Liputan6.com, Madrid - Seorang pendaki gunung asal Spanyol muncul pada Jumat, 14 April 2023 dari sebuah gua 70 meter di bawah tanah tempat ia menghabiskan 500 hari terisolasi dari dunia luar.
Beatriz Flamini yang berusia 50 tahun dari Madrid, meninggalkan gua di Spanyol selatan tidak lama setelah pukul 09.00 waktu setempat setelah diberi tahu oleh para pendukung bahwa ia telah menyelesaikan prestasi yang ingin ia capai sejak 21 November 2021.
Baca Juga
Media Spanyol mengatakan hal tersebut mencetak rekor dunia baru, tetapi klaim tersebut belum dapat segera dikonfirmasi.
Advertisement
Kantor berita negara Spanyol Efe mengutip Flamini menyebut ia pernah terpaksa menghentikan sementara tantangan setelah sekitar 300 hari dan meninggalkan gua selama delapan hari karena masalah teknis. Efe melaporkan Flamini menghabiskan delapan hari di tenda, tetapi tidak melakukan kontak dengan siapa pun sebelum kembali masuk gua setelah masalah teratasi.
Tidak mungkin untuk segera menghubungi Flamini atau timnya untuk mengomentari insiden itu. Mengingat ada 509 hari antara 14 April dan hari Flamini memulai proyek, tampaknya ia menghabiskan setidaknya 500 hari di bawah tanah dengan jeda delapan hari, demikian seperti dilansir dari AP, Minggu (16/4/2023).
Berkedip dan tersenyum saat memeluk para simpatisan, kata-kata pertama Flamini sang wanita Spanyol termasuk menanyakan siapa yang akan membayar untuk pesta bir.
Dalam komentar singkat kepada wartawan, Flamini menggambarkan pengalaman terputus dari dunia sebagai "luar biasa, tak terkalahkan". Ia kemudian meminta izin pamit karena membutuhkan mandi pertamanya dalam lebih dari 16 bulan.
Â
Bertahan di Gua demi Eksperimen Proyek Timecave
Jauh sebelum Flamini, pada 1987 Maurizio Montalbini dari Italia menghabiskan 210 hari di dalam gua. Saat itu ia mencetak rekor dunia. Selain itu, pencarian di internet juga menunjukkan laporan tentang seorang Serbia yang menghabiskan lebih dari 460 hari di bawah tanah pada 2016.
Tujuan Flamini untuk mencetak rekor itu adalah bagian dari proyek Timecave yang dirancang untuk mempelajari bagaimana seseorang sendirian di bawah tanah begitu lama.
Flamini menggunakan dua kamera untuk mendokumentasikan pengalamannya dan menempatkan rekaman tersebut di titik pertukaran di dalam gua, lapor Efe. Rekan satu timnya menurunkan makanan dan kebutuhan lainnya di lokasi pengambilan dan mengambil apa pun yang ia tinggalkan di sana.
Sekelompok psikolog, peneliti, speleolog, dan pelatih fisik dengan Timecave mempelajari rekaman tersebut, tetapi tidak melakukan kontak langsung dengannya.
Pada konferensi pers Jumat 14 April 2023 malam, Flamini mengatakan bahwa ia merasa masih hidup di hari ia pamit dari dunia luar pada 2021 dan tidak tahu apa yang terjadi di dunia sejak itu, termasuk perang Rusia di Ukraina.
Tanpa mengetahui waktu, ia berkata telah berhenti mencoba menghitung hari setelah menghitung telah berada di sana sekitar 60 hari.
Flamini mengatakan bahwa ia tidak pernah merasa ingin menyerah, bahkan selama invasi lalat yang ia sebut sebagai sumber kenangan terburuknya.
"Sebenarnya, saya tidak ingin keluar," katanya.
Flamini berkata ia menghabiskan waktu "untuk membaca, menggambar, menenun, menikmati jadi diri sendiri. Saya berada di tempat yang saya inginkan."
Ia mengaku kehilangan hal-hal tertentu tetapi mengatakan "ini adalah bagian dari proyek. Tidak ada yang bisa dilakukan selain menerimanya."
Ia juga meminta maaf karena kesulitan menjawab pertanyaan. "Saya sudah satu setengah tahun tidak berbicara dan saya kesulitan," ucapnya.
