Liputan6.com, Brisbane - Penduduk di sebuah pantai terkenal di Australia geger setelah penamuan buaya besar tanpa kepala. Saat diperiksa, buaya itu dalam keadaan membusuk.
Beberapa penduduk menduga bahwa kepala buaya itu sengaja dipenggal. Mereka mengira jika ini merupakan tindakan balas dendam menyusul serentetan serangan buaya baru-baru ini terhadap manusia di sepanjang pantai Queensland antara Port Douglas dan Cooktown, menurut news.com.au.
Baca Juga
Namun masih belum jelas bagaimana buaya raksasa sepanjang 4 meter itu mati, menurut Departemen Lingkungan dan Sains Queensland (DES).
Advertisement
Buaya tanpa kepala itu ditemukan di Pantai Cow Bay, sebelah utara Sungai Daintree.
Bangkai buaya itu dalam keadaan membusuk sehingga staf tidak dapat melakukan nekropsi, kata lembaga pemerintah itu. "Karena keadaan pembusukan, tidak dapat ditentukan apakah ada campur tangan manusia," kata DES, seperti dikutip dari Live Science, Senin (24/4/2023).
"Mungkin buaya itu dipenggal (sebelum atau sesudah mati) karena pemangsaan alami."
Namun, beberapa penduduk setempat meragukan bahwa buaya lain yang memenggal kepala hewan besar itu.
"Klaim dari DES benar-benar konyol," kata Tom Chalmers Hayes, seorang fotografer buaya dan konservasionis yang pergi ke tempat kejadian menyusul laporan hewan yang mati.
"Saya bersama mayat itu selama tiga jam dan sama sekali tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan buaya telah membunuh jantan ini dan mencabik-cabiknya, bekas parang yang sangat jelas ada di tubuh dan di sekitar area leher di mana kepalanya telah dilepas."
Berdasarkan ukurannya, buaya jantan besar dianggap sebagai buaya "ikon" di bawah undang-undang konservasi Queensland, yang berarti buaya mati itu lebih dilindungi daripada individu yang lebih kecil.
Ahli herpetologi juga memperkirakan usianya setidaknya 30 hingga 40 tahun dan merupakan predator puncak.
Tatanan Predator Kemungkinan Bermain Peran
Hilangnya buaya jantan raksasa sebesar itu bisa meresahkan tatanan sosial buaya lain di kawasan itu.
"Karena kita baru mulai memahami sistem sosial buaya, sulit untuk memprediksi bagaimana pemusnahan seekor buaya jantan besar akan berdampak pada buaya yang tersisa di daerah tersebut," ujar Cameron Baker, seorang pascadoktoral peneliti di Charles Darwin University di Australia yang tidak terlibat dalam penyelidikan pemenggalan.
"Namun, itu kemungkinan akan mewakili periode kerusuhan sosial dan perubahan populasi saat individu mencoba menentukan di mana mereka duduk dalam hierarki sosial baru akibat hilangnya pejantan besar ini."
Konflik dapat muncul antara beberapa pejantan yang berlomba-lomba untuk menggantikan individu yang mati, meskipun buaya mungkin tidak teritorial seperti yang diperkirakan para ilmuwan, kata Baker.
Pembunuhan itu juga bisa menimbulkan efek riak pada ekosistem pesisir. Sebab, sebagai predator puncak, buaya berpotensi memainkan beberapa peran penting di lingkungannya.
"Misalnya, dengan membatasi kepadatan populasi dan perilaku spesies mangsanya, buaya secara tidak sengaja meningkatkan kelangsungan hidup mangsanya," jelas Baker.
"Dengan demikian, pemusnahan buaya melalui perburuan dapat secara tidak sengaja mengubah komposisi ekosistem, mengurangi kesehatan dan produktivitasnya secara keseluruhan," lanjutnya.
Buaya di Queensland telah kembali dari ambang kepunahan sejak tahun 1970-an, ketika para pemburu membunuh mereka untuk diambil kulitnya, menurut laporan DES 2020. Namun, buaya masih terdaftar sebagai spesies yang rentan oleh DES di bawah Undang-Undang Konservasi Alam negara bagian 1992.
