Liputan6.com, Salgar - Tanah longsor melanda Kota Salgar di Kolombia pada Senin, 18 Mei 2015. Petugas penyelamat langsung datang untuk mencari korban.
Para pejabat mengatakan, sedikitnya 62 orang tewas ketika hujan deras menyebabkan sungai Liboriana meluap, memicu tanah longsor. Lingkungan Santa Margarita hampir seluruhnya tersapu.
Sebagian besar rumah dibangun dengan buruk dan terletak di dekat sungai, menempatkan mereka dalam risiko tinggi, kata seorang pejabat.
Advertisement
Longsor terjadi pada pukul 03.00 waktu setempat pada Senin ketika sebagian besar warga sedang tidur, demikian dilansir dari BBC, Selasa (16/5/2023).
Tidak ada peringatan sebelumnya, kata pejabat lingkungan Salgar Wilson Betancur. Hujan deras mulai turun pada malam sebelumnya dan menyebabkan banjir di perbukitan di atas kota, jelasnya.
Puing-puing dan lumpur mengalir menuruni lereng bukit, mengubur mobil dan menyapu rumah. Salah seorang residen di sana, Jorge Quintero, menggambarkan penderitaannya saat tanah longsor melanda desa tersebut, "Ketika saya merasa rumah saya berguncang, kami keluar, keluarga saya dan saya. Ketika kami keluar, kami terjebak di tengah tanah longsor, datang dari kedua sisi dan kami berada di tengah."
"Saya berkata kepada istri saya, mari kita berpelukan dan berharap Tuhan menyelamatkan kita dan saya tahu ia memberi kita tangannya karena di sini kita hidup, masih ketakutan, tetapi masih hidup."
Juan Manuel Santos yang saat itu menjabat sebagai presiden Kolombia segera melakukan perjalanan ke daerah itu pada hari itu juga.
Pesan Pemerintah Akan Kejadian Tanah Longsor
Juan Manuel Santos juga mengumumkan keadaan darurat dan berjanji untuk membangun kembali rumah-rumah tersebut. "Kami tidak dapat menghidupkan kembali orang mati, yang sangat kami sesali, dan kami akan mendukung keluarga [para korban]," katanya.
"Namun kita harus melupakan tragedi ini, dan menatap ke depan dengan keberanian dan ketabahan."
Pekerjaan penyelamatan dihentikan semalam, tetapi dilanjutkan pada keesokan paginya. Lebih dari setengah dari 62 mayat yang ditemukan dan telah dikirim ke ibu kota provinsi Medellin untuk diidentifikasi.
Gubernur Antioquia Sergio Fajardo memperkirakan jumlah korban tewas akan terus meningkat. Ia juga memperingatkan orang-orang yang tinggal di hilir Salgar untuk mewaspadai mayat yang mungkin tersapu arus. Sekitar 1.000 orang dievakuasi ke tempat penampungan terdekat.
Zulma Osorio selaku pejabat lokal berbicara tentang "tragedi yang sangat besar". Lebih banyak hujan diperkirakan akan terjadi di daerah tersebut dalam beberapa hari ke depan usai tanah longsor.
Advertisement
2 Bayi Ditemukan Hidup Usai Banjir Bandang dan Tanah Longsor RD Kongo yang Tewaskan 438 Orang
Bicara soal kejadian tanah longsor, baru-baru ini ada dua bayi ditemukan hidup di tepi Danau Kivu di Republik Demokratik Kongo, beberapa hari setelah banjir dan tanah longsor di dua desa di Provinsi South Kivu di negara itu.
Melansir dari CNN, Jumat (12/5/2023), jumlah korban tewas dalam bencana tersebut telah mencapai lebih dari 400 orang.
"Dua bayi termasuk laki-laki satu bulan dua minggu dan seorang perempuan berusia sekitar dua bulan ditemukan hidup-hidup," kata juru bicara Palang Merah DRC, Kally Maluku pada Kamis, 11 Mei 2023.
Maluku menyebut bahwa salah satu bayi ditemukan dan ditarik hidup-hidup dari puing-puing di dekat danau oleh penduduk setempat pada Selasa.
Sementara satu anak lainnya diselamatkan pada Sabtu setelah ditemukan mengambang di danau.
"Anak laki-laki itu mengalami patah tulang paha dan luka di wajah dan anak perempuan itu selamat," kata Maluku tentang bayi-bayi yang diselamatkan, yang ditemukan di desa Bushushu dan Nyamukubi yang sama-sama hancur akibat banjir bandang.Â
Keluarga dari dua bayi yang ditemukan itu bernasib naas.
22 Maret 2012: Tanah Longsor Oso Paling Mematikan Dalam Sejarah AS, 43 Orang Tewas
Kemudian, ada pula kejadian tanah longsor paling mematikan dalam sejarah Amerika Serikat (AS).
Pada 22 Maret 2014, lereng bukit yang basah terpendam hujan di dekat Oso, Washington runtuh. Sekitar 18 juta ton pasir dan tanah liat longsor ke komunitas Steelhead Haven di Snohomish County.Â
Mengutip dari king5.com, longsor Oso (Oso Landslide) yang juga disebut longsor SR 530, memakan 43 korban jiwa dan menghancurkan 49 rumah dan bangunan.
Tanah longsor Oso menutupi area sepanjang 1.500 kaki (457 meter) dan lebar 4.400 kaki (1.341 meter), meninggalkan sisa puing-puing sedalam 9Â hingga 20Â meter.
Secara keseluruhan, besaran tanah longsor tersebut adalah 270 juta kaki kubik, dan hampir satu kilometer dari kejadian itu tertimpa puing-puing.
Menurut Survei Geologi AS, tanah longsor membendung Sungai North Fork Stillaguamish, menciptakan danau sementara sepanjang sekitar 2,5 mil. Danau tersebut membanjiri rumah dan bangunan lainnya di komunitas Steelhead Haven sebelum sungai terkikis antara enam hingga delapan minggu setelah tanah longsor terjadi.
Tahun itu, lebih dari 900 responden bekerja bersama sukarelawan untuk membantu upaya pencarian dan pemulihan. Korban terakhir ditemukan pada 22 Juli 2014.
Advertisement