Sukses

5 "Pengkhianatan" Meghan Markle ke Ratu Elizabeth II dan Royal Family

Melihat kembali isu antara Meghan Markle dan Royal Family ketika Ratu Elizabeth II masih berkuasa.

Liputan6.com, Jakarta - Meghan Markle tidak datang di acara penobatan Raja Charles III di London pada bulan ini. Suaminya, Pangeran Harry, lantas hadir sendirian.

Absennya Meghan Markle dari acara bersejarah itu tentunya tidak mengejutkan. Meski baru beberapa tahun menikahi Pangeran Harry, aktris Amerika Serikat itu menebar banyak sensasi di media massa.

Sikap Meghan Markle sangat berseberangan dari sifat Royal Family di Inggris yang cenderung privat. Ratu Elizabeth II atau anak-anaknya juga jarang berbicara atau menebar sensasi di media massa.

Meghan Markle awalnya akrab dengan Royal Family. Ia mendapatkan gelar kerajaan, hadir di acara resmi, serta tempat tinggal di area Istana Kensington.

Kemudian, Meghan dan Pangeran Harry mengeluhkan tindakan paparazzi yang mengganggu privasi mereka. Mereka lantas pindah ke AS.

Meski ingin privasi, Meghan dan Harry ternyata masih terus membahas hubungan mereka di media massa. "Megxit" ternyata menjadi sumber masalah baru bagi Royal Family.

Berikut lima "pengkhianatan" yang terjadi karena  Megxit dan menghantam Ratu Elizabeth II dan Royal Family.

2 dari 6 halaman

1. Keluar dari Royal Family (Megxit)

Pada Januari 2020, Pangeran Harry dan Meghan Markle mengumumkan bahwa mereka mundur dari tugas-tugas Royal Family. Keputusan itu diambil kurang dari tahun setelah pernikahan mereka. 

"Kami berniat untuk mundur sebagai anggota-anggota 'senior' dari Royal Family dan bekerja agar independen secara finansial, sembari terus melanjutkan dukungan kepada Yang Mulia Ratu," tulis Meghan-Harry melalui Instagram mereka, @sussexroyal. 

Pihak Istana Buckingham memberikan respons atas Megxit. Ratu Elizabeth II ternyata memberikan restunya bagi Harry-Meghan agar independen.

"Ini adalah harapan seluruh keluarga saya bahwa persetujuan hari ini dapat membuat mereka memulai hidup baru yang bahagia dan damai," tulis sang ratu.

Kepergian Harry-Meghan mungkin mengingatkan Ratu Elizabeth II tentang kontroversi besar Edward VIII, paman sang ratu. 

Edward VIII pernah menjadi raja Inggris namun turun takhta agar bisa menikahi seorang janda bernama Wallis Simpson. Edward juga dibebaskan dari tugas-tugas kerajaan.

 

3 dari 6 halaman

2. Membuka Rahasia Keluarga di Media Massa

Ratu Elizabeth II terkenal sebagai sosok yang introvert dan disiplin. Sikapnya itu membuat sang ratu selalu jauh dari kontroversi. 

Pihak Istana Buckingham juga terkadang memilih tutup mulut ketimbang merespons pertanyaan-pertanyaan media soal isu sensitif.

Satu hal yang pasti: Ratu Elizabeth II tidak suka membuat sensasi di media massa.

Langkah berbeda diambil oleh Meghan Markle dan Pangeran Harry. Pada Maret 2021, setahun setelah mereka melepas tugas sebagai anggota Royal Family, pasutri muda itu "curhat" ke Oprah Winfrey di depan kamera. 

Pada interview yang sensasional itu, Meghan-Harry mengungkap sejumlah hal terkait Royal Family. 

Meghan menuduh Kate Middleton membuat dirinya menangis karena masalah baju pengiring pengantin Namun, Meghan bilang Kate Middleton telah minta maaf atas insiden tersebut. 

Ia turut mengatakan bahwa Royal Family tidak memberikannya akses untuk fasilitas kesehatan mental yang baik ketika ia hamil.

Selain itu, Meghan mengeluhkan tidak ada pihak dari Royal Family yang mengajarinya cara bersikap secara resmi. Meghan juga berkata paspor dan SIM-nya diambil oleh Royal Family.

4 dari 6 halaman

3. Tuduhan Rasisme

Saat wawancara dengan Oprah Winfrey, Meghan Markle mengaku ada sosok yang mempertanyakan warna kulit bayinya, Archie. 

Meghan berkata ada sosok yang membicarakan tentang "gelapnya warna kulitnya ketika lahir".

Oprah Winfrey sampai tampak tercengang mendengar ucapan Meghan Markle tersebut.

"Siapa yang bercakap-cakap tentang hal tersebut?" Oprah bertanya. 

Meghan hanya berkedip-kedip dan memilih tidak menjawab. 

Oleh karena Meghan tidak mengungkap siapa sosok rasialis tersebut, rumor sempat beredar di media sosial terkait siapa sosok tersebut.

Ada juga netizen yang mengira pelakunya adalah suami dari Ratu Elizabeth II, yakni Pangeran Philip yang sedang sakit.

Pada akhir 2021, media-media Barat melaporkan bahwa sosok itu adalah Charles. Pihak Pangeran Charles (waktu itu belum raja) langsung memberikan pernyataan yang membantah tudingan ersebut.

5 dari 6 halaman

4. Sempat Mengeluh Soal Gaji

Pada 2022, sebuah buku yang ditulis jurnalis senior Inggris mengungkap bahwa Meghan Markle pernah mengeluh soal gaji.

Hal itu diungkap di buku berjudul "Courtiers: Intrigue, Ambition, and the Power Players Behind the House of Windsor".

Penulis buku itu adalah Valentine Low, jurnalis The Times yang meliput Royal Family.

Dilansir Page Six, tertulis di buku itu bahwa Markle frustasi karena kesibukannya sebagai anggota keluarga kerajaan.

"Saya tidak percaya bahwa saya tidak dibayar untuk melakukan ini," ujar Meghan Markle pada 2018. Saat itu, ia sedang melakukan tur kerajaan kerajaan ke Australia, Fiji, Tonga, dan Selandia Baru.

Sebagai anggota keluarga kerajaan, Meghan Markle mendapatkan gelar kerajaan sebagai Duchess yang tak bisa semua orang dapatkan. Ia pun mendapat tempat tinggal dan berbagai fasilitas dari Royal Family, namun ia memang harus menjalankan tugas-tugas kerajaan.

Tetapi, Valentine Low juga menyorot bahwa Meghan Markle "gagal paham" terkait betapa pentingnya bertemu dengan warga dan berjabat tangan dengan mereka.

 

6 dari 6 halaman

5. Mengeluh Rumah Terlalu Kecil

Isu lain yang berkembang pada 2022 adalah ternyata Meghan Markle sempat mengeluhkan rumah yang kecil. 

Yang ia maksud adalah sebuah cottage (pondok) di Istana Kensington, yakni Pondok Nottingham.

"Pondok Nottingham sangat kecil!" ujar Meghan Markle pada dokumenter Netflix "Harry & Meghan". 

Meski ia sedang bercanda, ucapan Meghan mendapat review negatif dari media Inggris. 

Mirror mengungkap bahwa tempat tinggal di daerah Kensington sebenarnya sangat mahal, yakni mencapai 1,3 juta pound sterling untuk rumah dengan dua kamar tidur.

Video Terkini