Liputan6.com, New Delhi - Seorang mantan politikus India, Atiq Ahmed, dan saudara laki-lakinya ditembak mati saat siaran langsung televisi pada Sabtu (15/4/2023) di Uttar Pradesh.
Video yang beredar menunjukkan Atiq Ahmed dan saudaranya yang diapit sejumlah polisi sedang berinteraksi dengan wartawan ketika sebuah tangan muncul dari kerumunan dan menembak keduanya tepat di kepala. Kedua bersaudara yang dalam kondisi diborgol itupun tumbang seketika. Demikian seperti dilansir NDTV, Minggu (16/4).
Baca Juga
Laporan The Times of India menyebutkan bahwa saksi mendengar setidaknya 14 peluru ditembakkan dalam waktu sekitar 22 detik. Tersangka dilaporkan meneriakkan "Jai Shri Ram" setelah mereka ditahan, frasa yang digunakan oleh umat Hindu yang berarti "Kemenangan bagi Dewa Rama".
Advertisement
BBC yang mengutip media lokal mengatakan, segera setelah penembakan, tiga pria yang disebut menyamar sebagai wartawan menyerah dan ditahan.
Atiq Ahmed dan saudaranya dibawa untuk menjalani pemeriksaan rumah sakit ketika mereka diserang.
Pembunuhan keduanya terjadi hanya beberapa hari setelah putra Atiq Ahmed tewas dalam baku tembak dengan polisi awal pekan ini.
Ketua Menteri Uttar Pradesh Yogi Adityanath dikabarkan telah membentuk komisi beranggotakan tiga orang untuk menyelidiki kasus penembakan Atiq Ahmed dan saudaranya.
Sosok Kontroversial
Atiq Ahmed yang merupakan mantan politikus dari Partai Samajwadi terlibat 100 kasus hukum, termasuk penculikan dan pembunuhan.
Sebuah tim polisi dari Uttar Pradesh membawa Atiq Ahmed, yang mendekam di Penjara Pusat Sabarmati dengan keamanan tinggi di Ahmedabad, Gujarat, ke Prayagraj pada 26 Maret untuk menghadirkannya di persidangan dalam kasus penculikan Umesh Pal pada tahun 2006.
Kemudian pada 28 Maret, pengadilan Atiq Ahmed dan dua orang lainnya divonis penjara seumur hidup dalam kasus penculikan.
Bulan lalu, Mahkamah Agung India menolak mendengar petisinya, di mana dia mengaku polisi mengancam nyawanya.
Uttar Pradesh diperintah oleh BJP yang berhaluan Hindu-nasionalis. Partai oposisi mengkritik pembunuhan itu sebagai penyimpangan keamanan.
Lebih dari 180 orang yang menghadapi berbagai dakwaan disebut dibunuh oleh polisi di Negara Bagian Uttar Pradesh dalam enam tahun terakhir. Partai oposisi mengatakan ada iklim ketakutan.
Aktivis HAM menuduh polisi melakukan pembunuhan ekstra yudisial, namun tuduhan itu dibantah oleh pemerintah negara bagian.
Advertisement