Sukses

Istri Polisi di Thailand Diduga Bunuh 9 Wanita dengan Racun Sianida, Bermotif Finansial?

Otopsi menemukan bahwa ada racun sianida di dalam jasad korban pembunuhan di Thailand.

Liputan6.com, Bangkok - Kasus dugaan pembunuhan dengan racun tengah jadi sorotan di Thailand. Pasalnya pelaku disebut-sebut seorang istri polisi.

"Polisi Thailand telah menangkap istri seorang perwira senior atas dugaan pembunuhan sembilan orang dengan meracuni mereka dengan sianida," kata para pejabat Rabu 26 April 2023 seperti dikutip dari AFP.

Wanita berusia 30-an itu ditangkap di Bangkok pada Selasa 25 April atas pembunuhan yang terjadi selama beberapa tahun.

"Penyelidik meyakini uang adalah motif pembunuhan itu," kata juru bicara Kepolisian Kerajaan Thailand Archayon Kraithong kepada AFP.

Surachate Hakparn, wakil kepala polisi nasional mengatakan kepada wartawan bahwa korban ke-10 selamat setelah muntah.

"Tersangka pergi makan malam dengan (seorang wanita), yang muntah tapi selamat. Dia juga istri seorang polisi," kata Surachate.

Polisi mengatakan wanita yang merupakan istri polisi telah menyangkal semua tuduhan terhadap dirinya.

"Otopsi menemukan bahwa ada racun sianida di dalam jasad," kata Surachate kepada wartawan.

"Jadi artinya para korban telah meminum racun melalui mulut."

Polisi awalnya mencurigai wanita itu membunuh temannya di Provinsi Ratchaburi, sebelah barat Bangkok, sekitar dua minggu lalu.

Media Thailand mengatakan, korban ambruk di tepi Sungai Mae Klong setelah melepaskan ikan sebagai bagian dari ritual Buddha.

Setelah menanyai tersangka, penyelidik mengaitkannya dengan kasus keracunan sianida lainnya di Provinsi Kanchanaburi dan Nakhon Pathom.

 

2 dari 3 halaman

Identitas Terduga Pelaku

Terdakwa, yang diidentifikasi di media Thailand sebagai Sararath Rangsiwutthiporn, atau Am, telah melakukan perjalanan dengan temannya, Siriporn Khanwong, yang dikenal sebagai Koi, untuk melakukan kebaikan dengan melepaskan ikan di dermaga di Ratchaburi pada 14 April.

Polisi mengatakan otopsi telah menemukan sianida di tubuh korban. Mereka sedang menyelidiki kematian sembilan orang lagi yang diketahui Sararath.

Sararath, yang ditangkap pada Selasa pagi, belum mengomentari tuduhan tersebut secara terbuka. Pengacaranya mengatakan kepada penyiar Channel 3 bahwa tuduhan seperti itu serius, dan buktinya harus dilihat.

3 dari 3 halaman

Bermotif Finansial?

Mengutip The Guardian, Surachate Hakparn, asisten kepala polisi nasional dari kepolisian kerajaan Thailand, mengatakan bahwa tersangka diketahui oleh semua korban tewas, dan kemungkinan dia menargetkan mereka karena alasan keuangan.

Surachate mengatakan polisi telah mengidentifikasi total 11 korban, termasuk satu orang yang selamat --sebelumnya disebut 9 korban tewas. Korban yang selamat pergi makan bersama terdakwa, katanya. "Korban muntah dan pingsan, tapi dia selamat," katanya.

Surachate mengatakan terdakwa membantah semua tuduhan. Otopsi telah dilakukan pada tiga jenazah, katanya.

Sebuah laporan oleh media Thailand mengatakan bahwa barang-barang telah dicuri dari teman Sararath Rangsiwutthiporn, Siriporn Khanwong, termasuk dua ponsel, dua tas, dan uang.

Memulihkan bukti dari kematian sebelumnya yang dianggap mencurigakan akan menjadi tantangan, kata Surachate. “Karena tidak ada kasus yang diajukan [pada saat kematian tersebut] tidak ada investigasi TKP, atau apa pun,” katanya.

Surachate mengatakan polisi tidak mengetahui adanya kaki tangan tetapi penyelidikan akan terus berlanjut. Keluarga yang terkena dampak telah menghubungi polisi, katanya. "Beberapa dari mereka mengira kekasih mereka meninggal karena sebab alamiah. Kami akan berbicara dan menemukan lebih banyak kaitan...," katanya.