Liputan6.com, Jakarta - Situs Book Depository mengumumkan akan tutup pada 26 April 2023. Perusahaan Inggris itu terkenal di antara para pembaca internasional karena mengirim buku tanpa ongkir, termasuk ke Indonesia.
Pengumuman itu turut disiarkan pihak Book Depository di media sosial. Para pelanggan lantas kaget dan ada yang berharap itu hanya lelucon April Mop saja.
Baca Juga
"Kami minta maaf karena memberi tahu kalian bahwa Book Depository akan tutup pada 26 April 2023," tulis Book Depository di Instagram, dikutip Rabu (5/4/2023).
Advertisement
Pembeli masih bisa memesan hingga tengah hari tanggal 26 April 2023 (waktu Inggris) dan pihak Book Depository akan melayani pembeli hingga 23 Juni 2023.
"Dari kami semua di Book Depository kami ingin mengucapkan 'terima kasih'. Mengirimkan bacaan-bacaan kalian sejak 2007 sungguh merupakan kesenangan 🥰," tulis Book Depository.
Pembaca Internasional Sedih
Banyak pembaca yang bersedih karena layanan Book Depository membantu mereka mendapatkan buku internasional dengan harga terjangkau. Mereka menuliskan pesan mereka di postingan Book Depository.
"Sangat sedih bagi kami di Argentina kamu adalah opsi terbaik," ujar @books_withdai.
"Ini menyakitkan hati. Ini akan lebih sulit bagi kami pembaca internasional untuk mendapatkan buku sekarang," jelas @_mkarys.
"Saya membeli di Book Depository sejak mereka mengirim ke Indonesia. Saya bahkan bergabung ke focus group discussion mereka ketika mereka hadir di sini. Ini adalah hari yang sedih, sedih, bagi pecinta buku di seluruh dunia," kata @astridfelicialim.
Netizen lain dari Korea Selatan, Thailand, Turki, Malaysia, dan Sri Lanka juga menyorot bahwa tak ada situs buku lain yang mengirim ke negara-negara mereka.
Dunia Ketiga Terdampak
Ada juga netizen yang marah ke Amazon akibat penutupan ini. Sebagai informasi, Book Depository dibeli Amazon pada 2011.
BBC melaporkan bahwa Amazon memang sedang merampingkan usahanya, termasuk terkait buku. Ada netizen yang khawatir membeli buku langsung di platform di Amazon akan kemahalan.
Seorang netizen dari Argentina menulis di kolom komentar Book Depository bahwa penutupan ini akan berdampak ke negara-negara dunia ketiga.
"Kenapa kamu melakukan ini??? 😭😭😭 bagi negara-negara dunia ketiga ini adalah satu-satunya membeli buku yang terjangkau DAN ini mendorong orang-orang membaca karena pilihannya banyak!! Apa kau berencana untuk kembali lagi? Mungkin memberikan dukungan ke perusahaan lain? Kenapa Amazon merusak segalanya 😭" demikian petikan komentar seorang netizen di Instagram.
Netizen lain pun khawatir ongkir buku dari situs Amazon akan memberatkan.
"Kami tak punya tambahan 30$ untuk membayar pengiriman amazon ke negara-negara dunia ketiga 😭🙏🏻🙏🏻🙏🏻," ucap netizen tersebut.
Masalah Bisnis Amazon
Industri teknologi saat ini memang sedang menghadapi masalah. Berita pengurangan pegawai terus terdengar.
Pada Maret lalu, bos Facebook Mark Zuckerberg berkata perusahaan melakukan "restrukturisasi" dalam beberapa bulan ke depan. Sebanyak 10 ribu pekerja akan terdampak.
Restrukturisasi itu terjadi di Meta yang merupakan induk FB, Instagram, dan WhatsApp. Zuckerberg juga berkata akan menyetop sejumlah projek yang bukan prioritas.
Amazon ternyata mengalami hal serupa. CEO Amazon Andy Jassy bahwa awal 2023 akan melanjutkan momen "reduksi".
Kebijakan reduksi sudah diumumkan sejak November 2022 yang turut berdampak ke bisnis buku di Amazon.
"Pada bulan November, kami mengkomunikasikan keputusan sulit untuk mengeliminasi sejumlah posisi di bisnis-bisnis Perangkat dan Buku, dan juga mengumumkan tawaran reduksi sukarela ke beberapa pegawai di organisasi People, Experience, and Technology (PXT), ujar Jassy dalam pernyataannya.
Jassy berkata akan meneruskan reduksi tersebut. Hal itu akan berdampak ke 18 ribu pekerja. Rekrutmen juga dikurangi.
"Kepada mereka yang terdampak oleh reduksi-reduksi ini, saya ingin kalian tahu betapa bersyukurnya saya atas kontribusi kalian kepada Amazon, dan pekerjaan yang kalian lakukan bagi pelanggan," ujar Jassy.
Advertisement