Sukses

Intip Proyek Arsitektur Paling Berkelanjutan di Dunia, Bisa Jadi Solusi Krisis Iklim

Menanggapi krisis iklim, para arsitek memutuskan untuk membangun arsitekur berkelanjutan yang mungkin bisa meminimalisir emisi karbon dan menjadi solusi dari isu pemanasan global.

Liputan6.com, Jakarta - Menghadapi krisis iklim yang semakin genting, seluruh negara berlomba untuk meminimalisir emisi karbon dengan mencari solusi aktvitas yang berkelanjutan.

Pasti Anda pernah mendengar istilah emisi gas rumah kaca. Jika emisi gas rumah kaca atau emisi karbon ini berlebihan, maka dapat mengakibatkan peningkatan suhu di bumi secara signifikan.

Hal itu akan sangat berdampak pada kehidupan manusia di generasi berikutnya.

Kali ini, majalah edisi internasional menampilkan sejumlah proyek inovatif yang menawarkan solusi untuk emisi karbon tinggi, konsumsi energi, dan bahan bangunan yang boros.

Proyek diantaranya yang sudah berhasil dibangun; pondok safari bertenaga surya di hutan belantara Botswana yang dibangun dari papan trotoar yang telah diubah fungsinya, apartemen bawah tanah yang ditambatkan oleh balok langit-langit terbuat dari botol plastik bekas dan kotoran konstruksi, pabrik furnitur netral karbon yang berfungsi ganda sebagai taman umum seluas 300 hektar.

"Ini hanyalah beberapa contoh bangunan berbasis desain terbaru yang menata ulang arsitektur berkelanjutan," menurut Architectural Digest.

Berikut adalah beberapa proyek inovatif yang disorot oleh majalah Architectural Digest, dilansir oleh Liputan6.com dari CNN, Minggu (11/6/2023).

1. Sekolah Reggio

Sebuah fasilitas pendidikan di Madrid yang berhasil mengurangi penggunaan materialnya sebesar 48% setelah arsitek Spanyol Andrés Jaque menerapkan sistem mekanis terbuka dan dinding interior kosong pada struktur tersebut.

Diluarnya, 80% fasad sekolah dibungkus dengan gabus — bahan alami yang mendukung keanekaragaman hayati.

"Permukaan proyeksi gabus yang tidak teratur dirancang untuk memungkinkan bahan organik menumpuk. Selubung bangunan pada akhirnya akan menjadi habitat untuk berbagai bentuk jamur mikrobiologis, kehidupan tumbuhan, dan hewan," sebut sebuah pernyataan dari firma arsitektur Jaque.

"Bangunan ini akan hidup sebagai transformasi yang konstan," tambah Maite Sebastia, kepala konten editorial AD di Spanyol.

2 dari 4 halaman

2. Pabrik Plus

Dirancang oleh arsitek terkenal Bjarke Ingels, Plus, sebuah pabrik baru untuk merek furnitur Norwegia Vestre, telah menjadi bangunan industri pertama yang menerima peringkat "Luar Biasa" BREEAM (Building Research Establishment Environmental Assessment Method atau Metode Penilaian Lingkungan Pendirian Penelitian Bangunan).

Sistem pengukuran BREEAM itu berdasarkan kinerja lingkungan bangunan.

Menurut Bjarke, pabrik tersebut melepaskan gas rumah kaca 50% lebih sedikit dibandingkan fasilitas pabrik serupa.

Dengan denah lantai yang hampir seperti gerejawi, empat sayap gedung ini memanjang, menjadi taman umum seluas 300 hektar yang dirancang untuk memikat karyawan dan pengunjung untuk menikmati alam.

"Anda bisa membuat dunia lebih bersih dan menyenangkan sekaligus," kata Bjarke.

3 dari 4 halaman

3. Kolam Umum di Lagos

Sebuah kolam umum di Lagos, Nigeria juga dipuji sebagai proyek regeneratif perkotaan yang penting.

Pertama kali dibangun pada tahun 1928 dengan dana dari dokter dan dermawan John Randle, fasilitas Art Deco telah kosong sejak tahun 1970-an.

Namun, sekarang, bangunan berwarna merah dan kuning yang semarak itu telah diberi kehidupan baru oleh firma arsitektur SI.SA yang berbasis di Lagos, dan akan dibuka kembali pada musim panas ini sebagai Pusat John Randle untuk Budaya & Sejarah Yoruba yang baru.

4 dari 4 halaman

Keputusan Berkelanjutan

"Menangkap berita keberlanjutan terbaru dalam satu artikel adalah tugas yang mustahil," tulis direktur fitur global majalah AD, Sam Cochran.

"Intinya, pada akhirnya, adalah bahwa setiap keputusan yang kita buat, dan khususnya setiap keputusan terkait lingkungan binaan, memiliki dampak. Namun mengetahui bahwa pertukaran tidak dapat dihindari, bagaimana kita dapat melakukan yang lebih baik?"

 

Video Terkini