Liputan6.com, Berlin - Aktivis lingkungan Jerman menghentikan sementara lalu lintas di beberapa bagian Berlin pada Senin, 24 April 2023 dengan menempelkan diri alias tiduran di jalan-jalan di seluruh ibu kota.
Anggota kelompok Last Generation telah berulang kali memblokir jalan di seluruh Jerman dalam satu tahun terakhir dalam upaya menekan pemerintah untuk mengambil tindakan yang lebih drastis terhadap perubahan iklim. Dalam beberapa kesempatan, mereka menempel di jalan, membuat marah beberapa pengendara dan memicu tuduhan ekstremisme dari politisi konservatif.
Baca Juga
Selain pemblokiran jalan, para aktivis lingkungan mengatakan bahwa mereka juga akan memblokir lalu lintas di kemudian hari seperti yang telah mereka lakukan pada Jumat, 21 April.
Advertisement
Di pagi hari, ada lebih dari 30 blokade jalan di seluruh kota, lapor kantor berita Jerman Deutsche Presse-Agentur (Dpa)
"Kami tidak akan lagi menerima bahwa pemerintah tidak memiliki rencana untuk menghentikan penghancuran mata pencaharian kami," kata Last Generation dalam sebuah pernyataan, demikian dikutip dari AP, Senin (24/4/2023).
"Kami melawan sekarang."
Menurut polisi Berlin, hingga 500 petugas berada di jalan-jalan di kota sepanjang hari untuk mencegah blokade atau mengakhirinya dengan cepat, lapor Dpa. Helikopter polisi melayang di atas kota untuk memperingatkan rekan-rekan di lapangan tentang blokade juga.
Kelompok itu mengatakan pekan lalu bahwa anggotanya akan meningkatkan tindakan mereka dalam beberapa hari mendatang dan mencoba untuk "menghentikan kota secara damai."
Protes menyebabkan kemacetan lalu lintas di banyak jalan utama Berlin dan jalan raya kota, serta di beberapa lingkungan luar ibu kota Jerman.
Respons Pemerintah dari Aksi Aktivis Lingkungan itu
Beberapa orang memang tampaknya mendukung perjuangan pengunjuk rasa untuk perlindungan iklim. Namun pihak lain, terutama pengemudi yang marah karena terjebak dalam kemacetan lalu lintas, mencoba menarik para aktivis keluar dari jalan dengan kekerasan meskipun pejabat telah berulang kali memperingatkan pengendara untuk tidak terlibat dalam tindakan main hakim sendiri terhadap kelompok tersebut.Â
Dalam beberapa kasus, dibutuhkan lebih banyak waktu daripada di masa lalu untuk melepaskan pengunjuk rasa dari jalanan karena beberapa dari mereka menggunakan jenis lem yang berbeda kali ini. Alih-alih menggunakan minyak untuk melepaskan tangan pengunjuk rasa dari jalanan, petugas harus menggunakan alat dan merusak aspal untuk mengeluarkan pengunjuk rasa.
Last Generation ingin Jerman berhenti menggunakan semua bahan bakar fosil pada 2030 dan mengambil tindakan jangka pendek termasuk penerapan batas kecepatan umum 100 kilometer per jam di jalan raya sebagai cara untuk mengurangi emisi transportasi.
Steffen Hebestreit selaku juru bicara pemerintah mengatakan pada Senin, 24 April bahwa pemerintah Jerman saat ini telah berbuat lebih banyak untuk mengekang perubahan iklim daripada pendahulunya.
"Kami adalah demokrasi parlementer. Ada kemungkinan untuk mengungkapkan kritik. Saya ragu bahwa gangguan besar terhadap ketertiban umum dan sejenisnya dapat mencapai tujuan yang dimaksudkan," katanya kepada wartawan di Berlin.
"Tentu kami tidak mendukung bentuk protes seperti itu."
Ditanya apakah Kanselir Olaf Scholz berencana untuk bertemu dengan para aktivis, seperti yang telah dan direncanakan oleh politisi lain, Hebestreit mengatakan ia tidak mengetahui adanya janji temu.
