Sukses

Belarus: Perang Nuklir Kian Nyata Jika AS Terus Mendukung Ukraina dalam Perang dengan Rusia

Belarus memperingatkan, ancaman perang nuklir kian nyata jika Amerika Serikat dan negara Barat terus melanjutkan dukungan untuk Ukraina dalam perang dengan Rusia.

Liputan6.com, Minsk - Pemimpin Belarus Alexander Lukashenko memperingatkan, ancaman perang nuklir kian nyata jika Amerika Serikat dan negara Barat terus melanjutkan dukungan untuk Ukraina dalam perang dengan Rusia.

"Sebagai hasil dari upaya Amerika Serikat dan sekutunya, perang skala penuh telah terjadi di [Ukraina] ... perang dunia ketiga dengan api nuklir membayangi cakrawala," kata Lukashenko pada Jumat 31 Maret 2023, dikutip dari DW (1/4/2023).

Dalam pidato tahunan kepada anggota parlemen dan pejabat pemerintah, sekutu terdekat Presiden Rusia Vladimir Putin itu menyerukan gencatan senjata segera di Ukraina.

"Semua masalah teritorial, rekonstruksi, keamanan, dan lainnya dapat dan harus diselesaikan di meja perundingan, tanpa prasyarat," kata Lukashenko.

Akan tetapi, Rusia pernah menola seruan itu. Moskow mengatakan tidak dapat mencapai tujuan "operasi militer khusus" dengan cara ini.

Kendati demikian, Lukashenko menyambut baik rencana Putin untuk mengerahkan senjata nuklir taktis Rusia ke Belarus. Hal itu dianggap bisa melindungi negaranya dari kemungkinan invasi dari negara tetangga Polandia.

"Percayalah, saya tidak pernah menipu Anda. Mereka bersiap untuk menyerang Belarus, untuk menghancurkan negara kami," kata Lukashenko tanpa memberikan bukti apa pun atas klaim tersebut.

2 dari 4 halaman

Simak video pilihan berikut:

3 dari 4 halaman

Putin Memperingatkan Hal Serupa

Peringatan Lukashenko menggemakan pernyataan berulang dari Putin bahwa risiko perang nuklir semakin meningkat.

Pada Februari, Putin menandatangani undang-undang yang secara resmi menangguhkan perjanjian senjata nuklir dengan Amerika Serikat.

Pada Sabtu 25 Maret, Putin mengumumkan Rusia akan mengerahkan senjata nuklir taktis di Belarus, pertama kali sejak pertengahan 1990-an Moskow akan menempatkan senjata di luar negeri.

Keputusan Putin mengikuti peringatannya yang berulang kali bahwa Moskow siap menggunakan "semua cara yang tersedia", mengacu pada persenjataan nuklirnya, untuk menangkis serangan di wilayah Rusia.

Lukashenko mengatakan Rusia akan terpaksa menggunakan "senjata paling mengerikan" jika merasa terancam.

"Tidak mungkin untuk mengalahkan kekuatan nuklir. Jika kepemimpinan Rusia memahami bahwa situasi mengancam menyebabkan disintegrasi Rusia, itu akan menggunakan senjata yang paling mengerikan. Ini tidak bisa dibiarkan," katanya.

4 dari 4 halaman

Vladimir Putin: Rusia Akan Menempatkan Senjata Nuklir Taktis di Belarus

Rusia akan menempatkan senjata nuklir taktis di Belarus. Hal itu disampaikan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.

Presiden Putin mengatakan, langkah itu tidak akan melanggar perjanjian non-proliferasi nuklir. Ia membandingkannya dengan Amerika Serikat yang menempatkan senjatanya di berbagai negara di Eropa Barat.

Kendati demikian, Moskow tidak akan memberikan kendali senjata nuklir tersebut ke Minsk (ibu kota Belarus), kata Putin seperti dikutip dari BBC, Minggu (26/3/2023).

Belarus berbatasan dengan Rusia di timur dan Ukraina di selatan. Sepanjang Perang Rusia-Ukraina, Minsk dianggap membantu Moskow dalam melancarkan operasi militer ke Kiev.

AS mengatakan tidak percaya Rusia sedang bersiap untuk menggunakan senjata nuklir setelah pengumuman itu.

"Kami belum melihat alasan untuk menyesuaikan postur nuklir strategis kami sendiri," kata Departemen Pertahanan AS dalam sebuah pernyataan.

"Kami tetap berkomitmen untuk pertahanan kolektif aliansi NATO."

Presiden Putin mengatakan kepada televisi negara Rusia pada hari Sabtu bahwa pemimpin Belarus Alexander Lukashenko telah lama mengangkat masalah penempatan senjata nuklir taktis di Belarus.

"Tidak ada yang aneh di sini juga," katanya. "Pertama, Amerika Serikat telah melakukan ini selama beberapa dekade. Mereka telah lama mengerahkan senjata nuklir taktis mereka di wilayah negara sekutu mereka."

Rusia akan menyelesaikan pembangunan fasilitas penyimpanan senjata nuklir taktis di Belarus pada 1 Juli, tambah Presiden Putin.

Selengkapnya...