Liputan6.com, Manchester - Donald Trump dan Joe Biden sama-sama ingin maju sebagai kandidat calon presiden Amerika Serikat pada pemilihan presiden 2024. Keduanya sudah sama-sama berusia lanjut, Joe Biden bahkan sudah 80 tahun.Â
Trump yang kini sedang diterpa masalah hukum mengaku ingin menyelesaikan urusan politik dengan Joe Biden. Seperti diketahui, Trump gagal meraih periode kedua setelah dikalahkan Biden pada pemilu di tengah pandemi COVID-19.Â
Baca Juga
Dilaporkan VOA Indonesia, Jumat (28/4/2023), Trump juga akan memulai menyebut Biden dengan sebutan penipu (crooked) yang dulunya merupakan julukannya untuk Hilary Clinton.
Advertisement
"Kita akan mengalahkannya di kotak suara dan kita akan menuntaskan urusan kita yang belum selesai," kata Donald Trump. Ia berbicara dalam acara kampanye di Manchester, New Hampshire, kepada massa pendukung yang antusias.Â
Kehadiran Trump di sebuah hotel di pusat kota Manchester, juga menandai pertama kali ia kembali ke negara bagian pemungutan suara awal sejak masalah hukumnya meningkat. Awal bulan ini, ia mengaku tidak bersalah di New York atas 34 dakwaan kejahatan yang menuntutnya dengan skema menutupi tuduhan perselingkuhan yang muncul dalam kampanye pertamanya untuk menjadi presiden.
Trump menggunakan acara itu untuk meluncurkan dukungan baru bagi kampanyenya dari anggota parlemen negara bagian New Hampshire. Pidato disampaikan dua hari setelah Biden memulai kampanye pemilihannya. Video peluncuran kampanye Biden menyertakan cuplikan foto Trump dan peringatan akan "ekstremis MAGA" yang hendak mengikis kebebasan termasuk hak memilih dan hak aborsi.
Mengulangi klaim yang dibuatnya di media sosial, Trump mengatakan Biden harus mengulang tujuh kali agar beres menyelesaikan merekam video kampanyenya. Klaim tersebut tidak bisa diverifikasi.
Trump dianggap sebagai calon terdepan untuk nominasi Partai Republik. Namun, semakin banyak bakal calon dari Partai Republik yang akan ikut maju dalam bursa pemilihan calon presiden, termasuk Gubernur Florida Ron DeSantis.
Trump Raih Cuan Lewat NFT
Di luar persoalan itu, mantan Presiden Donald Trump menghasilkan setidaknya enam digit pendapatan dengan menjual NFT tahun lalu. NFT, atau non-fungible token, adalah aset digital unik yang kepemilikannya tercatat di buku besar digital yang disebut blockchain.
Trump telah menghasilkan pendapatan antara USD 100.001 dan USD 1 juta dari NFT, menurut formulir pengungkapan keuangannya tahun 2022 yang diterbitkan oleh kelompok pengawas (Citizens for Responsibility and Ethics in Washington/CREW).Â
Donald Trump yang saat ini menjadi pesaing utama untuk pencalonan presiden dari Partai Republik untuk 2024, diminta untuk mengajukan formulir untuk pengungkapan kekayaan sebagai calon pejabat federal.
Melansir CNBC, Minggu (16/4/2023), Trump mengumumkan koleksi NFT pertamanya pada Desember tahun lalu berupa serangkaian trading cards digital yang menampilkan gambar kartun dirinya dalam berbagai postur dan pakaian heroik.
Satu kartu, misalnya, menunjukkan dia dalam pakaian luar angkasa yang mengenakan kacamata hitam, sementara yang lain menggambarkannya sebagai pahlawan super yang menembakkan laser dari matanya.
Mantan presiden AS itu berkelakar, peluncuran kartu senilai USD 99 sebagai pengumuman besar, memicu komentar miring bahkan dari beberapa sekutunya.
Tetapi rangkaian 45.000 NFT terjual habis dalam waktu kurang dari sehari. Trump pada saat itu telah mengumumkan kampanye untuk maju jadi calon presiden pada 2024.
Tetapi situs tersebut penjualan NFT menyatakan bahwa kartu tersebut tidak bersifat politis dan tidak ada hubungannya dengan kampanye politik apapun.
Diketahui, NFT INT LLC, penjual kartu, menggunakan nama dan kemiripan Trump di bawah perjanjian lisensi berbayar melalui perusahaan bernama CIC Digital LLC.
