Sukses

AS Buka Kedubes di Tonga pada Mei untuk Melawan Pengaruh China

Kebijakan AS untuk meningkatkan kehadiran diplomatiknya di kawasan Pasifik adalah bagian dari upaya untuk melawan China.

Liputan6.com, Washington - Amerika Serikat (AS) dijadwalkan membuka kedutaan besar baru di Tonga bulan ini. Hal tersebut diungkapkan Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Asia Timur dan Pasifik Daniel Kritenbrink.

Kebijakan AS untuk meningkatkan kehadiran diplomatiknya di kawasan Pasifik adalah bagian dari upaya untuk melawan China.

Kritenbrink menuturkan kepada subkomite dari Komite Hubungan Luar Negeri Senat pada Selasa (2/5/2023) bahwa AS juga terus terlibat dengan Vanuatu dan Kiribati soal pembukaan kedutaan besar baru di kedua negara tersebut. Demikian laporan The Guardian yang dilansir Rabu (3/5).

Kabar terkait pembukaan kedutaan besar di Vanuatu telah dibocorkan oleh Kementerian Luar Negeri AS pada Maret lalu. AS sendiri memiliki hubungan diplomatik dengan Vanuatu, tetapi saat ini ditangani oleh misi AS yang berbasis di Papua Nugini.

Dalam langkah serupa lainnya, AS membuka kembali kedutaan besarnya di Kepulauan Solomon setelah absen selama 30 tahun.

Terlepas dari dorongan diplomatik, Kepulauan Solomon pada Maret mengumumkan mereka telah menandatangani kontrak bernilai jutaan dolar dengan perusahaan negara China untuk mengembangkan pelabuhan internasional di Honiara.

AS dan sekutu regionalnya, Australia dan Selandia Baru, memiliki kekhawatiran bahwa China memiliki ambisi untuk membangun pangkalan angkatan laut di kawasan tersebut sejak Kepulauan Solomon mencapai pakta keamanan dengan Beijing tahun lalu.

2 dari 2 halaman

AS Perbarui Kerja Sama dengan 3 Negara Pasifik

AS juga telah memperbarui perjanjian dengan Kepulauan Marshall, Palau, dan Negara Federasi Mikronesia, di mana Washington akan mempertahankan tanggung jawabnya atas pertahanan ketiga negara kepulauan tersebut dan sebagai imbalannya mendapatkan akses eksklusif ke petak besar Pasifik.

Pemerintahan Joe Biden dilaporkan tengah berusaha mengamankan dana sebesar US$ 1,7 miliar bagi dua dekade berikutnya sebagai bantuan ekonomi ke tiga negara itu. Dana tersebut dipandang sebagai kunci untuk melindungi mereka dari pengaruh China yang terus berkembang.

Masih terkait dengan upaya meningkatkan keterlibatan di Pasifik, seorang pejabat AS mengungkapkan bahwa Presiden Joe Biden berencana untuk berkunjung ke Papua Nugini pada 22 Mei.