruppert meninggal di usia 88 tahun dalam penjara.

Ada yang berspekulasi bahwa Ruppert cemburu pada saudara laki-lakinya karena menikahi Alma, karena Alma Ruppert adalah satu-satunya korban yang ditembak tepat sekali di jantung.