Liputan6.com, Beograd - Para pemuda Indonesia berhasil memenangkan penghargaan ilmiah di Serbia. Ada beragam topik yang diteliti oleh tim Indonesia, seperti biodegradasi, wound dressing, hingga pengawasan dengan Artificial Intelligence.
Dilaporkan situs Kemlu RI, Selasa (18/4/2023), ena orang pelajar yang mewakili Indonesia pada ajang tersebut adalah Dhavina P. Tjahjadi, Gabrielle R. Susanto, Teresa A. G. Lamiang, Fiona Lee, Veronica J. Sudjana, dan Jason M. Dihardja. Tim tipimpin oleh Antonius M. Barus.
Baca Juga
Tim Indonesia telah memenangkan 2 medali perak dan 3 (tiga) penghargaan lainnya, yaitu best poster in environmental science, best poster in computer science dan best poster in mathematics, pada International Conference of Young Scientist (ICYS) ke 29 di Beograd, Serbia.Â
Advertisement
Judul penelitian Tim Indonesia yang memenangkan medali maupun penghargaan adalah:
- Mucilage and Bamboo Charcoal Based Wound Dressing: Malabar Spinach (Basella alba) Mucilage and Cendani Bamboo (Phyllostachys aurea) Charcoal as A Biodegradable Hydrogel Powder for Wound Dressing.
- Styrofoam Biodegradation by Superworm.
- DontDrown: An Artificial Intelligent System for Beach Surveillance.
- Program to Optimize MSME’s Profit Using Linear Program.
ICYS merupakan pertemuan tingkat siswa sekolah menengah untuk mempertandingkan penelitian ilmiah dalam topik/tema tertentu pada tingkat internasional. Konferensi ICYS ke-29 ini dihadiri oleh lebih dari 80 pelajar dari berbagai negara di seluruh dunia.Â
Tim Indonesia yang tampil dalam ICYS 2023 merupakan hasil seleksi berjenjang Lomba Peneliti Belia (LPB) 2022 yang dimulai dari tingkat provinsi hingga nasional. Pemenang LPB Nasional 2022 yang terseleksi hingga ke tahap internasional mendapatkan pembinaan dari Center for Young Scientist dibawah pimpinan Dr. Monika Raharti.​​
Beasiswa YSEALI Academic Fellowship 2023 Dibuka, Anak Muda Indonesia Bisa Mulai Daftar 17 April
Masih di isu pendidikan, program beasiswa yang disponsori oleh pemerintah Amerika Serikat (AS)Â Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) kembali membuka pendaftaran untuk periode Musim Gugur 2023, mulai 17 April 2023.
Program beasiswa YSEALI Academic Fellowship ini adalah program akademik intensif jangka pendek yang memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang AS serta tema-tema tertentu kepada para pemimpin muda di Asia Tenggara, sekaligus meningkatkan keterampilan profesional dan kepemimpinan mereka.
"YSEALI Academic Fellowship adalah program khusus dari pemerintah AS yang membawa para pemimpin muda yang luar biasa dari negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, ke Amerika Serikat untuk lebih mengembangkan keterampilan profesional dan kepemimpinan mereka," kata Juru Bicara Kedutaan Besar AS Michael D. Quinlan dalam keterangan tertulis yang diterima Rabu (29/3).
"Beasiswa tersebut mencakup visa, tiket pesawat, biaya hidup, biaya kuliah, asuransi, dan biaya lain yang terkait dengan kegiatan akademik selama program berlangsung," sambung Quinlan.
Sejak Musim Semi 2015, ratusan anggota YSEALI dari Indonesia telah bergabung dengan rekan-rekan dari negara anggota ASEAN lainnya seperti Timor-Leste, untuk berpartisipasi dalam program YSEALI Academic Fellowship dengan memilih salah satu dari tiga tema. Ketiga tema itu yakni "Keterlibatan Masyarakat", "Isu Lingkungan", dan "Kewirausahaan Sosial dan Pembangunan Ekonomi".
Advertisement
Kriteria Pendaftaran
Beberapa kriteria yang diperlukan untuk mendaftar program YSEALI Academic Fellowship adalah mereka yang berusia 18 hingga 25 tahun. Mereka juga sudah atau akan mendaftar menjadi anggota YSEALI. Selanjutnya, mereka harus masih berstatus mahasiswa atau sudah lulus dari universitas kurang dari lima tahun.
Komunitas yang kurang terlayani seperti kelompok masyarakat minoritas dan penyandang disabilitas, juga dapat ikut mendaftar dengan cara mengisi lamaran yang disediakan di laman resmi U.S. Embassy in Indonesia atau Kedutaan AS di Indonesia.
Tahun 2023 juga menandai ulang tahun YSEALI yang ke-10. YSEALI ingin terus membangun kapabilitas kepemimpinan pemuda di kawasan, memperkuat hubungan antara AS dan Asia Tenggara, serta membina komunitas pemimpin yang bekerja lintas batas untuk memecahkan masalah bersama melalui berbagai program.
Program beasiswa lima minggu ini terdiri dari beberapa rangkaian seperti diskusi, seminar, kegiatan membaca, presentasi kelompok, dan perkuliahan. Pembelajaran dan kegiatan kelas dilengkapi dengan widyawisata, kunjungan lapangan, kegiatan kepemimpinan, dan peluang kegiatan sukarela dalam komunitas lokal.
Kemudian, selama residensi akademik, peserta juga akan berkesempatan untuk terlibat dalam kegiatan pendidikan dan budaya di luar kelas. Para peserta akan dilengkapi dengan widyawisata ke daerah lain di AS di mana mereka akan bertemu dengan organisasi di tingkat lokal, negara bagian, pihak swasta, dan organisasi nirlaba yang bekerja di lapangan.
"YSEALI memberi saya kesempatan untuk meningkatkan keterampilan kepemimpinan dan memberdayakan saya untuk menjadi pemimpin perempuan Tuli yang lebih visioner di Indonesia," ucap Nissi Taruli Felicia Naibaho, peserta Tuli pertama YSEALI yang berasal dari Jakarta dan mengikuti program beasiswa dengan tema "Keterlibatan Masyarakat" di University of Nebraska di Omaha pada Agustus 2022.
Tentang YSEALI
YSEALI diluncurkan pada 2013 sebagai program khas pemerintah AS untuk memperkuat kemitraan dengan para pemimpin baru di Asia Tenggara.
Melansir dari laman resmi U.S. Embassy and Consulates in Indonesia, YSEALI juga bertujuan untuk memperluas keterampilan masyarakat Asia Tenggara sebagai pemimpin sipil, ekonomi dan non-pemerintah yang efektif di wilayah Asia Tenggara, dan mendorong mereka untuk bekerja sama lintas batas untuk memecahkan tantangan regional.
YSEALI mencakup semua negara anggota ASEAN, mulai dari Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, hingga Vietnam.
YSEALI juga program yang terbuka untuk anak muda mulai dari usia 18 sampai 35 tahun.
Menanggapi prioritas pemuda di kawasan ASEAN, program YSEALI berfokus pada empat tema yakni keterlibatan masyarakat, pembangunan berkelanjutan, pendidikan, dan pertumbuhan ekonomi.
Peluang yang diberikan YSEALI untuk anak-anak muda termasuk pertukaran profesional dan akademik ke AS, lokakarya regional untuk pengembangan jejaring dan keterampilan, dan kompetisi hibah untuk mendukung upaya para pemimpin baru untuk menangani masalah-masalah regional.
Advertisement