Liputan6.com, Kidal - Seorang pembom bunuh diri menewaskan tiga tentara dari Chad, Afrika Tengah, dalam serangan di kota Kidal, Mali pada 12 April 2013.
Kejadian tersebut adalah bom bunuh diri ketiga di Kidal pada 2013, sebelumnya serangan serupa lainnya terjadi di Timbuktu dan Gao.
Penduduk di Kidal mengatakan bahwa pelaku meledakkan dirinya di samping sekelompok tentara di sebuah pasar.
Advertisement
Pasukan Chad dan Prancis telah berada di Kidal sejak Februari 2013 sebagai bagian dari upaya memerangi militan Islam yang telah merebut kekuasaan di bagian utara Mali.
Kota-kota utara telah direbut kembali dalam operasi yang dipimpin Prancis, tetapi beberapa pejuang tetap berada di tempat persembunyian gurun.
Kelompok-kelompok Islam mengambil keuntungan dari kudeta pada Maret 2012 untuk menguasai bagian utara Mali, di mana mereka memberlakukan hukum Islam yang ketat, dikutip dari BBC, Senin (10/4/2023).
Usai kejadiam bom bunuh diri, pusat Kidal segera ditutup.
Wakil walikota kota itu, Abda Ag Kazina, menyalahkan serangan itu pada anggota cabang Afrika Utara Al-Qaeda, lapor AP.
Seorang pejabat militer Chad mengatakan bahwa empat tentara lainnya terluka dalam serangan sebelumnya. Sementara itu, ada lima tentara Mali tewas ketika helikopter mereka jatuh di dekat pusat kota Sevare, kata para pejabat.
Pada awal April 2013, Prancis memulai penarikan pasukannya dari Mali yakni 4.000 tentara dikirim ke negara Afrika Barat itu pada Januari 2013 untuk membantu tentara Mali yang lemah merebut kembali utara.
Prancis mengatakan, pihaknya bertindak ketika gerilyawan terkait Al-Qaeda mengancam akan berbaris di ibu kota, Bamako. Prancis berharap hanya memiliki 1.000 tentara di Mali pada akhir 2013, menyerahkan tugas kepada pasukan Afrika yang saat ini berjumlah sekitar 6.300 tentara.
Sekretariat Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki Moon pun menyarankan agar pasukan penjaga perdamaian PBB berkekuatan 11.000 orang, yang terdiri dari pasukan Afrika, dikerahkan di Mali.
Bom Bunuh Diri Bunuh 6 Orang Dekat Kemlu Kabul Afghanistan
Bicara soal bom bunuh diri, tidak lama ini terjadi kejadian sama pada Senin, 27 Maret 2023Â di dekat kementerian luar negeri (Kemlu) di Kabul, Afghanistan.
Kejadian itu menewaskan sedikitnya enam orang dan melukai beberapa lainnya, menurut pejabat.
Serangan bom bunuh diri telah terjadi kedua kalinya tahun ini terjadi serangan di dekat kementerian tersebut.
Sejauh ini belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas pengeboman di dekat KemluAfghanistan, tetapi afiliasi regional dari kelompok ISIS diketahui telah meningkatkan serangan sejak Taliban mengambil alih Afghanistan pada pertengahan Agustus 2021.
Kelompok ISIS telah menargetkan pejabat dan patroli Taliban, serta anggota minoritas negara tersebut; Syiah.
Menurut Khalid Zadran, juru bicara kepala polisi Kabul, seperti dikutip dari AP, Selasa (28/3/2023), pasukan keamanan Taliban melihat pelaku ledakan bom sebelum dia dapat mencapai pos pemeriksaan di persimpangan Malik Asghar, dekat Kemlu.
Penyerang kemudian meledakkan bahan peledaknya, menewaskan sedikitnya enam warga sipil. Tiga anggota pasukan keamanan Taliban termasuk di antara mereka yang terluka dalam serangan itu.
Rumah sakit Kabul yang dijalankan oleh organisasi non-pemerintah EMERGENCY mengatakan menerima dua korban jiwa akibat ledakan itu dan 12 orang terluka, termasuk seorang anak.
Advertisement
Bom Bunuh Diri di Pakistan Tewaskan 9 Polisi dan Melukai 11 Lainnya
Begitu juga di Provinsi Balochistan, Pakistan di mana sembilan polisi tewas dan 11 lainnya cedera akibat bom bunuh diri pada Senin, 6 Maret 2023.
Inspektur Senior Polisi Kachhi Mehmood Notezai mengatakan bahwa kendaraan yang membawa polisi menjadi sasaran di Distrik Sibi.
"Bukti awal menunjukkan itu adalah serangan bunuh diri," katanya, seraya menambahkan penyelidikan sedang dilakukan seperti dilansir CNN, Selasa (7/3/2023).
Kelompok militan Tehreek e Jihad Pakistan (TJP) mengaku bertanggung jawab atas bom bunuh diri tersebut. Pernyataan TJPÂ mengonfirmasi bahwa kelompok tersebut dibentuk pada 23 Februari untuk membangun sistem pemerintahan Islam di Pakistan.
Kejadian itu adalah serangan besar pertama yang dilakukan kelompok tersebut Pakistan.
Kementerian dalam negeri Pakistan belum mengonfirmasi bahwa TJP berada di balik serangan itu.
"Di antara petugas yang terluka dalam insiden itu, tiga masih dalam kondisi kritis dan menerima perawatan di rumah sakit," ungkap administrasi Rumah Sakit Militer Gabungan Sibi.
Korban Tewas Bom Bunuh Diri di Masjid Pakistan, Taliban Klaim Bertanggung Jawab
Terjadi pula bom bunuh diri di sebuah masjid di Peshawar, Pakistan, pada Senin, 30 Januari 2023.
Rumah sakit terdekat mendapati banyak korban luka dalam kondisi kritis, menimbulkan kekhawatiran jumlah korban tewas terus meningkat.
Sebagian besar korban adalah polisi. Tidak jelas bagaimana pelaku bom bunuh diri bisa menyelinap ke masjid yang terletak di kompleks kepolisian dan zona keamanan tinggi tersebut.
Sarbakaf Mohmand, seorang komandan Taliban Pakistan, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu melalui Twitter. Mohmand mengklaim bahwa bom bunuh diri itu untuk membalas pembunuhan Abdul Wali, yang secara luas dikenal sebagai Omar Khalid Khurasani. Ia tewas terbunuh di Provinsi Paktika di Afghanistan pada Agustus 2022, dikutip dari AP.
Pakistan, yang sebagian besar muslim Sunni, mengalami lonjakan serangan militan sejak November, ketika Taliban Pakistan mengakhiri gencatan senjata mereka dengan pasukan pemerintah. Bom bunuh diri pada Senin di masjid Sunni adalah salah satu serangan paling mematikan terhadap pasukan keamanan dalam beberapa tahun terakhir.
Advertisement