Sukses

Mattel Rilis Barbie yang Mewakili Seorang Pengidap Down Syndrome, Dipuji Sangat Berarti

Produsen boneka Mattel pada Selasa (25/4), memperkenalkan versi boneka Barbie, untuk pertama kalinya yang mewakili seseorang dengan Down Syndrome

Liputan6.com, Jakarta - Produsen boneka Mattel pada Selasa 25 April memperkenalkan versi boneka Barbie pertama yang mewakili seseorang dengan Down Syndrome. 

Mengutip dari cnn.com, Rabu (26/4/2023), boneka baru ini adalah bagian dari Mattel Barbie Fashionistas, yang bertujuan untuk menawarkan kepada anak-anak mengenai representasi kecantikan yang lebih beragam, dan untuk melawan stigma seputar disabilitas fisik.

Sebelumnya ada juga Barbie Fashionitas yang mempunyai disabilitas fisik lainnya, seperti boneka dengan kaki prostetik, satu dengan alat bantu dengar, satu lagi dengan kursi roda, dan boneka dengan kondisi kulit vitiligo yang menyebabkan kulit kehilangan pigmennya. 

Untuk Barbie Fashionista terbaru, Mattel (MAT) mengatakan pihaknya bekerja sama dengan National Down Syndrome Society pada bentuk, fitur, pakaian, aksesori, dan kemasan boneka untuk memastikan bahwa boneka tersebut secara akurat mewakili seseorang dengan Down Syndrome -- kondisi genetik yang memengaruhi kemampuan kognitif, menyebabkan ketidakmampuan belajar ringan hingga berat dan karakteristik wajah yang khas.

"Ini sangat berarti bagi komunitas kami untuk pertama kalinya, yang dapat bermain dengan boneka Barbie yang mirip dengan mereka," kata Kandi Pickard, presiden dan CEO NDSS dalam sebuah pernyataan.

"Barbie ini berfungsi sebagai pengingat bahwa kita tidak boleh meremehkan kekuatan representasi. Ini adalah langkah maju yang besar untuk inklusi dan momen yang kami rayakan".

2 dari 4 halaman

Dari Dulu Barbie Selalu Digambarkan Dengan Kecantikannya yang Sempurna

Mattel baru-baru ini menerapkan pendekatan yang lebih inklusif terhadap merek Barbie ikoniknya yang berusia 64 tahun. Tetapi perusahaan tersebut telah lama menghadapi kritik karena memberikan model tubuh perempuan dengan proporsi yang tidak realistis kepada para gadis.

Selama beberapa dekade setelah debutnya pada tahun 1959, boneka Barbie terus berkulit terang, putih, ramping, pirang, dengan pinggang yang sangat kecil, dada yang lebar, dan selalu tertatih-tatih dengan sepatu hak tingginya yang mustahil.

Sehingga dari hal inilah, pada 2016, saat menghadapi penjualan boneka yang melemah, Mattel membuat Barbie menjadi penggambaran yang lebih realistis dengan membuat boneka yang lebih baru lebih inklusif dan beragam dalam penampilan mereka.

Barbie diperkenalkan kembali dalam empat tipe tubuh dan tujuh warna kulit, dengan 22 warna mata dan 24 gaya rambut. Evolusinya berlanjut dengan Barbie Fashionistas, yang muncul tiga tahun kemudian.

 

3 dari 4 halaman

Kumpulan Boneka Fashionista Terbaru

Boneka Fashionista terbaru, yang menurut Mattel telah ditinjau langsung oleh seorang profesional medis, memperkenalkan pahatan wajah dan tubuh baru yang menggambarkan wanita dengan Down Syndrome, termasuk kerangka yang lebih pendek dan batang tubuh yang lebih panjang.

Wajahnya memiliki bentuk yang lebih bulat, telinga yang lebih kecil, garis hidung yang rata, sedangkan matanya agak miring dalam bentuk almond.

Telapak tangannya memiliki satu garis, karakteristik yang sering diasosiasikan dengan Down Syndrome, menurut Mattel.

Barbie baru mengenakan ortotik pergelangan kaki berwarna merah muda agar serasi dengan gaunnya dan sepatu ketsnya menampilkan ritsleting untuk mewakili anak-anak dengan Down Syndrome, beberapa di antaranya menggunakan ortotik untuk menopang kaki dan pergelangan kaki mereka.

Mattel mengatakan pola gaun lengan puff Barbie yang baru menampilkan kupu-kupu dan warna kuning serta biru, yang merupakan simbol dan warna yang terkait dengan Down Syndrome.

 

4 dari 4 halaman

Barbie ini Dibuat Untuk Melawan Stigma Sosial Melalui Permainan

Barbie ini mempunyai kalung liontin merah muda dengan tiga chevron ke atas, simbol yang menyatukan komunitas Down Syndrome, selain itu juga mewakili tiga salinan kromosom ke-21 yang merupakan materi genetik yang menyebabkan karakteristik terkait dengan Down Syndrome.

"Tujuan kami adalah untuk memungkinkan semua anak melihat diri mereka dalam Barbie, sambil juga mendorong anak-anak untuk bermain dengan boneka yang tidak terlihat seperti diri mereka sendiri," kata Lisa McKnight, wakil presiden eksekutif Mattel dan kepala global barbie & boneka, dalam sebuah pernyataan.

McKnight mengatakan tujuan Mattel dengan boneka itu adalah untuk "melawan stigma sosial melalui permainan."

"Permainan boneka di luar pengalaman hidup seorang anak dapat mengajarkan pemahaman dan membangun rasa empati yang lebih besar. Kami bangga memperkenalkan boneka Barbie dengan menggambarkan Down Syndrome untuk mencerminkan dunia di sekitar kita dengan lebih baik dan melanjutkan komitmen kami untuk merayakan inklusi melalui permainan," katanya.