Sukses

Taliban Larang Keluarga dan Perempuan Makan di Restoran dengan Taman, Berdalih Pencampuran Gender hingga Lalai Aturan Hijab

Ini merupakan aturan terbaru dari serangkaian pembatasan yang diberlakukan oleh Taliban sejak mereka mengambil alih kekuasaan pada Agustus 2021.

Liputan6.com, Kabul - Aturan baru diproklamirkan oleh Taliban, kali ini soal larangan keluarga dan perempuan untuk makan di restoran dengan taman atau ruang hijau di Provinsi Herat, barat laut Afghanistan, kata seorang pejabat pada Senin (10/4/2023). Langkah itu menyusul keluhan dari ulama dan anggota masyarakat tentang pencampuran gender di tempat-tempat seperti itu.

Dilansir Arab News, Selasa (11/4/2023), pihak berwenang mengatakan pembatasan dilakukan karena pencampuran gender atau karena perempuan diduga tidak mengenakan jilbab, atau jilbab Islami dengan benar.

Larangan makan di luar ruangan hanya berlaku untuk tempat makan di Herat, di mana tempat tersebut tetap terbuka untuk laki-laki.

Baz Mohammad Nazir, seorang wakil pejabat dari direktorat Kementerian Wakil dan Kebajikan di Herat, membantah laporan media bahwa semua restoran terlarang bagi keluarga dan wanita, dan menganggapnya sebagai propaganda.

"Itu hanya berlaku untuk restoran dengan area hijau, seperti taman, tempat pria dan wanita bisa bertemu," katanya.

"Setelah berulang kali mendapat keluhan dari para cendekiawan dan orang biasa, kami menetapkan batasan dan menutup restoran-restoran ini," tambahnya lagi.

Nazir juga membantah laporan bahwa penjualan DVD film asing, acara TV dan musik dilarang di provinsi tersebut, dengan mengatakan bahwa pemilik bisnis disarankan untuk tidak menjual materi ini karena bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

Ini merupakan aturan terbaru dari serangkaian pembatasan yang diberlakukan oleh Taliban sejak mereka mengambil alih kekuasaan pada Agustus 2021. Sebelumnya, mereka telah melarang anak perempuan bersekolah mulai dari kelas enam hingga usia kuliah, sebagian besar jenis pekerjaan, termasuk pekerjaan di United Nations atau Perserikatan Bangsa-Bangsa(PBB). Mereka juga dilarang berada di ruang publik seperti taman dan pusat kebugaran.

2 dari 2 halaman

Hukuman Bagi Pelanggar Aturan

Pejabat Nazir juga mengatakan bahwa pemilik toko maupun restoran yang tidak mengikuti aturan membuat bisnis mereka harus ditutup. 

Nazir kemudian membantah laporan media lokal bahwa kafe internet telah ditutup di Herat, tetapi mengatakan bahwa game arcade sekarang terlarang untuk anak-anak karena konten yang tidak sesuai. Ia juga merujuk pada permainan yang menghina Ka'bah dan simbol Islam lainnya.

Kendati demikian Nazir mengatakan bahwa kafe internet masih diperlukan untuk keperluan belajar bagi anak-anak. 

"Kafe internet, tempat siswa belajar dan menggunakannya untuk belajar, diperlukan dan kami telah mengizinkannya," kata Nazir.