Pemenggalan tersebut terjadi setelah tiga serangan buaya yang serius tetapi tidak fatal terhadap orang-orang di daerah tersebut sejak Februari 2023. Insiden terakhir terjadi pada 8 April, ketika buaya sepanjang hampir 4,5 m berulang kali menggigit seorang pria dan hampir menenggelamkannya di Archer Point, selatan Cooktown. Pria itu berhasil melarikan diri dengan memasukkan jarinya ke mata binatang itu.
Advertisement
Warga Heboh Temukan Kepala Buaya Tanpa Tubuh, Diduga Dimakan Manusia
Tidak hanya kepalanya yang hilang, baru-baru ini ada ditemukannya buaya tanpa tubuh.Â
Seorang nelayan dikejutkan dengan penemuan kepala buaya di danau Bang Phra di distrik Si Racha, provinsi Chon Buri, Thailand timur pada Jumat, 17 Februari 2023, dilansir dari The Thaiger.
Nelayan itu membagikan kejadian tragis tersebut di halaman Facebook-nya dengan keterangan "Dia digigit makhluk apa? Atau, bagaimana bisa sampai di sini?"
Setelah itu, warga setempat pun bertindak untuk membantu pencarian bagian tubuh buaya lain di sekitarnya, tetapi sayangnya tidak ditemukan.
Nelayan bernama Yuth Pimhot, menemukan kepala buaya di dekat air ketika ia turun ke tempat kejadian untuk menangkap ikan sekitar pukul 16.00 waktu setempat.
Bahkan, nelayan berusia 29 tahun itu beranggapan bahwa tubuh buaya tersebut telah dimakan oleh penduduk setempat (mereka tidak bisa memakan kepalanya) sehingga memutuskan untuk membuangnya ke danau. Hal itu karena ada bekas sayatan parang di kepala buaya.
Warga setempat yang ikut dalam pencarian juga menambahkan, buaya tersebut kemungkinan sudah mati beberapa hari sebelumnya karena daging di kepalanya belum membusuk.
Lebih mengejutkan lagi, ketika Yuth membuka rahang buaya dan menemukan bahwa lidahnya juga telah menghilang. Kematian buaya tersebut cukup jelas, tetapi penyelidikan lebih lanjut akan dilakukan bagaimana kepala buaya bisa berakhir di danau.
Balita Florida Usia 2 Tahun yang Hilang Ditemukan Tewas Ditelan Buaya
Bicara soal insiden buaya itu, tidak lama ini seorang balita asal Florida yang hilang, telah ditemukan tewas Jumat, 31 Maret 2023, setelah pihak berwenang mengatakan mereka menemukan tubuh bocah berusia dua tahun itu perut buaya.
Balita yang bernama Taylen Mosley, dilaporkan hilang setelah ibunya, Pashun Jeffery (20) ditemukan tewas di apartemennya Kamis sore dengan beberapa luka tusukan, kata Kepala Polisi St. Petersburg Anthony Holloway dalam konferensi pers Jumat.
Polisi St. Petersburg menduga bahwa Taylen sengaja dimasukkan ke danau oleh ayahnya, yang juga dituduh membunuh ibu dari anak itu.
Diberitakan oleh CNN, Selasa (4/4/2023)Â Thomas Mosley, pria berusia 21 tahun, menghadapi dua dakwaan kasus pembunuhan tingkat pertama.
"Karena tuduhan yang sangat serius seputar kehilangan tragis ini, penyelidikan kami saat ini difokuskan untuk mengumpulkan informasi tentang fakta dan keadaan kasus tersebut, serta kondisi mental klien kami," kata Sara Mollo selaku juru bicara Pembela Umum Sirkuit Peradilan Keenam dalam sebuah pernyataan.
Mosley diduga "melempar atau menempatkan" putranya yang berusia 2 tahun, Taylen, ke dalam danau, menimbulkan "luka mematikan" yang menyebabkan kematian anak itu.
Advertisement