Sukses

Persona Non Grata: China Tuduh Kanada Provokatif Usai Diplomat RRC Diusir

Persona non grata: China dan Kanada saling usir diplomat.

Liputan6.com, Beijing - Pemerintah Republik Rakyat China (RRC) meminta Kanada tidak bersikap provokatif setelah insiden pengusiran diplomat China karena dituduh ikut mengintimidasi politisi Kanada. Diplomat dari Konsulat-Jenderal China di Toronto dijadikan "persona non grata".

Sebagai aksi balas, seorang konsul Kanada di Konjen Shanghai juga dijadikan "persona non grata" oleh China pada 9 Mei 2023.

Berdasarkan laporan media pemerintah China, Global Times, Jumat (5/10/2023), konsul Kanada tersebut harus pergi dari China sebelum 13 Mei 2023.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, menegaskan bahwa negaranya mengecam aksi Kanada, serta menegaskan bahwa negaranya tidak pernah ikut campur masalah negara lain.

Aksi pengusiran Kanada dikritik China karena dinilai melemahkan hubungan China-Kanada. Pengusiran balik oleh China dianggap sah-sah saja.

"Ini penting bagi China untuk menjaga hak-hak sah dan kepentingan-kepentingannya," ujar Wang.

Profesor dari China Foreign Affairs University, Li Haidong, berkata tuduhan tanpa alasan dari China bisa memberikan aksi saling balas yang berkelanjutan.

"Alasan fundamental yang membuat Kanada menuding tanpa dasar terhadap China adalah karena negara itu sedang memperkuat koordinasi strategisnya dengan AS, dan pengusiran ini bisa menandakan dimulainya aksi saling balas," ujar Li Haidong.  

Wang juga menegaskan agar Kanada berhenti provokasi, dan bahwa tindakan China akan berdasarkan tindakan Kanada selanjutnya.

"Kami tidak akan goyah dari tekad kami untuk mempertahankan kepentingan-kepentingannya. Kami menuntut Kanada untuk menghentikan provokasi-provokasinya sekarang juga. Jika Kanada memutuskan untuk melanjutkan aksi kasarnya, China akan bereaksi secara tegas dan semua konsekuensinya harus ditanggung Kanada," tegas Wang.

2 dari 2 halaman

Tuduhan Ikut Campur Urusan Politik Dalam Negeri

Sebelumnya dilaporkan, Kanada memutuskan untuk mengusir seorang diplomat China pada Senin (8/5/2023), menyusul tuduhan campur tangan politik. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Kanada Melanie Joly.

"Kanada mendeklarasikan persona non grata terhadap Zhao Wei," demikian pernyataan Menlu Joy seperti dilansir CNN, Selasa (9/5).

"Saya sudah jelas bahwa kami tidak akan menoleransi segala bentuk campur tangan asing dalam urusan internal kami. Diplomat di Kanada telah diperingatkan bahwa mereka terlibat dalam perilaku semacam ini maka mereka akan dipulangkan."

Keputusan tersebut muncul setelah surat kabar Kanada, The Globe and Mail, mengungkapkan bahwa laporan Dinas Intelijen Keamanan Kanada menyebutkan, seorang diplomat China terakreditasi di negara itu menargetkan anggota parlemen oposisi Michael Chong dan kerabatnya di China pasca Chong mengkritik perlakuan Beijing terhadap etnis minoritas Uyghur.

Badan Intelijen Kanada juga mengatakan bahwa China telah mencoba memengaruhi hasil pemilu federal Kanada pada tahun 2019 dan 2021.

Chong sendiri telah berulang kali menyerukan pengusiran Zhao sejak laporan The Globe and Mail muncul.