Liputan6.com, Jakarta - Tanggal 8 Mei ditetapkan sebagai hari di mana seluruh dunia mengenang mereka yang gugur di Perang Dunia 2. PBB menetapkannya sejak 22 November 2004.
Hari besar ini menandai dan merayakan kapitulasi Nazi Jerman. Hari yang seharusnya penuh dengan perayaan dan kegembiraan yang menandai telah berakhirnya kesengsaraan atas penjajahan.
Baca Juga
Namun, untuk kesekian kalinya, Ukraina kembali memperingati tanggal tersebut dengan pertumpahan darah dan penderitaan.
Advertisement
Sudah 78 tahun lamanya sejak perang dunia berakhir, tetapi bagi Ukraina perjuangan menghentikan peperangan masih berlangsung hingga kini.
“Tanggal tersebut tidaklah begitu bahagia dan cerah bagi masyarakat Ukraina,” ucap Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Dubes Vasyl Hamianin, dalam konferensi pers, “Hari di mana Ukraina, sekali lagi, diperbudak oleh rezim komunis Rusia.”
Ketika 8 Mei seluruh dunia memperingati berakhirnya perang dunia dan mengenang para korban, sehari setelahnya Rusia merayakan kemenangannya atas Nazi.
Cara Ukraina dan Rusia memandang perang sangat berbeda, terlihat dari slogan yang digunakan untuk dua tanggal penting tersebut.
Ukraina dengan slogan "Never Again" di tanggal 8 Mei dan Rusia dengan slogan "We Can Repeat It" di tanggal 9 Mei.
Menurut Dubes Vasyl Hamianin, slogan tersebut adalah, "Alasan paling jelas mengapa Rusia menyerang Ukraina, sembilan tahun lalu, dan banyak negara lainnya, karena mereka ingin mengulangnya."
"Ukraina menjadi bukti nyata bagaimana Rusia memiliki keinginan untuk, mendominasi negara lain, memperbudak, dan membuatnya bergantung pada mereka," ucap Dubes Vasyl Hamianin.
Baginya, perbuatan ini adalah genosida. Rencana keji Presiden Rusia Vladimir Putin yang sayangnya didukung oleh masyarakat Rusia.
Perang Hanya Membawa Kesengsaraan
Dubes Vasyl Hamianin menegaskan bahwa sebagaimana Perang Dunia 2, kompromi agresif hanya membawa kesengsaraan.
“Tidak membawa kedamaian, stabilitas, juga perkembangan, tetapi membawa pertumpahan darah yang lebih besar, kesengsaraan, kemiskinan, dan kesedihan,” ucapnya.
Genosida yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina dapat dilihat dari penurunan drastis jumlah penduduk Ukraina.
“Lebih dari 100 juta penduduk, dan sekarang kita hanya punya 14 (juta),” kata Dubes Vasyl Hamianin.
Salah satu imbas dari agresi Rusia ini adalah berkurangnya sumber makanan. Produksi bahan pangan dan biji-bijian tidak lagi sebanyak dulu, banyak penduduk yang kelaparan.
Bagi Dubes Vasyl Hamianin, ini merupakan bentuk genosida yang dilakukan secara tidak langsung.
“Beberapa minggu terakhir, Rusia terus-menerus menembak dan membom kota-kota di Ukraina,” ia menggambarkan bagaimana keadaan di Ukraina semakin hari semakin parah.
Penyerangan terhadap penduduk, infrastruktur, rumah sakit, perumahan, terus dilancarkan setiap hari.
Pembatasan akses terhadap berbagai sumber untuk Rusia sangat dibutuhkan untuk menghentikan tragedi tersebut.
“Sangat penting untuk membatasi akses terhadap drone, misil.”
Advertisement
Dibutuhkan Dukungan Global untuk Hentikan Agresi
Koalisi global yang mendukung Ukraina tidak hanya terdiri dari negara-negara Eropa, tetapi juga negara-negara Afrika, Asia, juga Amerika Latin.
“Seluruh dunia menolak agresi," ucap Dubes Vasyl Hamianin.
Menurutnya, permasalahan global harus diselesaikan pula dengan cara global, "Menyatukan usaha kita untuk melawan," katanya.
Ukraina disebut memiliki langkah-langkah kuat untuk memperkuat mitra dan lebih banyak energi untuk membentuk pengadilan untuk agresi Rusia.
Dubes Vasyl Hamianin menegaskan, "Negara teroris Rusia harus dihukum.”
Saat ini, sekitar 19.390 anak-anak masih berada di bawah tahanan Rusia.
Selain itu, Rusia juga mengumumkan bahwa mereka akan memindahkan lebih dari 70.000 penduduk Ukraina dari wilayah yang telah mereka duduki.
Meski belum dilakukan, ini merupakan ancaman yang sangat besar bagi Ukraina, menurut Dubes Vasyl Hamianin.
Itu hanyalah bagian kecil dari kejahatan yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina.
Russia telah habiskan miliaran dolar untuk menyerang Ukraina, daripada membangun negaranya sendiri.
Menurut Dubes Vasyl Hamianin, ini akan menyulitkan negara tersebut di masa depan karena ketidaksanggupan dana. Ini akan berpengaruh terhadap banyak hal, termasuk kerja samanya dengan negara-negara lain.