Liputan6.com, Moskow - Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov pada Rabu (29/3/2023) mengatakan, negaranya tidak akan lagi mengabarkan Amerika Serikat (AS) tentang uji coba rudal seperti yang disepakati di bawah perjanjian kontrol nuklir New START, yang telah ditangguhkan Presiden Vladimir Putin bulan lalu.
"Tidak akan ada pemberitahuan sama sekali," kata Ryabkov seperti yang dilaporkan oleh kantor berita Rusia dan dilansir AP, Kamis (30/3/2023), ketika ditanya apakah Moskow akan berhenti mengeluarkan pemberitahuan tentang uji coba rudal yang direncanakan. "Semua jenis pemberitahuan, semua aktivitas dalam kerangka perjanjian akan ditangguhkan dan tidak akan dilakukan terlepas dari posisi yang diambil AS."
Pernyataan tersebut muncul saat militer Rusia menggelar latihan dengan peluncur rudal balistik antarbenua (ICBM) Yars di Siberia, yang dimulai pada Rabu.
Advertisement
Bersamaan dengan data terkini pasukan nuklir kedua negara yang secara rutin dirilis setiap enam bulan sesuai dengan perjanjian New START, AS dan Rusia juga telah bertukar peringatan sebelumnya tentang uji coba rudal dan penyebaran senjata nuklir mereka.
Pemberitahuan semacam itu telah menjadi elemen penting dari strategi stabilitas selama beberapa dekade, memungkinkan Moskow dan Washington menafsirkan dengan benar langkah satu sama lain dan memastikan tidak ada negara yang salah paham soal uji coba rudal dengan menganggapnya sebagai serangan.
Putin menangguhkan perjanjian New START bulan lalu. Dia mengatakan, Rusia tidak dapat menerima inspeksi AS atas situs nuklirnya berdasarkan perjanjian itu pada saat Washington dan sekutu NATO-nya secara terbuka menyatakan kekalahan Moskow di Ukraina sebagai tujuan mereka.
Rusia menekankan bahwa pihaknya tidak menarik diri sama sekali dari pakta tersebut dan akan terus menghormati batasan senjata nuklir yang ditetapkan.
Tidak jelas apakah pernyataan Ryabkov mengindikasikan niat Moskow untuk menghentikan semua pemberitahuan terkait uji coba rudal atau hanya yang ditentukan oleh perjanjian New START.
Moskow dan Washington telah bertukar pemberitahuan tentang uji coba rudal balistik sejak era Perang Dingin. Bulan lalu, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa pihaknya akan terus menerapkannya sejalan dengan perjanjian AS-Uni Soviet tahun 1988.
AS Belum Menerima Pemberitahuan Resmi
Wakil juru bicara Departemen Luar Negeri AS Vedant Patel mengatakan, pihaknya belum menerima pemberitahuan yang menunjukkan perubahan. Dia menambahkan bahwa Washington memiliki kekhawatiran menyeluruh tentang perilaku sembrono Rusia terkait dengan perjanjian New START.
New START, yang ditandatangani pada tahun 2010 oleh Presiden Barack Obama dan Dmitry Medvedev saat itu, membatasi masing-masing negara untuk memiliki tidak lebih dari 1.550 hulu ledak nuklir yang dikerahkan dan 700 rudal dan pengebom yang dikerahkan.
Perjanjian tersebut mengharuskan pula inspeksi menyeluruh di tempat untuk memverifikasi kepatuhan masing-masing pihak.
Faktanya, pemeriksaan telah ditunda sejak tahun 2020 karena pandemi COVID-19. Diskusi untuk melanjutkannya seharusnya dilakukan pada November 2022, tetapi Rusia tiba-tiba menangguhkannya atas alasan dukungan AS untuk Ukraina.
Advertisement