Liputan6.com, Manama - Iran menyita tanker minyak kedua dalam sepekan pada Rabu (3/5/2023), di perairan Teluk. Hal tersebut disampaikan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat (AS).
Armada Kelima Angkatan Laut AS yang berbasis di Bahrain mengatakan, tanker minyak Niovi yang berbendera Panama ditangkap oleh Angkatan Laut Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGCN) pada pukul 06.20 waktu setempat saat melewati Selat Hormuz yang sempit.
Baca Juga
Kantor berita Iran, Mizan, melaporkan bahwa tanker minyak disita atas perintah pengadilan menyusul pengaduan dari penggugat. Tidak ada rincian lebih lanjut yang dibeberkan.
Advertisement
"Tanker minyak Niovi sedang melakukan perjalanan dari Dubai menuju pelabuhan Fujairah, Uni Emirat Arab, ketika dipaksa oleh kapal IRGCN untuk mengubah arah menuju perairan teritorial Iran," kata AL AS seperti dilansir Reuters, Rabu.
Menurut database pengiriman Organisasi Maritim Internasional, pemilik Niovi adalah Grand Financing Co dan kapal tersebut dikelola oleh Smart Tankers yang berbasis di Yunani. Sejauh ini belum ada tanggapan dari mereka.
Data dari perusahaan analitik Vortexa mengungkapkan bahwa sekitar seperlima dari minyak mentah dan produk minyak dunia melewati Selat Hormuz, titik sempit antara Iran dan Oman.
Aktivitas militer yang meningkat dan ketegangan geopolitik di wilayah tersebut dinilai dapat menimbulkan ancaman serius bagi kapal komersial, terutama potensi kesalahan perhitungan atau identifikasi, yang dapat mengarah pada tindakan agresif.
Tindakan Saling Sita
Insiden penyitaan tanker berbendera Panama terjadi setelah pada Kamis (27/4), Iran menyita sebuah tanker minyak berbendera Kepulauan Marshall, Advantage Sweet, di Teluk Oman. Tanker itu dilaporkan ditahan otoritas Iran di Bandar Abbas.
Perusahaan keamanan maritim Ambrey mengatakan, pihaknya meyakini bahwa penyitaan Advantage Sweet oleh Iran adalah respons atas penyitaan tanker minyak Suez Rajan yang berbendera Kepulauan Marshall melalui perintah pengadilan oleh AS.
Sejak tahun 2019, telah terjadi serangkaian serangan terhadap pelayaran di perairan Teluk yang strategis menyusul ketegangan antara AS dan Iran.
Pembicaraan tidak langsung antara Teheran dan Washington untuk menghidupkan kembali pakta nuklir Iran tahun 2015 dengan kekuatan dunia telah terhenti sejak September karena berbagai isu, termasuk tindakan keras Iran terhadap protes anti-pemerintah, penjualan drone ke Rusia, dan percepatan program nuklirnya.
Â
Advertisement