Liputan6.com, Islamabad - Mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan ditangkap di luar pengadilan tinggi di Islamabad. Khan sendiri muncul di pengadilan atas tuduhan korupsi, tudingan yang diyakininya bermotif politik.
Rekaman video menunjukkan puluhan pasukan paramiliter dengan kendaraan lapis baja menangkap Khan di kompleks pengadilan dan kemudian membawanya pergi. Demikian seperti dilansir BBC, Selasa (9/5/2023).
Baca Juga
Khan digulingkan dari kursi perdana menteri pada April tahun lalu dan telah mendesak pemilu lebih awal sejak saat itu.
Advertisement
Pemilu berikutnya akan diadakan pada akhir tahun ini.
Partai Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) yang dipimpin Khan telah meminta para pendukungnya untuk melancarkan protes. Beberapa jam sejak Khan ditahan, kekerasan dilaporkan pecah di sejumlah kota termasuk Lahore, Karachi, dan Peshawar.
Cuplikan dari video di Lahore yang diunggah di Twitter menunjukkan massa membobol rumah komandan korps militer, menghancurkan furnitur dan barang-barang di dalamnya.
Laporan Reuters menyebutkan para pengunjuk rasa di kota pelabuhan utama Karachi memblokir jalan utama, sementara polisi menembakkan meriam air di Islamabad untuk membubarkan pendukung PTI.
Pernyataan dari inspektur jenderal polisi Punjab mengungkapkan bahwa Khan ditangkap atas tuduhan korupsi.
Siap Menghadapi Apapun yang Terjadi
Dalam pesan video yang difilmkan saat Khan melakukan perjalanan ke Islamabad dan dirilis oleh PTI sebelum penangkapannya, Khan mengatakan bahwa dia siap menghadapi apa yang akan terjadi.
"Datanglah dengan surat perintah, pengacara saya akan ada di sana," katanya. "Jika Anda ingin mengirim saya ke penjara, saya siap untuk itu."
Pengamanan diperketat di pusat ibu kota menyusul proses peradilan Khan.
Lusinan kasus telah dituduhkan terhadap Khan sejak dia digulingkan dari kekuasaan.
Pasukan keamanan telah mencoba untuk menahannya pada beberapa kesempatan sebelumnya di kediamannya di Lahore, namun upaya itu dihadang oleh para pendukungnya dan mengakibatkan bentrokan sengit.
Pada Selasa, polisi memblokir jalan menuju Islamabad, sehingga jumlah pendukung Khan tidak sebanyak pada kesempatan sebelumnya, memudahkan penangkapannya.
Khan terpilih sebagai perdana menteri pada tahun 2018, tetapi berselisih dengan militer Pakistan yang memiliki pengaruh kuat. Setelah serangkaian pembelotan, dia kehilangan mayoritasnya di parlemen. Dia digulingkan menyusul mosi tidak percaya pada April 2022.
Sejak itu, Khan menjadi pengkritik vokal terhadap pemerintah dan militer.
Pada Oktober 2022, dia didiskualifikasi dari memegang jabatan publik, dituduh salah menyatakan rincian hadiah dari pejabat asing. Bulan berikutnya, dia selamat dari serangan senjata api saat mengadakan protes.
Pada Senin, militer memperingatkan Khan agar tidak membuat "tuduhan tak berdasar" setelah dia kembali menuding seorang perwira senior berencana membunuhnya.
Â
Advertisement