Sukses

China Uji Coba Sistem Pencegat Rudal, Klaim Bertujuan Defensif dan Tidak Menargetkan Negara Manapun

China mengumumkan bahwa uji coba sistem pencegat rudal dilakukan pada Jumat (14/4/2023) larut malam di wilayahnya dan mencapai tujuan yang diinginkan.

Liputan6.com, Beijing - Kementerian Pertahanan China mengumumkan berhasil melakukan uji intersep rudal berbasis darat. Operasi itu dilakukan pada Jumat (14/4/2023) larut malam di wilayah China dan mencapai tujuan yang diinginkan.

"Tes itu bersifat defensif dan tidak menargetkan negara manapun," ungkap Kementerian Pertahanan China seperti dilansir AP, Minggu (16/4), tanpa memberikan keterangan lebih lanjut.

Sistem semacam itu, yang terdiri dari rudal pencegat berbasis darat dan sistem pengendalian tembakan, bertujuan untuk menjatuhkan rudal balistik termasuk rudal balistik antar-benua (ICBM) yang membawa hulu ledak nuklir atau lainnya saat rudal tersebut terbang menuju target.

Amerika Serikat (AS) menyebut sistem yang sangat kompleks dan mahal itu Ground-Based Midcourse Defense (GMD). Kemampuan China terkait GMD tidak begitu diketahui.

Sebelumnya, Kementerian Pertahanan China mengeluarkan pengumuman yang disebut hampir identik pada 4 Februari 2021, di mana uji coba diklaim juga telah mencapai tujuannya. Uji coba lainnya dilaporkan terjadi pada tahun 2018.

Pencegat pembunuh kinetik semacam itu juga dapat digunakan sebagai senjata anti-satelit dan China memicu banyak kritik ketika menggunakan rudal semacam itu untuk menghancurkan satelit observasi cuaca mereka yang sudah tidak berfungsi pada awal tahun 2007. Beijing disebut tidak mengumumkan operasi tersebut dan ledakan meninggalkan puing-puing besar yang terus membahayakan objek di orbit, termasuk stasiun ruang angkasa China sendiri, Tiangong.

2 dari 2 halaman

China Diprediksi Punya 1.500 Hulu Ledak Nuklir Tahun 2035

Program luar angkasa yang dikelola militer China dan upaya pengembangan rudal terkait erat. China diyakini telah menggunakan pusat peluncuran satelit untuk melakukan uji coba rudal.

China sudah memiliki salah satu gudang senjata terbesar di dunia dari semua jenis rudal dan diyakini akan mengembangkannya dengan cepat. Laporan Pentagon yang dirilis tahun lalu mengatakan, China saat ini memiliki sekitar 400 hulu ledak nuklir dan jumlah itu dapat bertambah menjadi 1.500 pada tahun 2035.

GMD membentuk komponen utama pertahanan rudal untuk militer AS, yang telah melakukan pengujian tambahan sebagai tanggapan atas peningkatan jumlah uji coba rudal Korea Utara.

Menurut Badan Pertahanan Rudal Kementerian Pertahanan AS, negara itu memiliki 44 pencegat yang dikerahkan di Fort Greely, Alaska, dan Pangkalan Angkatan Udara Vandenberg, California, yang dimaksudkan untuk melindungi seluruh tanah air Amerika.

Itu disebut cukup untuk melawan serangan dari negara seperti Korea Utara, yang mengembangkan rudal yang dapat menyerang AS, tetapi akan dengan mudah kewalahan oleh serangan skala besar dari Rusia atau China.

Korea Utara mengatakan pada Jumat bahwa pihaknya telah melakukan uji coba ICBM berbahan bakar padat untuk pertama kalinya. Hal tersebut dipandang sebagai sebuah kemungkinan terobosan dalam upayanya untuk memperoleh senjata yang lebih kuat dan sulit dideteksi yang menargetkan Amerika Serikat.

Tes yang dilakukan AS telah menunjukkan GMD jauh dari sempurna dan kira-kira tiga pencegat harus ditembakkan untuk menjatuhkan satu rudal yang masuk.AS juga mengoperasikan sistem antirudal Patriot dan THAAD yang mencakup wilayah geografis yang lebih kecil.