Sukses

Makam Baru dengan Kuil Berusia 3.000 Tahun dan Sosok Dewa Misterius Ditemukan di Mesir

Tim Belanda-Italia berhasil menemukan situs makam baru yang ditemukan di Mesir dengan kuil berusia 3.000 tahun. Penemuan ini dapat menjelaskan praktik penguburan orang mati selama periode itu.

Liputan6.com, Saqqara - Mesir dikenal menyimpan banyak sekali misteri dan budaya unik yang belum terungkap oleh manusia di peradaban sekarang.

Penemuan dari peradaban Mesir kuno yang unik antara lain ada sistem pertukaran potongan tangan dengan emas, mumifikasi dan tujuannya, piramida serta metode pembuatannya, dan kali ini, penemuan makam dan kuil.

Sebuah makam yang sangat tua telah ditemukan dengan empat kuil kecil yang memperlihatkan pemandangan sosok seorang dewa bernama Yoyo.

Mengutip dari Mirror, Minggu (23/4/2023), para arkeolog mengungkapkan makam ini berasal dari Periode Ramesside, yaitu sekitar 3.000 tahun yang lalu.

Tim Belanda-Italia sedang mengerjakan sebuah situs di Giza, Mesir ketika menemukan makam tersebut, milik seorang pria bernama Banhesi.

Penemuan ini tepatnya berlokasi di desa kuno Saqqara yang memang diketahui berisi kuburan kuno kerajaan Mesir.

Para ahli percaya Banhesi hidup selama Periode Ramesside, yang dimulai sekitar 3.063 tahun lalu dan berakhir sekitar 1.993 tahun lalu.

Dalam masanya, dia masih bisa berjalan di antara piramida Giza yang terkenal, yang sudah berusia setidaknya 1.500 tahun pada saat itu.

Panel yang ditemukan di dalam makam menunjukkan almarhum sedang menyembah Dewi Hathor - dewa langit yang melakukan perjalanan antar dunia, membantu jiwa mati untuk memasuki alam baka.

Ada juga yang memperlihatkan Banhesi dan istrinya Baya, berdiri di samping seorang pria yang mengenakan kulit macan tutul di bahunya.

Kementerian Pariwisata dan Kepurbakalaan Mesir mengatakan, "Misi arkeologi bersama Belanda-Italia... telah mengungkapkan sebuah makam milik seseorang bernama Banhesi dari periode penguasa Ramesside."

Dr Mustafa Waziry, Sekretaris Jenderal Dewan Tertinggi Kepurbakalaan, menyatakan bahwa misi tersebut juga berhasil mengungkap sejumlah tempat suci lain yang termasuk dalam periode waktu yang sama.

2 dari 4 halaman

Fitur Makam

Makamnya terdapat gerbang masuk, halaman dalam yang berisi dasar kolom batu, sumur yang mengarah ke ruang pemakaman bawah tanah, dan tiga kuil yang bersebelahan.

Dr Mohamed Youssef, Direktur Saqqara Antiquities Area menjelaskan tata letak makam berbentuk candi yang berdiri sendiri.

Panel yang memperlihatkan Banhesi dan istrinya Baya, yang dikenal sebagai penyanyi Amun, ditemukan di dalam makam.

Ini termasuk pemandangan indah Banhesi yang menyembah dewi Hathor, dan di bawahnya ada pemandangan yang memperlihatkan Banhesi dan istrinya Baya bersama di depan meja persembahan.

Ada juga beberapa pemandangan dengan pendeta dan persembahan.

Selain itu, misi ini juga berhasil mengungkap sisa-sisa empat kuil kecil, dua di antaranya berisi sejumlah prasasti yang satunya milik seseorang bernama Yoyo.

Meskipun berukuran kecil, mereka berisi beberapa adegan dan prasasti yang dicirikan oleh presisi dan kualitas detailnya. Dan dalam kondisi baik.

Ada juga sebuah pemandangan adegan prosesi pemakaman Yoyo dan kebangkitan muminya untuk hidup di alam baka.

3 dari 4 halaman

Informasi Proyek

Proyek Belanda dan Italia ini ditugaskan oleh National Museum of Antiquities di Leiden dan Museum Mesir di Turin.

Diharapkan penemuan ini dapat menjelaskan perkembangan pemakaman Saqqara selama periode Ramesside dan mengungkap individu baru yang sebelumnya tidak diketahui dari sumber sejarah.

Para peneliti di area arkeologi Saqqara bekerja di bawah pengawasan Dewan Tertinggi Kepurbakalaan.

"Penemuan ini mendukung teori sebelumnya yang menyatakan bahwa area antara makam dinasti ke-18 - seperti makam Maya - digunakan kembali di era selanjutnya untuk membangun makam dan tempat suci selama periode Ramesside," tambah Kementerian Pariwisata dan Kepurbakalaan Mesir.

Sehingga, dapat dibilang bahwa prasasti pada kuil ini berhasil membawa pencerahan baru dan menjelaskan praktik penguburan orang mati selama periode itu.

4 dari 4 halaman

Studi Penemuan Lain: Piramida Mesir

Misteri mengenai siapa yang membangun piramida dan mengapa serta bagaimana mereka dibangun adalah salah satu penemuan unik dari peradaban Mesir kuno yang sudah diungkapkan banyak studi.

Piramida Mesir adalah salah satu keajaiban dunia yang paling luar biasa, dan jutaan orang berwisata ke Mesir demi menyaksikan keajaiban arsitektur ini.

Banyak penelitian telah dilakukan selama berabad-abad untuk menjelaskan kebenaran di balik pembangunannya, yang menyebut kemungkinan membutuhkan waktu antara 15 hingga 30 tahun.

Informasi itulah yang konon diyakini hingga sekarang.

Melansir dari WorldAtlas, Sabtu (18/3/2023), disebutkan kronologi waktu piramida itu mulai dibangun. Diketahui bahwa Lembah Nil Mesir diselesaikan pada 3500 SM, tetapi piramida pertama baru mulai muncul setelah 2700 SM.

Bagi banyak peradaban di seluruh dunia, 800 tahun biasanya tidak cukup untuk beralih dari pertanian sederhana ke organisasi dan konstruksi skala besar, jadi dapat dibilang dinasti Mesir menjadi preseden yang sulit untuk diikuti.

Ukurannya bervariasi berkisar dari 1,2 juta hingga 92 juta kaki kubik, dan karena bahan utamanya adalah balok batu kapur yang sangat besar, dapat dimengerti bahwa beberapa piramida membutuhkan waktu lebih lama daripada yang lain.

Uniknya, orang Mesir tidak menggunakan mekanisme roda yang biasanya digunakan orang lain pada umumnya, dengan teori bahwa batu-batu itu ditata secara teratur ke piramida dalam serangkaian silinder.

Untuk membaca artikel lengkap mengenai pembangunan piramida, klik di sini.