Sukses

Menlu Arab Saudi dan Iran Bertemu di Beijing, Sepakat Buka Kembali Kedubes dan Konsulat hingga Memperluas Kerja Sama

Ini merupakan pertemuan tingkat tinggi pertama antara Arab Saudi dan Iran selama lebih dari tujuh tahun.

Liputan6.com, Beijing - Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud dan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian bertemu di Beijing pada Kamis (6/4/2023), untuk membahas dimulainya kembali hubungan kedua negara yang dimediasi oleh China.

Itu merupakan pertemuan tingkat tinggi pertama antara Arab Saudi dan Iran selama lebih dari tujuh tahun.

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Iran menyatakan bahwa dalam pertemuan tersebut ditandatangani perjanjian untuk membuka kembali kedutaan besar dan konsulat di negara satu sama lain. Kedua belah pihak, yang memutuskan hubungan diplomatik pada tahun 2016, juga sepakat untuk memperluas kerja sama, termasuk dimulainya kembali rute penerbangan dan kunjungan bersama dari delegasi resmi dan sektor swasta.

"Kedua belah pihak menegaskan kesiapannya menghilangan semua hambatan yang dihadapi untuk memperluas kerja sama kedua negara," ungkap Kemlu Iran seperti dilansir CNN, Jumat (7/4).

Kedutaan besar akan dibuka di Riyadh dan Teheran, sementara konsulat di Jeddah dan Mashhad.

Menlu Iran menggambarkan pertemuan dengan timpalannya itu positif.

"Diskusi difokuskan pada awal hubungan diplomatik resmi antara kedua negara, menekankan stabilitas, keamanan yang stabil, dan pembangunan kawasan," twitnya.

Bulan lalu, kedua pihak juga bertemu di Beijing, menandai awal dari perbaikan hubungan antara dua musuh bebuyutan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

China Akan Terus Berperan Aktif

Membaiknya hubungan antara Arab Saudi dan Iran dipandang secara luas sebagai kemenangan diplomatik bagi China di Teluk, wilayah yang telah lama berada di bawah pengaruh besar Amerika Serikat.

Diplomat paling senior di China, Wang Yi, menggambarkan perjanjian antara Arab Saudi dan Iran sebagai kemenangan atas dialog dan perdamaian. Mantan menlu China tersebut membingkainya sebagai bagian dari peran konstruktif Beijing dalam memfasilitasi penyelesaian yang tepat dari isu-isu hot spot di seluruh dunia.

Pada Kamis, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning mengatakan, Beijing akan terus mengupayakan peningkatan hubungan antara Arab Saudi dan Iran.

"China siap untuk terus berperan aktif dalam mediasi, mendukung kedua belah pihak dalam meningkatkan hubungan mereka, mewujudkan persahabatan bertetangga yang baik dan menyumbangkan kebijaksanaan dan kekuatan China untuk keamanan, stabilitas, dan pembangunan kawasan Timur Tengah," tutur Mao Ning.

Arab Saudi memutuskan hubungan dengan Iran pada tahun 2016, setelah pengunjuk rasa menyerbu kedutaan besarnya di Teheran menyusul eksekusi seorang ulama syiah di Arab Saudi. Sejak saat itu, Riyadh dan Teheran terlibat perang proksi yang melibatkan sejumlah negara tetangga.

Kedua negara juga mendukung pihak berlawanan dalam perang saudara di Yaman, yang digambarkan oleh PBB sebagai salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Terkini, Arab Saudi dilaporkan telah terlibat dalam pembicaraan langsung dengan kelompok Houthi yang berpihak pada Iran dan gencatan senjata tidak resmi disebut akan berlaku. Pernyataan yang dirilis pada Kamis sore sendiri tidak menyinggung konflik di Yaman.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini