Liputan6.com, Kiev - Pasukan Ukraina tengah bersiap untuk melancarkan serangan balasan terhadap Rusia dengan menggunakan persenjataan yang disumbangkan oleh aliansi militer negara-negara Barat. Hal itu disampaikan oleh Menteri Pertahanan Rusia Oleksii Reznikov pada Jumat 28 April 2023.
"Segera setelah ada kehendak Tuhan, cuaca dan keputusan komandan, kami akan melakukannya," kata Reznikov saat pengarahan online sebagaimana diwartakan Reuters, dikutip dari Insider (29/4/2023). "Kami siap dengan persentase tinggi."
Baca Juga
Reznikov mengatakan bahwa senjata yang dipasok Barat akan berfungsi sebagai "tinju besi" dalam upaya serangan balasan tersebut.
Advertisement
Sehari sebelumnya, Kepala NATO Jens Stoltenberg mengatakan bahwa anggota aliansi militer dan mitra mereka telah mengirimkan lebih dari 98% kendaraan tempur yang dijanjikan ke Kiev.
Stoltenberg mengatakan bantuan yang diberikan ke Ukraina mencakup lebih dari 1.550 kendaraan lapis baja, 230 tank, dan peralatan berat lainnya, serta "sejumlah besar amunisi".
"Ini akan menempatkan Ukraina pada posisi yang kuat untuk terus merebut kembali wilayah yang diduduki," kata Stoltenberg.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa "teror Rusia" hanya dapat dikalahkan "dengan senjata untuk Ukraina, sanksi terberat terhadap negara teroris, dan hukuman yang adil bagi para pembunuh."
Ukraina Punya Segala yang Dibutuhkan untuk Pukul Mundur Rusia, Namun AS Agak Pesimis
Jenderal Angkatan Darat AS Christopher Cavoli, komandan tertinggi pasukan AS di Eropa dan jenderal top NATO, mengatakan "sangat yakin" Ukraina memiliki apa yang dibutuhkannya untuk serangan balasan yang sukses.
"Kami akan melanjutkan pipa untuk mempertahankan operasi mereka juga," katanya dalam sidang di DPR AS, Rabu 26 April.
Tank M1 Abrams yang dijanjikan oleh AS masih akan datang.
Meskipun Cavoli menyatakan keyakinannya, baru-baru ini sebuah dokumen yang bocor ke publik menunjukkan bahwa pemerintah AS agak pesimis Ukraina benar-benar dapat memperoleh keuntungan besar dalam serangan balasan.
Beberapa analis militer berpendapat, serangan balasan skala kecil Ukraina mungkin telah dimulai sebelum dimulainya operasi skala besar. Hal itu merujuk pada keberhasilan Ukraina menyeberangi Sungai Dnipro di wilayah Kherson, memperluas wilayah operasi serangan balasan mereka.
Advertisement