Liputan6.com, St. Petersburg - Seorang balita asal Florida yang hilang, telah ditemukan tewas Jumat lalu, setelah pihak berwenang mengatakan mereka menemukan tubuh bocah berusia dua tahun itu perut buaya.
Balita yang bernama Taylen Mosley, dilaporkan hilang setelah ibunya, Pashun Jeffery (20) ditemukan tewas di apartemennya Kamis sore dengan beberapa luka tusukan, kata Kepala Polisi St. Petersburg Anthony Holloway dalam konferensi pers Jumat.
Baca Juga
Polisi St. Petersburg menduga bahwa Taylen sengaja dimasukkan ke danau oleh ayahnya, yang juga dituduh membunuh ibu dari anak itu.
Advertisement
Diberitakan oleh CNN, Selasa (4/4/2023)Â Thomas Mosley, pria berusia 21 tahun, menghadapi dua dakwaan kasus pembunuhan tingkat pertama.
"Karena tuduhan yang sangat serius seputar kehilangan tragis ini, penyelidikan kami saat ini difokuskan untuk mengumpulkan informasi tentang fakta dan keadaan kasus tersebut, serta kondisi mental klien kami," kata juru bicara Pembela Umum Sirkuit Peradilan Keenam Sara Mollo dalam sebuah pernyataan.
Mosley diduga "melempar atau menempatkan" putranya yang berusia 2 tahun, Taylen, ke dalam danau, menimbulkan "luka mematikan" yang menyebabkan kematian anak itu.
Malam sebelum Pashun ditemukan, Mosley diduga pergi ke rumah ibunya karena adanya "luka parah di kedua tangan dan lengannya seperti luka yang disebabkan oleh gerakan terpeleset serangan pisau" dan pergi ke rumah sakit untuk dirawat, menurut sebuah surat pernyataan.
Pada akhirnya, Mosley ditahan di Penjara Pinellas County pada hari Jumat, menurut situs web kantor sheriff.
Dia dijadwalkan untuk sidang obligasi pada 11 April 2023.
Â
Kronologi Penemuan Jasad
Menurut sebuah pernyataan tertulis, Kamis lalu, keluarga Pashun datang untuk memeriksanya dan melihat darah di trotoar yang menjejak dari apartemennya.
Ketik masuk, mereka menemukan Pashun yang sudah tewas dengan lebih dari 100 luka dan tusukan.
"Sidik jari berdarah pada botol pembersih yang sengaja diletakkan di bawah tempat tidur dalam TKP sudah diidentifikasi milik (Mosley)," kata pernyataan tertulis itu.
"Sebuah cetakan sepatu berdarah dengan lambang 'Gucci' juga terlihat di lantai kamar mandi tempat korban ditemukan," lanjut pernyataan tertulis tersebut.
Namun, anak berusia 2 tahun itu tidak ada di TKP dan pihak berwenang langsung melakukan pencarian untuk bocah itu.
Keesokan harinya, seekor buaya dengan sebuah benda di mulutnya, terlihat di Dell Homes Park hanya beberapa mil jauhnya dari tempat Pashun ditemukan tewas, kata polisi.
Petugas menembakkan satu peluru ke arah reptil tersebut dan reptil tersebut langsung menjatuhkan benda yang ada di mulutnya.
Petugas dapat mengambil apa yang mereka temukan sebagai tubuh Taylen, yang masih utuh.
Buaya itu kemudian di-eutanasia (dicabut nyawanya agar tidak menderita), sebuah pernyataan tertulis ditambahkan.
Advertisement
Kisah Lain Pembunuhan Anak
Masih seputar topik pembunuhan anak. Seorang wanita bernama Tiffany Marsh harus menerima kabar memilukan atas kematian putranya.
Tiffany Marsh mendapatkan telepon dari Polisi Atlanta pada Jumat (17/4/2023) malam dan memintanya untuk datang ke Children's Healthcare of Atlanta di Hughes Spalding untuk menjemput cucunya yang berusia 10 bulan.
"Di mana anakku?", tanya Marsh berulang kali dengan panik.
"Saya bertanya kepada mereka 'Di mana putra saya?'. Karena putra saya tadi bersamanya."
Saat itulah seorang detektif harus menyampaikan kabar memilukan bahwa putranya, Julian Kolb yang berusia 20 tahun, telah meninggal. Petugas menemukan cucunya masih duduk di kursi belakang mobil putranya di Allegheny Street di barat daya Atlanta, Georgia, Amerika Serikat (AS).
"Saya berteriak. Saya menangis," kata Marsh, dikutip dari FOX 5, Senin (3/4/2023).
"Saya tidak bisa tiba di Hugh Spalding dengan cukup cepat."
Hingga saat ini, Marsh mengaku masih belum mengetahui apa yang terjadi pada putranya yang menjadi mahasiswa di Georgia State. Petugas masih menyelidiki kasus tersebut.
Polisi Atlanta memberi tahu FOX 5 bahwa Kolb ditembak sekitar pukul 17.30 waktu setempat di lingkungan yang biasanya sepi. Putri Kolb ada di kursi belakang kala itu.
Kini, Marsh ada punya pertanyaan untuk pembunuh yang menembak putranya.
"Hal pertama yang akan saya katakan adalah 'Mengapa? Mengapa Anda mengambil nyawa putra saya? Apa yang ia lakukan begitu buruk sehingga Anda harus mengambil nyawanya?'. Dan saya juga meminta 'Tolong agar Anda menyerahkan diri'," ucapnya.
"Ia (Kolb) adalah seorang putra. Ia adalah seorang ayah. Ia adalah seorang siswa. Ia dicintai. Ia memiliki pekerjaan," lanjutnya.
Marsh menjadi sangat emosional pada saat wawancara. Meski kasus masih dalam penyelidikan, ia mengatakan bahwa ia telah memaafkan siapa pun yang telah membunuh putranya.
Sejauh ini, polisi juga belum melakukan penangkapan.
Acara Kehormatan Kolb
Keluarga dan teman-teman Kolb berkumpul di Central Park Atlanta untuk melepaskan balon putih. Orang-orang terkasih menahan air mata saat mengingat kehidupan Julian Kolb yang masih berusia 20 tahun.
"Putra yang luar biasa, ayah yang baik, murid yang baik. Orang yang luar biasa yang tidak pantas mati," kata seorang teman keluarga kepada FOX 5.
"Ia diambil dari keluarganya. Ia diambil dari teman-temannya."
Satu per satu, teman-teman yang menghadiri acara kenang-kenangan berbicara tentang siapa Kolb.
"Yang paling saya suka dari ia adalah senyumnya. Ia suka cekikikan dan senyum," kata teman lainnya.
Sementara mereka menunggu jawaban dalam kasus tersebut, orang-orang terkasih mengingat keinginan atau cita-cita Kolb untuk menjadi terapis fisik, kecintaannya pada musik, dan cinta tidak terbantahkan yang ia miliki untuk putrinya.
Pengaturan pemakaman untuk Julian telah ditetapkan. Ibunya berkata ia ingin merahasiakan rencana itu.
Marsh juga memohon kepada siapa pun yang memiliki informasi terkait pembunuhan putranya untuk menghubungi Detektif Polisi Atlanta sesegera mungkin.
Advertisement