Liputan6.com, Jakarta - Usai penyerangan jemaah Palestina di Masjidil Aqsa oleh tentara Israel, kelompok di negara tersebut dilaporkan meluncurkan roket dari Gaza.
Dikutip dari laman Al Jazeera, Kamis (6/4/2023) roket ini dilucurkan dari kelompok Palestian di Gaza sebagai aksi balasan.
Baca Juga
Roket ini sengaja diluncurkan dan menargetkan kantong yang diblokade Israel pada Kamis pagi.
Advertisement
Mengutip militer Israel, surat lokal menyebut bahwa ada dua roket yang ditembakkan ke arah Laut Mediterania dan lima ke arah Israel.
Peluncuran itu langsung memicu sirene di Israel selatan.
Sebelumnya, polisi Israel menyerbu Masjid Al-Aqsa untuk kedua kalinya pada Rabu (5/4/2023) malam, beberapa jam setelah mereka juga melakukan aksi serupa dan menangkap ratusan warga Palestina.
Serangan terjadi saat umat muslim menunaikan sholat dan kaum Yahudi merayakan Paskah.
Selama insiden pertama pada Rabu pagi, rekaman yang beredar di media sosial menunjukkan petugas Israel menyerang orang-orang yang berteriak dengan pentungan di dalam ruang yang gelap.
Saksi mata mengatakan bahwa polisi menghancurkan pintu dan jendela untuk memasuki masjid dan mengerahkan granat kejut dan peluru karet begitu masuk.
Polisi Israel mengklaim bahwa pasukannya memasuki Masjid Al-Aqsa setelah ratusan perusuh dan penoda masjid membarikade diri mereka dari dalam masjid.
"Ketika polisi masuk, mereka dilempari batu, dan kembang api ditembakkan dari dalam masjid oleh sekelompok besar agitator," sebut polisi Israel seperti dilansir CNN, Kamis (6/4).
Bulan Sabit Merah Palestina di Yerusalem mengatakan, sedikitnya 12 orang terluka dalam bentrokan di dalam dan sekitar Masjid Al-Aqsa. Sedikitnya tiga korban luka dibawa ke rumah sakit, beberapa terluka akibat peluru karet.
Pada satu titik, ambulans Bulan Sabit Merah Palestina juga menjadi sasaran polisi Israel dan dicegah mencapai korban luka.
Lebih dari 350 Orang Dievakuasi dari Masjid
Polisi Israel mengatakan mereka menangkap dan memindahkan lebih dari 350 orang di masjid. Sementara dua polisi Israel terluka.
Gambar yang dibagikan di media sosial menunjukkan puluhan orang yang ditahan terbaring telungkup di lantai masjid dengan kaki dan tangan terikat di belakang, dan yang lainnya dengan tangan terikat dibawa ke dalam kendaraan.
Selama insiden kedua pada Rabu malam, video yang diunggah ke media sosial menunjukkan, pasukan bersenjata Israel melempar granat kejut dan memerintahkan muslim yang tengah beribadah untuk segera pergi.
"Pasukan polisi mencegah pelanggar hukum menutup pintu dan membarikade diri mereka sendiri (di dalam), dan membantu jamaah meninggalkan masjid," klaim polisi Israel.
Seorang saksi mata, mengatakan kepada CNN bahwa setelah memindahkan jemaah keluar dari masjid, polisi Israel menempatkan petugas di setiap pintu dan mencegah orang masuk.
Bulan Sabit Merah Palestina di Yerusalem merawat enam korban luka dan memindahkan dua dari mereka ke rumah sakit akibat serangan pada Rabu malam.
Advertisement
Kutukan bagi Israel
Insiden pada Rabu pagi mengundang kecaman dari seluruh dunia Arab dan muslim. Kementerian Luar Negeri Yordania mengutuk tindakan polisi Israel sekeras-kerasnya dan meminta Israel untuk segera menarik pasukannya dari Masjid Al-Aqsa. Yordania juga menyerukan pertemuan luar biasa Liga Arab untuk membahas perkembangan tersebut.
Kementerian Luar Negeri Mesir mengutuk penyerbuan Masjid Al-Aqsa oleh polisi Israel, dengan mengatakan hal itu telah melanggar semua hukum dan kebiasaan internasional.
Kantor Amerika Serikat untuk Urusan Palestina menyerukan setiap pihak menahan diri pasca serangan Rabu pagi.
"Kekerasan tidak memiliki tempat di tempat suci dan selama musim suci. Mengkhawatirkan adegan mengejutkan di Masjid Al-Aqsa dan roket yang diluncurkan dari Gaza menuju Israel. Kami menyerukan pengekangan dan de-eskalasi untuk memungkinkan ibadah yang damai dan melindungi kesucian tempat-tempat suci," twit Kantor Amerika Serikat untuk Urusan Palestina.
Selama dua pekan terakhir, ada seruan dari kelompok ekstremis Yahudi untuk menyembelih kambing di kompleks Masjid Al-Aqsa sebagai bagian dari ritual perayaan Paskah kuno yang tidak lagi dilakukan oleh kebanyakan orang Yahudi. Dilaporkan ada banyak jemaah memilih tetap tinggal di masjid untuk mencegah upaya tersebut.
Kompleks Masjid Al-Aqsa, yang sering menjadi pusat ketegangan, tidak hanya rumah bagi salah satu situs suci Islam, tetapi juga situs paling suci dalam Yudaisme, yang dikenal sebagai Temple Mount.
Pada Rabu, Perdana Menteri Otoritas Palestina Mohammad Shtayyeh mengutuk tindakan polisi Israel, dengan mengatakan, "Apa yang terjadi di Yerusalem adalah kejahatan besar terhadap jemaah."
"Israel tidak ingin belajar dari sejarah, bahwa al-Aqsa adalah untuk Palestina dan untuk semua orang Arab dan muslim, dan penyerbuan itu memicu revolusi melawan pendudukan," tambah Shtayyeh.