Liputan6.com, Riyadh - Arab Saudi mengeluarkan aturan agar turis LGBTQ dapat mengunjungi negara tersebut. Menurut situs pariwisata resmi kerajaan, pergeseran aturan ini mengikuti serangkaian perubahan sosial dan ekonomi yang telah dilakukan kerajaan Saudi dalam beberapa tahun terakhir.
Akan tetapi, homoseksualitas tetap ilegal di negara ini, meskipun undang-undang tersebut tidak selalu ditegakkan, dikutip dari laman Al-monitor, Kamis (4/5/2023).
Baca Juga
Situs web Otoritas Pariwisata Saudi visitsaudi.com memiliki bagian yang diperbarui yang di bawah halaman menyertakan sebuah pertanyaan;
Advertisement
“Apakah pengunjung LGBT boleh mengunjungi Arab Saudi?”
Jawaban atas pertanyaan itu berbunyi sebagai berikut:
“Kami tidak pernah meminta siapa pun untuk mengungkapkan detail pribadi mereka. Setiap orang dipersilakan untuk mengunjungi negara kami.”
Tidak ada pengumuman tentang perubahan tersebut tetapi akun-akun di Twitter mulai mengedarkan berita tersebut Rabu (3/5) lalu.
Seperti kebanyakan negara mayoritas Muslim di Timur Tengah, hubungan sesama jenis dilarang oleh hukum di Arab Saudi.
Ini karena budaya konservatif dan interpretasi tradisional hukum Islam dan Syariah yang melarang homoseksualitas. Hubungan sesama jenis dapat dihukum mati atau cambuk di Arab Saudi.
LGBT di Arab Saudi
Sulit untuk menentukan seberapa besar represi yang dihadapi komunitas LGBTQ di Arab Saudi, menurut Human Dignity Trust yang berbasis di London.
“Stigma masyarakat dan tidak adanya organisasi LGBT membatasi pelaporan diskriminasi,” kata organisasi tersebut.
Pada tahun yang sama, Arab Saudi mengumumkan wanita tidak lagi diharuskan mengenakan abaya -- pakaian panjang yang menutupi tubuh dari ujung kepala hingga ujung kaki.
Pada tahun 2021, Pure Beach dibuka di Jeddah, tepatnya di Laut Merah, menjadi pantai pertama di Arab Saudi di mana wanita bisa mengenakan bikini.
Advertisement
Sejumlah Pembatasan di Arab Saudi
Beberapa pembatasan yang dulunya bersifat tradisional tetap kini mulai berlaku di Arab Saudi, seperti larangan alkohol.
Perlakuan terhadap kaum LGBTQ di Arab Saudi dianggap telah merusak citra internasional kerajaan tersebut. Misalnya, pegolf Amerika Phil Mickelson, yang bermain untuk tur Golf LIV, menyebut orang Saudi "menakutkan" dan mengklaim bahwa mereka "mengeksekusi warga karena mereka gay".
Komentar tersebut menimbulkan reaksi keras dan mendorong Mickelson untuk meminta maaf.