Liputan6.com, Lucasville - Banyak orang mengingat Ohio sebagai negara yang identik dengan kerusuhan penjara terbesar, salah satu kerusuhan itu adalah yang terjadi tepat 30 tahun lalu.
Melansir Cincinnati, Kamis (6/4/2023), kerusuhan itu terjadi pada Minggu Paskah tahun 1993 yang diinisiasi oleh sekitar lebih dari 450 narapidana di Cellblock L di Fasilitas Pemasyarakatan Ohio Selatan.
Di fasilitas dengan keamanan maksimum itu, mereka mampu mengambil alih salah satu dari tiga blok sel penjara utama.
Advertisement
Pemberontakan dimulai pada 11 April 1993 dan baru berakhir 11 hari kemudian, imbasnya seorang penjaga dan sembilan narapidana tewas.
“Kerusuhan Lucasville adalah peristiwa yang sangat buruk, pertunjukan publik dari manusia terburuk yang ditawarkan,” tulis pensiunan Hakim Agung Ohio, Paul E. Pfeifer, pada tahun 2005.
Serangan oleh para tahanan itu dipicu oleh ketegangan dan kobaran emosi di fasilitas Scioto County.
Diketahui, sebelumnya, seorang sipir baru memberlakukan pembatasan yang semakin mempersempit ruang gerak para narapidana di penjara yang penuh sesak itu.
Selain itu, narapidana Muslim juga dibuat kesal karena mereka dipaksa untuk melakukan tes tuberkulosis dengan suntikan yang mengandung alkohol, kandungan tersebut bertentangan dengan ajaran agama Islam.
Peningkatan keamanan penjara juga dilakukan karena para pejabat pemerintah menerima tekanan dari penduduk Ohio Selatan yang menuntut hal tersebut.
Tuntutan itu merupakan imbas dari pembunuhan seorang tutor wanita di penjara oleh narapidana pada tahun 1990.
Pemerintah menyebutkan bahwa kerusuhan itu dipimpin oleh tiga geng penjara, yaitu Black Gangster Disciples, Muslim dan Aryan Brotherhood.
Kerusuhan Berakhir pada 21 April 1993
Setelah berhari-hari kerusuhan, pemberontakan itu pun akhirnya berakhir pada tanggal 21 April.
Para narapidana menghentikan aksinya ketika petugas penjara menyetujui 21 tuntutan yang diminta.
Negosiasi intens dilakukan, di mana petugas penjara akhirnya menyetujui untuk meninjau keluhan narapidana yang diajukan, termasuk tentang tes tuberkulosis dan undang-undang federal yang mewajibkan integrasi sel penjara, mengutip Dayton Daily News.
Nomor 2 dalam daftar berbunyi: “Disiplin administratif dan proses pidana akan dilaksanakan secara adil dan tidak memihak tanpa bias terhadap individu atau kelompok.”
Mirisnya, hal-hal yang terdapat dalam tuntutan itu adalah hal yang seharusnya terjadi di sebuah penjara yang adil.
Negara diketahui melanggar sebagian besar isi dari perjanjian itu, menurut laporan berjudul “Lucasville: Kisah Pemberontakan Penjara yang Tak Terungkap” yang disusun oleh aktivis hak-hak sipil dan pengacara Staughton Lynd.
Lima sandera yang sebelumnya ditahan oleh para narapidana akhirnya dibebaskan pada sore itu.
Sekitar 60 narapidana yang masih berada di dalam penjara keluar dengan damai, sementara 360 lainnya yang dibarikade di dalam blok sel telah keluar lebih awal.
Advertisement
Total 10 Korban Tewas
Petugas penjara, Robert Vallandingham, adalah satu-satunya penjaga yang tewas dalam huru-hara tersebut.
Veteran Perang Vietnam berusia 40 tahun itu, meninggal dicekik Narapidana mencekik pada 15 April, tubuhnya dilempar ke halaman rekreasi.
Sebuah rangkaian bunga besar diletakkan di lorong utama penjara. Dikirim oleh Biro Investigasi Federal sebagai penghargaan kepada mendiang petugas tersebut.
Selain petugas penjara, beberapa narapidana pun diketahui tewas. Para narapidana tersebut diduga sebagai pengadu penjara.
Sembilan orang narapidana yang tewas adalah Darrell Dapina, Earl Elder, Franklin Farrell, Bruce Harris, David Sommers, Albert Staiano, William Svette, Bruce Vitale dan Dennis Weaver.
Lima narapidana, yang semuanya diyakini sebagai pengadu, dipukuli dengan brutal hingga tewas di awal kerusuhan.
Hasil otopsi menunjukkan bahwa dua dari mereka diketahui ditusuk berulang kali, salah satunya setidaknya 22 kali.
Sedangkan narapidana lainnya, terbunuh di blok sel yang bersebelahan pada hari ketiga kerusuhan, dicekik dengan tali, setelah kertas dan plastik dimasukkan ke mulutnya.
Lima Narapidana Diduga Biang Keladi Dihukum Mati
Setelah huru-hara berakhir, sebanyak 48 narapidana dihukum karena melakukan kejahatan kekerasan selama kerusuhan.
Lima narapidana, yang disebut jaksa sebagai biang keladi, dijatuhi hukuman mati.
Kelima orang itu dikenal sebagai Lucasville Five:
1. Carlos A. Sanders, 61 tahun, yang mendapat hukuman 25 tahun atas kasus perampokan di Kabupaten Cuyahoga pada tahun 1984.
2. Jason Robb, 56 tahun, dihukum karena kasus pembunuhan sukarela di Montgomery County, ia dijatuhi tujuh sampai 25 tahun hukuman penjara pada tahun 1985.
3. James Were, 67 tahun, mendapat hukuman 25 tahun pada tahun 1983 atas kasus perampokan di Lucas County.
4. George Skatzes, 77 tahun, dihukum karena kasus pembunuhan berat di Logan County pada tahun 1983, ia menjalani hukuman penjara seumur hidup.
5. Keith LaMar, 54 tahun, yang juga menggunakan Bomani Hondo Shakur, mulai menjalani hukuman 18 tahun setelah membunuh seorang pelanggan dalam transaksi narkoba pada tahun 1989.
Kelima tahanan terpidana mati itu mempertahankan ketidakbersalahan mereka dengan mengatakan negara memberikan menghukum tersebut dengan kesaksian yang salah.
Advertisement