Sukses

Perempuan Rusia Divonis 21 Tahun Penjara di AS atas Plot Pencurian Identitas, Mencoba Membunuh Korban dengan Cheese Cake Beracun

Hakim agung menyebut Viktoria Nasyrova sebagai seorang wanita yang sangat berbahaya dan rencananya sangat jahat.

Liputan6.com, Washington - Viktoria Nasyrova, seorang perempuan kelahiran Rusia yang mencoba meracuni temannya dengan cheese cake, berkata kasar ke arah hakim setelah divonis 21 tahun penjara pada Rabu (19/4/2023), atas plot pencurian identitas.

Hakim Agung Queens Kenneth Holder menyebut Nasyrova sebagai seorang wanita yang sangat berbahaya dan rencananya sangat jahat sebelum akhirnya mengumumkan vonis terhadap perempuan usia 47 tahun tersebut.

"F-k you!," ujar Nasyrova ke arah hakim saat dibawa keluar dari ruang sidang pada Rabu, seperti dilansir New York Post, Kamis (20/4).

Pada Februari, Nasyrova yang tinggal di Brooklyn, Amerika Serikat, telah dinyatakan bersalah atas percobaan pembunuhan seorang penata bulu mata yang juga temannya sendiri, Olga Tsvyk, pada Agustus 2016.

Sebelum mantan temannya divonis, Tsvyk diizinkan berbicara di pengadilan tentang pengalamannya mendekati kematian akibat ulah Nasyrova.

"Tuhan memberi saya kehidupan ketika Viktoria Nasyrova mencoba mengakhirinya," kata Tsvyk. "Baginya, adalah hal mudah untuk mencoba dan mengambil nyawa orang lain."

"Mendapatkan kepercayaan dari orang lain dan kemudian mengambil semuanya dari orang itu adalah hal mudah.. Mudah baginya untuk mencuri. Mudah baginya untuk membunuh."

Pada hari percobaan pembunuhan, Nasyrova pergi ke rumah Tsvyk di Queens dengan sekotak cheese cake. Dia makan dua potong sebelum menawarkan potongan cake yang sudah diracun obat penenang Phenazepam kepada korban.

Tsvyk yang menyantapnya mulai muntah dan berbaring. Dia menderita halusinasi dan nyaris mengalami serangan jantung.

Meninggalkan Tsvyk dalam kondisi tidak sadarkan diri, Nasyrova mencuri paspor, izin kerja, perhiasan, dan uang tunai sekitar US$ 4000 atau Rp60 juta. Nasyrova juga meninggalkan pil penenang di sekitar tubuh Tsvyk agar terlihat seperti bunuh diri.

Keesokan harinya, saudara Tsvyk menemukan perempuan itu dalam kondisi tidak sadar dengan pil-pil berserakan di sekitarnya. Phenazepam yang terdeteksi di sisa-sisa cake dan pil yang berserakan di lantai dipastikan merupakan obat yang sama.

Setelah peristiwa itu, Nasyrova mengubah penampilannya sehingga menyerupai Tsvyk. Kemiripan itu semakin menjadi mengingat keduanya adalah penutur bahasa Rusia.

Dalam pernyataan pada Rabu, Tsvyk mengatakan kepada hakim bahwa percobaan pembunuhan tersebut membuatnya tidak bisa tidur selama berbulan-bulan, takut pergi bekerja, tidak percaya pada orang, dan terus-menerus takut bahwa Nasyrova akan kembali dan menyelesaikan apa yang dia mulai.

"Saya akan menghabiskan berjam-jam menangis sampai tertidur, memikirkan apa yang terjadi pada saya," kata Tsvyk.

2 dari 2 halaman

Masa Lalu Kelam

Nasyrova memiliki masa lalu yang kelam, termasuk tuduhan bahwa dia membunuh dan membakar tubuh seorang tetangganya di Rusia pada tahun 2014 sebelum melarikan diri ke New York City. Otoritas Rusia sejak itu mengeluarkan Red Notice ke Interpol untuk penangkapannya.

Dia juga memiliki sejarah menggunakan racun.

Ruben Borukhov (54) mengatakan kepada juri bahwa Nasyrova membiusnya selama kencan dan ketika dia sadar, dia menemukan arlojinya hilang dan kartu kreditnya memiliki tagihan US$ 2.600 atau sekitar Rp39 juta.

"Keadaan yang diperlihatkan di persidangan menunjukkan bahwa terdakwa memiliki jenis perencanaan yang tidak terpikirkan sebelumnya," kata Asisten Jaksa Wilayah Queens Konstantinos Litourgis. "Dia tidak pernah peduli pada korbannya dan dia juga tidak pernah menyesal atas apa yang dia lakukan."

Pengacara kriminal Nasyrova, Jose Nieves, meminta keringanan hukuman. Dia mencatat bahwa kliennya memiliki seorang anak laki-laki dengan "penyakit yang melemahkan" dan membutuhkan transplantasi sumsum tulang.

"Dia (Nasyrova) tidak melihatnya selama delapan tahun," kata Nieves. "Dia masih berharap untuk bersatu kembali dengannya sebelum penyakit itu mengakhiri hidupnya."

Nieves juga meminta hakim untuk mempertimbangkan kehidupan dan latar belakang Nasyrova secara keseluruhan, mengatakan dia berjuang dengan masalah kesehatan mental tetapi tidak pernah menerima perawatan yang layak.

Pengacara Nasyrova mengatakan kepada The Post, meskipun hukumannya tidak maksimal, menurutnya itu "berlebihan". Dia pun berencana untuk mengajukan banding.

"Seorang penipu yang kejam dan penuh perhitungan akan masuk penjara untuk waktu yang lama karena mencoba membunuh untuk mendapatkan keuntungan pribadi," kata Jaksa Wilayah Queens Melinda Katz. "Syukurlah, korban selamat dari serangan terhadap hidupnya dan kami dapat memberikan keadilan kepadanya."