"Pembicaraan seperti itu sangat masuk akal jika seseorang ingin bertukar pandangan dan bukan jika tujuannya adalah untuk memaksakan tuntutan maksimum," ujarnya.
Menteri Perhubungan Jerman Volker Wissing, yang telah menolak permintaan batas kecepatan, berencana untuk bertemu dengan para aktivis pada 2 Mei. Wissing mengkritik tajam kelompok itu karena blokade jalannya di masa lalu.
Advertisement
Aktivis Lingkungan Tuang Cairan Hitam Ke Air Mancur Barcaccia Italia, Protes Pemakaian Bahan Bakar Fosil
Tidak hanya di Jerman, ada pula kelompok aktivis lingkungan bernama Ultima Generazione yang memiliki arti Generasi Terakhir, menuangkan cairan hitam berbahan dasar arang ke air mancur Barcaccia yang terletak di bawah Spanish Steps, Roma tengah, Italia.Â
Kelompok tersebut mengunggah video aksi mereka di Twitter melalui akun @UltimaGenerazi1. Klip itu menunjukkan tiga pria dan seorang perempuan di dalam air mancur tengah membuka kantong berisi cairan karbon hitam berbasis sayuran untuk mewarnai air menjadi hitam.
"Tidak masuk akal bahwa Anda tersinggung dengan sikap seperti ini, sementara kita hidup dengan darurat kekeringan yang telah menempatkan pertanian, produksi energi... dan keberlangsungan hidup kita sendiri dalam krisis," kata kelompok itu dalam cuitannya.
Mengutip dari CNN, Senin (3/4/2023), kelompok itu dihentikan pejabat Carabinieri dan polisi ibu kota Roma pada Sabtu, 1 April 2023, kata seorang juru bicara polisi. Polisi di Italia menangkap tiga aktivis iklim yang mengubah warna air mancur bersejarah bergaya Baroque di kaki Spanish Steps Roma jadi hitam.Â
Mereka ditahan dengan tuduhan merusak monumen publik dan memasuki air mancur. Air yang menggenang di Bacaccia Fountains tetap hitam dengan noda yang terlihat di air mancur marmer hingga Sabtu sore.Â
Aktivis Lingkungan Semprot Cat ke Toko Rolex di London
Begitu juga di Inggris, dua aktivis lingkungan Just Stop Oil telah ditangkap setelah menyemprotkan cat oranye ke seluruh toko Rolex di pusat kota London. Aksi itu dilancarkan saat eco-mob melancarkan protes selama 28 hari berturut-turut.
Melansir dari Daily Mail, Rabu (3/11/2022), rekaman video yang dibagikan di Twitter menunjukkan aktivis lingkungan menggunakan alat pemadam api untuk menutupi dinding kaca toko Rolex mewah di Knightsbridge dengan cat sekitar pukul 08.30 pada Jumat, 28 Oktober 2022. Keduanya ditangkap atas dugaan kerusakan kriminal dan telah ditahan di kantor polisi pusat London.
Lebih dari 600 aktivis telah ditangkap sejak Oktober 2022 menyusul sejumlah aksi, dari melempar sup ke lukisan Van Gogh, memanjat Jembatan QE2 dan menyebabkan lebih dari deretan penghalang jalan utama. Kelompok itu menuntut pemerintah menghentikan semua izin minyak dan gas baru.
Jennifer Kowalski, seorang ilmuwan lingkungan dari Glasgow, mengatakan, "Tidak ada gunanya memiliki jam tangan bertatahkan permata ketika mereka ditakdirkan untuk hilang dalam banjir dan perubahan iklim sedang terjadi sekarang. Krisis energi sedang terjadi sekarang."
"Kami melakukan ini karena kami ingin melindungi hal-hal dan orang-orang yang kami sayangi. Saya tidak mau berdiam diri karena penolakan untuk memperbaiki kehidupan orang biasa menyebabkan orang yang saya cintai menderita," katanya.
Advertisement