Sukses

Presidensi India di KTT G20: Lebih dari 50 Pertemuan Telah Digelar

Sejauh ini di bawah Kepresidenan G20 India sejak pada 1 Desember 2022, dua pertemuan tingkat menteri, dua pertemuan tingkat Sherpa, 23 Working Groups, 20 Engagement Groups, dan satu Curtain Raiser diadakan.

Liputan6.com, New Delhi - Tonggak sejarah tercipta di Kepresidenan G20 yang dipegang oleh India. Pasalnya, pada Selasa (29/3) menandai setengah pertemuan negara-negara ekonomi kuat di dunia.

Tiga pertemuan terselenggara pada (29/3) di Mumbai, Vizag dan Ramnagar, sehingga total menjadi 50 pertemuan selama India memegang presidensi.

Sejauh ini di bawah Kepresidenan G20 India sejak pada 1 Desember 2022, dua pertemuan tingkat menteri, dua pertemuan tingkat Sherpa, 23 Working Groups, 20 Engagement Groups, dan satu Curtain Raiser diadakan.

India mengambil alih Presidensi G20 dari India pada 1 Desember tahun lalu dan akan mengadakan KTT puncak G20 untuk pertama kalinya akhir tahun ini.

Kepresidenan India akan berlanjut hingga 30 November 2023, dikutip dari laman Bignewsnetwork.com, Minggu (2/4/2023).

Kelompok 20 negara yang tergabung dalam G20 adalah forum antar pemerintah yang terdiri dari 19 negara yaitu: Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brazil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Korea Selatan, Meksiko, Prancis, Rusia, Tiongkok, Turki, dan Uni Eropa.

Anggota G20 mewakili sekitar 85 persen dari PDB global, lebih dari 75 persen perdagangan global, dan sekitar dua pertiga populasi dunia.

G20 didirikan pada tahun 1999 setelah krisis keuangan Asia sebagai forum Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral untuk membahas masalah ekonomi dan keuangan global.

Pertemuan ini ditingkatkan pada tingkat Kepala Negara dan pemerintahan setelah krisis ekonomi dan keuangan global tahun 2007, dan, pada tahun 2009, ditetapkan sebagai "forum utama untuk kerja sama ekonomi internasional".

Pertemuan Kedua di Forum Sherpa G20 Akan Berlangsung di Kerala

Sementara itu, pertemuan Sherpa G20 kedua di bawah Kepresidenan G20 India telah berlangsung di sebuah desa yang indah bernama Kumarakom Kerala dari 30 Maret hingga 2 April 2023.

Pertemuan tersebut dipimpin oleh G20 Sherpa Amitabh Kant dari India, dikutip dari Thestateman.com.

Pertemuan empat hari lebih dari 120 delegasi dari Anggota G20, 9 negara undangan, dan berbagai organisasi internasional dan regional akan mengadakan diskusi multilateral tentang prioritas ekonomi dan pembangunan G20 serta dalam mengatasi tantangan global kontemporer.

Pembahasan akan difokuskan baik pada pendekatan kebijakan maupun implementasi konkrit.

 

2 dari 3 halaman

Isu Iklim Jadi Fokus Utama India di KTT G20

India secara resmi mengambil perannya sebagai ketua Kelompok 20 Ekonomi Terkemuka (G20) untuk tahun yang akan datang pada hari Kamis (1/12) dan menempatkan iklim sebagai prioritas utama kelompok tersebut.

Program-program untuk mendorong kehidupan dan keuangan yang berkelanjutan bagi negara-negara yang beralih ke energi bersih dan mengatasi dampak pemanasan dunia adalah beberapa bidang utama yang akan menjadi fokus India selama masa kepresidenannya, kata para ahli.

Beberapa pihak mengatakan India juga akan menggunakan posisi barunya untuk meningkatkan kredensial iklimnya dan bertindak sebagai jembatan antara kepentingan negara industri dan negara berkembang, dikutip dari VOA Indonesia, Kamis (1/12/2022).

Negara ini telah mengambil banyak langkah untuk mencapai sasaran iklimnya dalam beberapa tahun terakhir, tetapi saat ini masih menjadi salah satu penghasil emisi gas terbesar di dunia.

G20, yang terdiri dari 20 ekonomi terbesar di dunia, memiliki kepresidenan bergilir yang bertanggung jawab atas agenda dan prioritas kelompok tersebut setiap tahunnya. Para ahli yakin India akan menggunakan kepresidenan G20-nya untuk memajukan rencana iklim dan pembangunannya.

India telah meningkatkan kredensial iklimnya, dengan target-target domestiknya baru-baru ini untuk beralih ke energi terbarukan yang lebih ambisius daripada target-target yang diajukannya ke PBB sebagai bagian dari Perjanjian Paris, yang mengharuskan negara-negara menunjukkan bagaimana mereka berencana membatasi pemanasan hingga target suhu yang ditetapkan pada tahun 2015.

3 dari 3 halaman

India Ambil Alih Kepresidenan G20

Perhelatan KTT G20 yang dipegang Indonesia telah berakhir. Kelompok 20 ekonomi terkemuka itu menyatakan bahwa sebagian besar dari mereka mengutuk keras perang di Ukraina dan memperingatkan bahwa konflik tersebut semakin merapuhkan ekonomi dunia.

Mengambil palu dari Presiden Indonesia Joko Widodo, Perdana Menteri India Narendra Modi, yang negaranya akan mengambil alih kursi kepresidenan G20, mengatakan India akan berusaha "memajukan inisiatif Indonesia yang terpuji."

“Hadirin yang terhormat, India memikul tanggung jawab G20 pada saat dunia menghadapi ketegangan geopolitik, resesi ekonomi, kenaikan harga pangan dan energi, sekaligus efek buruk jangka panjang akibat pandemi,” kata Modi.

Deklarasi penutupan KTT pada Rabu sore sangat penting dalam menyoroti perang itu mengingat perpecahan di antara kelompok tersebut, yang tidak hanya mencakup Rusia tetapi juga negara-negara seperti China dan India yang memiliki hubungan perdagangan yang signifikan dengan Rusia. Kedua negara tidak mengecam secara langsung perang tersebut.

Namun, KTT itu mengakui "ada pandangan lain dan penilaian yang berbeda" dan menyatakan bahwa G20 "bukan forum untuk menyelesaikan masalah keamanan."