Sukses

2 Pria Prank Jorok Pakai Sumpit Makan di Restoran Jepang, Sanksi Penjara dan Denda hingga Rp55 Juta Menanti

Niat bikin konten lucu-lucuan, dua pria ini justru malah ditangkap polisi. Mendapat dua tuduhan, mereka terancam dipenjara dan bayar denda puluhan juta rupiah.

Liputan6.com, Tokyo - Niat bikin konten lucu, dua pria ini malah ditangkap polisi akibat ulah prank-nya.

Melansir AP, Senin (10/4/2023), disebutkan bahwa polisi Jepang telah menangkap dua orang content creator yang memposting video prank di sosial media.

Dalam video tersebut, terlihat seseorang memakan acar jahe langsung dari wadah bersama menggunakan sumpitnya di Yoshinoya, sebuah restoran beef bowl terkenal.

Video prank itu kemudian viral. Bagi banyak orang, ulah mereka sangat mengganggu dan tidak bisa dibilang sebagai sebuah konten lucu-lucuan karena dapat merugikan.

Aksi tersebut ternyata merupakan bagian dari lelucon yang baru-baru ini menghantam dan mengganggu para pelanggan restoran sushi, disebut "terorisme sushi".

Terorisme sushi ini biasa dilakukan di restoran sushi yang menggunakan conveyor belt untuk menyajikan makanan mereka.

Polisi prefektur Osaka pada Rabu (5/4) lalu, menyebut dua nama, Ryu Shimazu dan Toshihide Oka, yang ditangkap karena aksinya dicurigai telah merugikan bisnis dan menghancurkan serta mengotori properti.

Dalam video yang diambil oleh Oka dan dibagikan di media sosial itu, terlihat Shimazu mengangkat sebuah wadah bumbu di depan wajahnya dan menyumpit acar jahe, salah satu topping populer untuk santapan daging sapi, ke dalam mulutnya dengan sumpitnya. 

Pelanggan seharusnya menggunakan alat saji khusus untuk menambahkan jahe ke makanan mereka karena topping itu disajikan dalam sebuah wadah bersama.

Aksi kedua pria itu murni dilakukan untuk membuat video lelucon yang akhirnya membawa mereka ke kantor polisi.

2 dari 4 halaman

Terancam Dipenjara dan Didenda Puluhan Juta Rupiah

Shimazu beralasan kepada polisi bahwa ia hanya ingin membuat orang-orang tertawa dengan aksinya itu.

Sedangkan Oka mengaku ia dipaksa Shimazu untuk melakukan prank tersebut. Ia juga mengatakan bahwa video tersebut dipublikasikan dan disebar luaskan karena mereka merasa bahwa konten tersebut lucu dan ingin orang lain ikut melihatnya.

Alasan tersebut tentu sulit diterima karena konten lelucon yang mereka buat dapat merugikan pihak lain.

Polisi menangkap Shimazu, 35 tahun, pada bulan Maret. Sedangkan, Oka, 34 tahun, baru-baru ini di minggu lalu. 

Keduanya akhirnya mengakui ulah mereka dan menerima tuduhan tersebut.

Jika dua pria berusia 30-an itu terbukti menghalangi atau mengganggu bisnis, mereka terancam hukuman tiga tahun penjara juga denda hingga 500.000 yen atau setara 55 juta rupiah.

Tak hanya itu, jika tuduhan penghancuran properti juga terbukti, mereka juga bisa dikenakan hukuman hingga tiga tahun penjara dan denda hingga 300.000 yen, setara 34 juta rupiah.

3 dari 4 halaman

Prank yang Merugikan dan Meresahkan

Prank kedua pria itu viral pada bulan Februari, seorang pelanggan yang melihat video itu meminta restoran terkait menutup sementara bisnis mereka dan membuang semua jahe merah serta membersihkan wadahnya.

Restoran Yoshinoya juga sempat melaporkan video tersebut ke polisi.

Yoshinoya Holdings mengatakan bahwa mereka sangat tidak menerima bahwa video lelucon itu telah menimbulkan ketidaknyamanan bagi banyak pelanggan mereka.

Tak hanya itu, Kyodo News melaporkan bahwa prank tersebut juga telah menimbulkan pertanyaan atas keamanan seluruh industri makanan.

Yoshinoya mengoperasikan lebih dari 1.100 gerai di seluruh negeri. Restoran itu terkenal dengan makanannya yang enak dan harganya yang terjangkau.

Insiden di restoran itu terjadi selang beberapa minggu setelah lelucon sushi viral.

Terkait lelucon sushi tersebut, pada Februari lalu, polisi telah menangkap tiga orang karena dicurigai merugikan bisnis dengan menjilat bagian atas wadah kecap bersama dan mengambil sushi dengan tangan dari conveyor belt yang berputar di sebuah restoran di Jepang bagian tengah.

Imbasnya, beberapa restoran akhirnya memasang kamera untuk memantau para pelanggan atau bahkan menghentikan penggunaan conveyor belt untuk menyajikan sushi.

4 dari 4 halaman

Ulah Usil 23 Remaja di Malang Prank Pocong Nyaris Buat Celaka Pengendara Bermotor

Ulah prankster lainnya yang dianggap merugikan datang dari seorang bocah asal Malang. Akibat ulahnya, seorang pengendara motor hampir celaka.

Polresta Malang Kota mengumpulkan 23 orang remaja yang merencanakan aksi prank dengan menggunakan kain berwarna putih dan berpura-pura menjadi pocong.

"Kami mengumpulkan anak-anak tersebut beserta orang tuanya untuk kami ajak koordinasi, edukasi dan imbauan agar memahami bahwa tindakan yang dilakukan itu adalah salah," kata Kasi Humas Polresta Malang Kota Iptu Eko Novianto, Rabu (5/4/2023), dikutip dari Antara.

Para remaja tersebut mendapatkan pemahaman, edukasi dan nasihat bahwa aksi prank dengan berpura-pura menjadi pocong untuk menakut-nakuti pengendara yang melintas adalah tindakan yang tidak baik.

Setelah menerima pemahaman tersebut, puluhan remaja pelaku prank pocong membuat pernyataan tidak akan mengulangi perbuatan tersebut. Keputusan ini disaksikan bersama oleh seluruh perangkat yang hadir.

"Semoga bisa memberikan edukasi dan pemahaman bagi masyarakat yang lain agar tetap menjaga dan mengawasi anak-anak kita supaya tidak melakukan kegiatan yang dapat membahayakan dan melanggar hukum," ujarnya.

Baca selengkapnya di sini...

Video Terkini