Sukses

Survei: 1 dari 5 Warga AS Punya Keluarga yang Tewas Akibat Senjata Api

Menurut survei tersebut, kekerasan terkait senjata termasuk penembakan massal, bunuh diri, dan kecelakaan, menjadi sangat umum di AS.

Liputan6.com, Washington - Satu dari lima orang dewasa Amerika Serikat (AS) memiliki anggota keluarga yang tewas akibat senjata, termasuk karena bunuh diri. Demikian menurut survei yang dirilis kelompok riset kesehatan KFF, Selasa (12/4/2023).

Persentase serupa menunjukkan bahwa mereka juga pernah diancam dengan senjata.

Menurut survei tersebut, kekerasan terkait senjata termasuk penembakan massal, bunuh diri, dan kecelakaan, menjadi sangat umum di AS, sehingga 84 persen orang dewasa AS mengatakan bahwa mereka telah mengambil tindakan pencegahan untuk melindungi diri sendiri dan keluarga dari bahaya ditembak. Demikian seperti dilansir Channel News Asia, Kamis (13/4).

Lebih dari sepertiga orang yang disurvei mengatakan, mereka menghindari kerumunan besar karena kemungkinan adanya kekerasan senjata. Sementara sekitar 29 persen dari mereka telah membeli senjata api untuk melindungi diri sendiri dan keluarga.

Data tersebut dirilis satu hari setelah penembakan massal terbaru di sebuah bank di Louisville, Kentucky, menewaskan lima orang. Sebelumnya, pada 27 Maret, tiga anak dan tiga orang dewasa ditembak mati di sebuah sekolah dasar di Nashville, Tennessee.

 

2 dari 2 halaman

Kematian Akibat Senjata Api di AS

Menurut Arsip Kekerasan Senjata, 11.631 orang telah terbunuh oleh senjata pada tahun 2023, termasuk 4.965 karena pembunuhan, kecelakaan, dan insiden penggunaan senjata untuk pertahanan. Sementara 6.666 karena bunuh diri.

Pada tahun 2022, organisasi itu mengatakan, 20.249 orang tewas dalam pembunuhan, penembakan yang tidak disengaja atau defensif. Lebih dari 24.000 menggunakan senjata untuk bunuh diri.

KFF mengatakan 41 persen orang dewasa Amerika tinggal di rumah tangga di mana ada senjata dan di 44 persen rumah itu, senjata disimpan di lokasi yang tidak terkunci.

Data KFF didasarkan pada survei terhadap 1.271 orang dewasa yang diambil selama pertengahan Maret.