Liputan6.com, Minsk - Unit militer Belarus telah selesai menjalani latihan untuk menggunakan senjata nuklir Rusia, kementerian pertahanan Belarus itu mengatakan pada Sabtu 22 April 2023.
Mereka menjalani pelathan di Rusia untuk menggunakan sistem rudal taktis Iskander. Skema pelatihan termasuk soal bagaimana meluncurkan senjata nuklir tersebut, demikian seperti dikutip dari ABC News, Minggu (23/4/2023).
Baca Juga
Pengumuman dibuat tepat empak pekan setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Moskow akan menempatkan senjata nuklir taktis di negara tetangga Belarus. Ini ditujukan untuk mengirimkan peringatan kepada NATO atas dukungan militernya untuk Ukraina.
Advertisement
Pada awal Februari, Belarus mengatakan angkatan bersenjatanya berada dalam kendali otonom atas sistem peluru kendali bergerak Iskander yang telah disediakan Rusia.
Tetapi ketika unit dikirim ke Rusia pada 4 April untuk pelatihan tambahan, Minsk menjelaskan bahwa sesi mereka akan mencakup studi tentang "pemeliharaan dan penggunaan hulu ledak nuklir taktis dari sistem pertahanan rudal Iskander".
Unit-unit itu kembali ke Belarus pada hari Sabtu, kata kementerian pertahanan di Telegram.
Rusia belum memberikan jadwal yang jelas untuk memindahkan senjata nuklir taktis ke Belarus, tetapi Putin mengatakan pembangunan fasilitas penyimpanan harus selesai pada awal Juli.
Ini akan menjadi pengerahan pertama bagian dari persenjataan nuklir Rusia di luar perbatasannya sejak runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991.
Belarus: Perang Nuklir Kian Nyata Jika AS Terus Mendukung Ukraina dalam Perang dengan Rusia
Sebelumnya, Pemimpin Belarus Alexander Lukashenko memperingatkan, ancaman perang nuklir kian nyata jika Amerika Serikat dan negara Barat terus melanjutkan dukungan untuk Ukraina dalam perang dengan Rusia.
"Sebagai hasil dari upaya Amerika Serikat dan sekutunya, perang skala penuh telah terjadi di [Ukraina] ... perang dunia ketiga dengan api nuklir membayangi cakrawala," kata Lukashenko pada Jumat 31 Maret 2023, dikutip dari DW (1/4/2023).
Dalam pidato tahunan kepada anggota parlemen dan pejabat pemerintah, sekutu terdekat Presiden Rusia Vladimir Putin itu menyerukan gencatan senjata segera di Ukraina.
"Semua masalah teritorial, rekonstruksi, keamanan, dan lainnya dapat dan harus diselesaikan di meja perundingan, tanpa prasyarat," kata Lukashenko.
Akan tetapi, Rusia pernah menola seruan itu. Moskow mengatakan tidak dapat mencapai tujuan "operasi militer khusus" dengan cara ini.
Kendati demikian, Lukashenko menyambut baik rencana Putin untuk mengerahkan senjata nuklir taktis Rusia ke Belarus. Hal itu dianggap bisa melindungi negaranya dari kemungkinan invasi dari negara tetangga Polandia.
"Percayalah, saya tidak pernah menipu Anda. Mereka bersiap untuk menyerang Belarus, untuk menghancurkan negara kami," kata Lukashenko tanpa memberikan bukti apa pun atas klaim tersebut.
Advertisement