Liputan6.com, Jakarta - Donald Trump tengah menjadi sorotan atas skandalnya dengan bintang porno Stormy Daniels, dan diduga telah memberikan uang tutup mulut kepada wanita tersebut.Â
Salah satu dakwaan terkait dengan skandal suap pada musim Pilpres 2016, di mana Trump diduga memberikan suap sebesar US$ 130 ribu kepada Daniels sebagai uang tutup mulut atas perselingkuhan mereka. Suap ini berpotensi melanggar hukum pemilu.
Baca Juga
Lantas, bagaimana potensi Trump untuk maju ke dalam pemilihan presiden pada tahun mendatang?
Advertisement
Pengamat Hubungan Internasional Universitas Indonesia Suzie Sudarman mengatakan, Donald Trump akan mengalami rintangan terburuknya menuju pilpres jika ia benar-benar maju ke tahap pengadilan.Â
"Yang berat bagi Donald Trump kalau sampai maju ke pengadilan karena akan ada juri dan menjadi tontonan khalayak," ujar Suzie kepada Liputan6.com pada Rabu (5/4/2023).Â
Menurut Suzie, tuduhan terberat bagi Trump sebenarnya bukanlah masalah di pengadilan.Â
Tuduhan terberatnya adalah jika uang suap kepada Daniels tersebut menghalangi kampanyenya untuk kembali menduduki jabatan sebagai orang nomor satu di AS.
"Makanya, Trump mengaku tidak bersalah agar tidak akan ada pengadilan berlangsung yang jadi tontonan massa. Pengadilan ini menyoal seks di luar nikah apalagi dengan bintang porno. Kemungkinan ibu-ibu mapan yang berasal dari kaum Republik akan sangat meningkat antipatinya pada Trump. Padahal ibu-ibu mapan itu kunci kemenangannya dulu," tambah Suzie.
Kini Siapa Saja Layak Diadili, Termasuk Donald Trump
Dengan adanya kasus tersebut, Suzie menilai bahwa proses hukum di Amerika Serikat (AS) semakin meningkat. Dalam hal ini, tidak ada lagi kelompok yang luput dari hukum.
"Jadi memang perlahan-lahan, semakin meningkat proses hukum AS color blind, artinya tidak mengenal warna kulit, akan semakin terbukti. Ini berarti bahwa semua orang layak diadili kalau bersalah," ungkapnya.
Suzie mengungkap bahwa dengan sikap Trump yang selama ini dikenal arogan, maka ia akan tetap mampu mengikis kekebalannya dari hukum dan aturan negara.
"Makanya, Trump mengaku tidak bersalah agar tidak akan ada pengadilan berlangsung yang jadi tontonan massa. Dengan pengadilan ini yang menyoal seks di luar nikah apalagi dengan bintang porno, kemungkinan ibu-ibu mapan kaum Republik akan sangat meningkat antipatinya pada Trump. Padahal ibu-ibu mapan itu kunci kemenangannya dulu," tambah Suzie.
"Bagi seorang psychotic seperti Trump maka sedikit demi sedikit, kekuatan hukum AS membutuhkan kredibilitas hukumnya untuk menghapus kemampuan orang yang lazim berbohong dan memanipulasi rakyat AS," kata Suzie.
Advertisement