Sukses

Filipina Sebut Tiongkok Agresif di Laut China Selatan, AS Desak Beijing Setop Aksi Provokatif

Amerika Serikat, pada Sabtu 29 April 2023, meminta China untuk berhenti memprovokasi kapal-kapal Filipina di Laut China Selatan.

Liputan6.com, Manila - Amerika Serikat, pada Sabtu 29 April 2023, meminta China untuk berhenti memprovokasi kapal-kapal Filipina di Laut China Selatan. Washington menegaskan bahwa mereka akan berdiri bersama Filipina jika ketegangan geopolitik di laut yang dipersengketakan itu membara.

Pernyataan itu datang setelah ketegangan di laut antara kapal patroli China dan Filipina di perairan paling sibuk di Asia Tenggara tersebut.

"Kami menyerukan kepada Beijing untuk berhenti dari perilakunya yang provokatif dan tidak aman," kata Kementerian Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan dikutip dari India Today (30/4/2023).

"Amerika Serikat mendukung sekutu kami Filipina dalam menegakkan tatanan maritim internasional berbasis aturan."

Sebelumnya, pada Jumat 28 April, Filipina menuduh Coast Guard (badan keamanan maritim) China melakukan "taktik agresif" ketika berhadapan dengan patroli Coast Guard Filipina di dekat gugus daratan kepulauan kecil Second Thomas Shoal 105 mil dari lepas pantai Filipina dan dikuasai Manila.

Second Thomas Shoal adalah rumah bagi bangkai kapal AS era Perang Dunia Kedua yang sengaja dikandangkan pada tahun 1999 untuk memperkuat klaim teritorial Filipina.

Pada bulan Februari, Filipina mengatakan sebuah kapal China telah mengarahkan "laser tingkat militer" ke salah satu kapal patrolinya.

China mengklaim kedaulatan atas hampir seluruh Laut China Selatan dengan "sembilan garis putus-putus" di peta yang membentang lebih dari 1.500 km dari daratannya dan memotong zona ekonomi eksklusif Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei, dan Indonesia. Putusan arbitrase internasional pada tahun 2016 menolak garis itu karena tidak memiliki dasar hukum.

Di sisi lain, Kementerian luar negeri China pada hari Jumat mengatakan kapal-kapal Filipina telah menyusup ke perairan China dan melakukan tindakan provokatif yang disengaja.

2 dari 2 halaman

AS da Filipina Gelar Latihan Bersama Pakai Roket Berpresisi Tinggi

Sebelumnya, pasukan Amerika Serikat dan Filipina menghantam sebuah kapal dengan rentetan roket berpresisi tinggi, serangan udara, dan tembakan artileri dalam latihan perang terbesar kedua negara pada hari Rabu (26/4) di perairan Filipina yang menghadap ke Laut China Selatan yang disengketakan. Latihan itu kemungkinan akan membuat marah China.

Presiden Ferdinand Marcos Jr. menyaksikan unjuk senjata Amerika itu dari menara observasi di kota pesisir San Antonio di provinsi Zambales, Filipina barat laut, indikasi terbaru dari dukungan kuatnya terhadap aliansi perjanjian Filipina dengan AS.

Marcos telah memerintahkan militernya untuk mengalihkan fokus ke pertahanan eksternal dari pertempuran antipemberontakan selama puluhan tahun karena tindakan China yang semakin agresif di Laut China Selatan menjadi perhatian utama.

Pergeseran fokus pertahanan Filipina itu sejalan dengan tujuan pemerintahan Biden untuk memperkuat busur aliansi di kawasan Indo-Pasifik untuk menghadapi China dengan lebih baik, dikutip dari laman VOA Indonesia, Kamis (26/4/2023).

China telah membuat marah Filipina dengan berulang kali mengintimidasi patroli angkatan laut dan penjaga pantai Filipina serta mengusir nelayan di perairan dekat pantai Filipina yang oleh Beijing diklaim sebagai miliknya.

Filipina telah mengajukan lebih dari 200 protes diplomatik terhadap China sejak tahun lalu, termasuk sedikitnya 77 protes sejak Marcos menjabat pada Juni.

Marcos menyaksikan roket melesat ke langit biru dari Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi atau HIMARS, peluncur roket dan rudal berganda yang dipasang di truk yang telah menjadi senjata penting bagi pasukan Ukraina dalam upaya memerangi pasukan invasi Rusia.

Sekitar 12.200 personel militer AS, 5.400 anggota militer Filipina, dan 111 tentara Australia ikut serta dalam latihan tersebut, yang terbesar sejak Balikatan (latihan perang tahunan bersama Filipina-AS) dimulai tiga dekade lalu.

Latihan tersebut telah memamerkan kapal perang AS, jet tempur serta rudal Patriot, HIMARS dan rudal antitank Javelin, menurut para pejabat militer AS dan Filipina.

Para pejabat militer Filipina mengatakan manuver itu akan memperkuat kemampuan pertahanan pesisir dan tanggap bencana negara itu dan tidak ditujukan ke negara mana pun.