Trump juga menghasilkan lebih dari USD 5 juta pendapatan dari pernyataannya melalui perusahaan serupa bernama CIC Ventures LLC.
Advertisement
Koleksi NFT Kedua Donald Trump Laku Keras Hanya Sehari Usai Dirilis
Seri kedua non-fungible tokens (NFT) mantan Presiden AS Donald Trump terjual habis, hanya sehari usai dirilis ke publik. Koleksi baru ini menampilkan 47.000 token, yang masing-masing dijual seharga USD 99, kali ini dengan NFT terbatas dan kartu bertanda tangan.
Pedagang yang membeli 47 token akan memenuhi syarat untuk bisa makan malam dengan Donald Trump di perkebunan Mar-a-Lago miliknya di Florida. Sementara mereka yang membeli 100 tidak hanya akan memenangkan makan malam tetapi juga koleksi unik unik dengan kelangkaan baru. Â
Koleksi kedua menampilkan karya seni yang sangat mirip dengan debut NFT Donald Trump pada bulan Desember, yang juga terjual habis dalam satu hari peluncuran.
Melansir laman Yahoo Finance, Kamis (20/4/2023), koleksi pertama sukses mengejutkan dan harga dasarnya melonjak dengan cepat dalam 24 jam setelah penjualan, dengan harga di pasar sekunder OpenSea mencapai 0,19 eter (ETH), atau sekitar USD 230.
Angka ini lebih dari dua kali lipat harga aslinya. Volume perdagangan juga merayap hingga 900 ETH, atau $1,08 juta, sehari setelah penjualan.
Terkuak jika Donald Trump menghasilkan antara USD 500.000 hingga USD 1 juta dari proyek NFT melalui kesepakatan lisensi yang dia tandatangani dengan pencipta koleksi tersebut. Namun, pasar sekunder kali ini telah mendingin ke Trump Trading Cards.
Menurut OpenSea, harga dasar seri kedua adalah sekitar 0,053 ETH, atau sekitar USD 108 – hanya beberapa dolar di atas harga mint asli token.
Volume perdagangannya adalah 774 ETH, atau sekitar USD 1,5 juta (harga eter pada bulan Desember sekitar 40 persen lebih rendah dari sekarang).
Sementara harga ETH hari ini berkisar sekitar USD 2.000, pengembalian pada koleksi kedua sudah terlihat lebih rendah bagi pemegangnya dalam hal spekulasi dan utilitas.
Koleksi pertama memberikan pemanis berupa undian berppeluang untuk memenangkan pengalaman kehidupan nyata seperti bertemu virtual secara Zoom dengan Donald Trump, makan malam di Miami, atau menikmati jamuan koktail di Mar-a-Lago.
Joe Biden Nyapres di Pilpres AS 2024 Bersama Kamala Harris
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden (80) pada Selasa (25/4/2023), resmi mengumumkan pencalonan untuk Pilpres AS 2024. Dalam momen itu, dia meminta pemilih untuk memberinya lebih banyak waktu agar dapat menyelesaikan pekerjaannya.
Potensi persaingan ulang dengan Donald Trump pada 5 November 2024 pun terbuka lebar.Â
Dalam video kampanyenya, Biden mengatakan, "Ini bukan saatnya untuk berpuas diri. Karena itulah saya mencalonkan diri."
Wakil Presiden Kamala Harris (58) akan kembali menjadi pasangannya.
Biden sudah tercatat sejarah sebagai presiden tertua dalam sejarah AS dan kemungkinan akan menghadapi banyak pertanyaan tentang usianya.
"Adalah sah bagi orang untuk mempersoalkan tentang usia saya," katanya pada awal tahun ini seperti dilansir BBC, Rabu (26/4/2023). "Dan satu-satunya hal yang bisa saya sampaikan adalah lihat saja."
Beberapa jam setelah video kampanyenya diluncurkan pada Selasa, Biden berpidato di hadapan serikat pekerja di Washington DC, di mana dia disambut dengan sorakan "Let's go, Joe" dan "four more years".
Sepanjang pidatonya, Biden menggarisbawahi apa yang diduga kuat menjadi slogan kampanyenya dalam Pilpres 2024: "It's time to finish the job" atau "Saatnya menyelesaikan pekerjaan".
Dia menggembar-gemborkan upayanya untuk memulihkan ekonomi AS pasca pandemi dan UU Investasi dan Pekerjaan Infrastruktur yang merupakan produk bipartisan, sebelum menggoda pendengar dengan apa yang akan dia lakukan pada masa jabatan kedua.
"Masih banyak yang harus kita lakukan," kata Biden.
Advertisement