Memperhatikan bahwa orang-orang di konferensi pers mengenakan masker, tampaknya untuk melindunginya dari infeksi, Flamini bergurau bahwa hal itu membuatnya merasa masih berada di puncak pandemi COVID-19.
Â
Advertisement
Ada Kakek 89 Tahun Asal Jepang Dinobatkan Jadi Peselancar Tertua Sedunia
Bicara soal rekor, peselancar asal Jepang berusia 89 tahun ini telah mempraktikkan hobinya nyaris satu dekade, dan dinobatkan sebagai orang tertua di dunia oleh Guinness World Records (GWR).
GWR mengumumkan, Seiichi Sano berusia 88 tahun 288 hari ketika Guinness World Records memverifikasi dirinya mengendarai ombak pada 8 Juli 2022 lalu.
Mengutip dari upi.com, Senin (3/4/2023), Sano mengatakan dirinya terinspirasi untuk berselancar tak lama setelah ia mendaki Gunung Fuji Jepang pada usia 80 tahun.
"Saya bekerja dengan seorang manajer bank yang memiliki kulit sangat kecokelatan. Saya pikir ia mungkin seorang pegolf, tetapi ketika saya bertanya kepadanya, ia berbisik kepada saya, 'Saya berselancar,'" ucapnya kepada GWR.
Sano pergi berselancar untuk pertama kalinya tiga hari kemudian, katanya. Dirinya langsung ketagihan, dan sekarang berselancar sepanjang tahun.
"Orang-orang mengatakan kepada saya bahwa berselancar itu berbahaya, tetapi saya mengalami saat-saat yang jauh lebih menakutkan di dalam mobil daripada di atas papan selancar," katanya.
Ia mengatakan ia memiliki sistem untuk memastikan pembelajaran tidak membuatnya frustrasi.
"Kamu melakukannya selama tiga hari, kemudian kamu istirahat, dan kamu melakukannya lagi selama tiga hari, dan seterusnya. Jika kamu masuk ke hal-hal baru dengan pola pikir bahwa kamu tidak harus terus mencoba selamanya, menurutku kebanyakan orang benar-benar melanjutkan untuk waktu yang sangat lama," pungkas Sano.
Bocah 4 Tahun Ini Pecahkan Rekor Dunia Jadi Orang Termuda Terbitkan Buku
Selain itu ada pula seorang bocah laki-laki asal Uni Emirat Arab (UEA) menjadi orang termuda di dunia yang menerbitkan buku. Saeed Rashed AlMheiri merilis buku bertajuk "The Elephant Saeed and the Bear" pada usianya yang baru menginjak 4 tahun 218 hari.
Nama Saeed Rashed AlMheiri pun masuk dalam catatan GWR ketika ia menerbitkan bukunya yang berjudul "The Elephant Saeed and the Bear".
Rekor itu diverifikasi ketika buku itu terjual 1.000 eksemplar, kata GWR.
Melansir dari upi.com, Minggu (2/4/2023), AlMheiri mengaku isi dari bukunya menceritakan tentang kebaikan dan persahabatan, ia juga mengatakan bahwa dirinya terinspirasi oleh saudara perempuannya, AlDhabi, yang memegang gelar GWR untuk orang termuda yang menerbitkan seri buku dwibahasa (perempuan).Â
"Saya sangat mencintai kakak perempuan saya, dan saya senang bermain dengannya sepanjang waktu," kata sang adik kepada GWR.
"Kami membaca, menulis, menggambar, dan melakukan banyak kegiatan bersama. Saya menulis buku saya (terinspirasi oleh kakaknya) karena saya merasa bisa memiliki buku sendiri juga," tambahnya.Â
Saat berbicara dengan GWR, ia juga bercerita singkat tentang bukunya. "Ini tentang Gajah Saeed dan beruang kutub. Gajah sedang piknik dan ia melihat beruang kutub. Ia mengira beruang itu akan memakannya tetapi, pada akhirnya, gajah itu menunjukkan kebaikan dan berkata 'mari kita piknik bersama'. Kemudian mereka menjadi teman dan menunjukkan kebaikan satu sama lain," tuturnya.
Advertisement