Sukses

Banjir Akibat Hujan Lebat di Rwanda Menewaskan Sedikitnya 129 Orang

Badan Meteorologi Rwanda memperingatkan bahwa intensitas hujan lebat masih akan terjadi.

Liputan6.com, Kigali - Hujan lebat menyebabkan banjir di Rwanda barat dan utara, menewaskan sedikitnya 129 orang.

"Korban tewas terus meningkat," ungkap Badan Penyiaran Rwanda seperti dilansir AP, Kamis (4/5/2023).

Laporan surat kabar New Times menyebutkan, "Menurut catatan dalam beberapa tahun terakhir, itu bisa menjadi jumlah korban tewas tertinggi akibat bencana yang tercatat di negara ini dalam periode terpendek."

Gubernur Provinsi Barat Francois Habitegeko Francois Habitegeko mengatakan bahwa pencarian lebih banyak korban sedang dilakukan menyusul hujan lebat masih turun pada Selasa (2/5) malam dan Rabu (3/5) pagi.

Hujan badai yang dimulai pekan lalu juga memicu tanah longsor yang merusak sejumlah rumah di seluruh negeri dan membuat beberapa jalan tidak bisa diakses.

Badan Meteorologi Rwanda memperingatkan bahwa intensitas hujan lebat masih akan terjadi.

Pada masa lalu, pemerintah telah meminta penduduk yang tinggal di lahan basah dan daerah berbahaya lainnya untuk pindah. Provinsi Barat, Utara, dan Ibu Kota Kigali sangat berbukit, menjadikannya rentan terhadap tanah longsor selama musim hujan.

Kementerian Manajemen Darurat Rwanda melaporkan bulan lalu bahwa dari Januari hingga 20 April, bencana terkait cuaca menewaskan 60 orang, menghancurkan lebih dari 1.205 rumah, dan merusak 2.000 hektare tanah di seluruh Rwanda.

Beberapa bagian Afrika Timur, termasuk barat daya Uganda, juga mengalami hujan lebat. Sedikitnya tiga orang tenggelam dalam banjir pekan lalu setelah sebuah sungai meluap di Distrik Rukungiri.