Sukses

Taiwan Technical Mission Kembangkan Pertanian Cerdas dengan Drone di Sulawesi Selatan

Taiwan Technical Mission membantu Sulawesi Selatan dalam mengembangkan aplikasi Unmanned Aerial Vehicles (UAV) atau drone di bidang pertanian.

Liputan6.com, Makassar - Taiwan Technical Mission berkolaborasi dengan Universitas Hasanuddin (Unhas) di Sulawesi Selatan untuk mempromosikan penggunaan Unmanned Aerial Vehicles (UAV) atau pesawat drone atau pesawat tanpa awak di bidang pertanian.

Kolaborasi itu bertujuan untuk mengatasi populasi yang menua dan kekurangan tenaga kerja di daerah pedesaan, serta untuk mengurangi dampak lingkungan dari bahan kimia pertanian. Fokusnya utama lainnya pada aplikasi UAV itu yakni untuk melindungi tanaman, misalnya melakukan penyemprotan pupuk dan pestisida (insektisida, fungisida, herbisida, dan lainnya).

"Kekurangan tenaga kerja pertanian dan populasi yang menua telah menjadi masalah yang dihadapi oleh negara-negara di seluruh dunia. Pemerintah di berbagai negara secara aktif mendorong generasi muda untuk terjun ke bidang pertanian untuk mengatasi masalah tersebut," jelas Taiwan Technical Mission dalam rilis pers yang diterima, Selasa (11/4/2023).

Promosi pertanian cerdas telah menjadi persetujuan internasional yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi permintaan tenaga kerja.

Dalam beberapa tahun terakhir, Kementerian Pendidikan dan Kementerian Pertanian Indonesia telah mempromosikan kebijakan yang disebut "Petani Milenial", kebijakan itu menggabungkan pertanian cerdas dan teknologi modern untuk mengurangi tenaga kerja yang dibutuhkan pertanian tradisional, sekaligus meningkatkan pendapatan petani untuk menarik lebih banyak generasi muda untuk memasuki bidang pertanian.

UAV pun dapat memberikan bantuan yang signifikan dalam mengurangi permintaan tenaga kerja pertanian.

 

2 dari 4 halaman

Taiwan Technical Mission Laksanakan Eksperimen Penggunaan UAV di Gowa, Sulawesi Selatan

Taiwan Technical Mission juga telah melakukan eksperimen di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan yang menunjukkan bahwa mengganti penyemprotan manual dengan UAV dapat menghemat lebih dari 80 persen biaya, waktu dan mengurangi penggunaan air hingga lebih dari 90 persen.

Hal itu tidak hanya membantu memecahkan masalah kekurangan tenaga kerja di daerah pedesaan, tetapi juga membantu mengurangi dampak lingkungan.

Dalam acara demonstrasi penggunaan UAV itu, personel sektor publik berpartisipasi dan diinstruksikan dalam penggunaan perangkat lunak tambahan seperti navigasi otomatis dan pemetaan medan untuk membantu mereka memahami potensi UAV sebagai mesin pelindung tanaman.

Pertanian tradisional membutuhkan banyak tenaga kerja untuk pemupukan dan penyemprotan pestisida, sehingga mempromosikan penggunaan UAV bisa secara efektif membantu mengatasi masalah kekurangan tenaga kerja di daerah pedesaan.

Penggunaan UAV untuk pemupukan dan penyemprotan pestisida juga dapat mengurangi dampak lingkungan. Tidak hanya jumlah bahan kimia yang digunakan lebih sedikit, tetapi penyemprotan menjadi lebih merata.

3 dari 4 halaman

Misi Teknik Pertanian Jadi Bukti Kerja Sama Taiwan-Indonesia di Bidang Agrikultura

Sebelumnya pada 2021, Taiwan Technical Mission juga pernah membantu Indonesia dalam memperkenalkan varietas tanaman baru dari Taiwan seperti edamame, bawang putih, semangka tanpa biji, jambu kristal, dan asparagus, mengembangkan pare putih dan budidaya sayuran organik seperti metode aquaponic. Demikian dikutip dalam rilis pers yang diterima pada Rabu (11/8/2021).

Pada saat yang sama juga turut membantu pembangunan cold storage benih, stasiun penelitian peternakan dan lain sebagainya, serta menyelenggarakan seminar untuk meningkatkan pengetahuan petani dalam bidang pertanian.

Dalam beberapa tahun terakhir, Taiwan Technical Mission telah memperkenalkan rumah kaca pintar, sistem penelusuran riwayat produksi dan pemasaran, sistem pemeriksaan residu pestisida, sistem pasokan dan pemasaran sayuran, panduan teknik budidaya dan teknik baru lainnya.

Taiwan Technical Mission juga menjalankan proyek-proyek kerja sama penting di antaranya Proyek "Satu Desa Satu Produk" (OVOP), "Manajemen Usaha Pertanian Bogor", "Proyek Produksi dan Pemasaran Boyolali", "Proyek Yogyakarta" untuk memperkenalkan jenis jamur dan tanaman yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.

Baca selebihnya di sini...

4 dari 4 halaman

Kerja Sama Taiwan dan Indonesia melalui Taiwan Technical Mission dan TETO

Sejak 1976, Taiwan dan Indonesia telah melakukan kerja sama bilateral pertanian.

Selama 45 tahun terakhir, Taiwan Technical Mission telah mengunjungi berbagai wilayah dan pulau-pulau besar di Indonesia, seperti Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera, Bali, dan Sulawesi.

Taiwan Technical Mission juga telah mengirimkan puluhan teknisi ke Indonesia. Tidak hanya mengajarkan petani teknik dan pengetahuan budidaya perikanan di Indonesia, tetapi juga budidaya padi dan hortikultura.

Sejak John C. Chen resmi menjabat sebagai kepala Taipei Economic and Trade Office in Indonesia (TETO) di Indonesia pada 2016, Chen terus berupaya menjalin kerja sama dengan sektor pertanian di Indonesia.

Beberapa hal yang dilakukan adalah mengirimkan pakar dari Taiwan untuk memberikan bimbingan teknik dalam pemanfaatan sumber daya air untuk sistem irigasi, menanam padi, penanaman produk pertanian bernilai ekonomi tinggi, peternakan bebek dan teknik lainnya, membantu pembangunan dan pengelolaan organisasi petani, serta telah mengadakan lebih dari 300 seminar bidang pertanian dimana sekitar tiga puluh ribu petani Indonesia telah menerima manfaat secara langsung, sehingga pendapatan petani lokal telah meningkat sebesar 20 persen.

Baca selebihnya di sini...