Sukses

19 Mei 1993: Petaka Pesawat SAM Boeing 727 Tabrak Lereng di Kolombia, Tak Ada yang Selamat 132 Orang Tewas

Pesawat menabrak lereng di Kolombia, seluruh penumpang dan petugas pesawat dinyatakan tewas.

Liputan6.com, Kolombia - Petaka sebuah pesawat maskapai SAM Boeing 727 terjadi hari ini tepatnya Rabu 19 Mei 1993. Burung besi nahas itu dilaporkan menabrak lereng puncak setinggi 12.300 kaki atau sekitar 50 mil (80,4 km) barat laut Medellin, Kolombia, saat bersiap untuk mendarat.

Satu hari setelahnya, Kamis 20 Mei, puing-puing pesawat celaka itu ditemukan di lereng gunung Andes. 

Ditemukannya puing-puing pesawat Kolombia yang diketahui menabrak lereng 30 tahun lalu membawa kabar yang teramat buruk. Tak ada yang selamat dalam tragedi tersebut.

Melansir The Washington Post, semua orang di dalam pesawat dilaporkan tewas. Berjumlah 132 orang, kata pejabat maskapai.

Dua pilot berspekulasi bahwa kecelakaan pesawat jatuh itu mungkin disebabkan oleh hilangnya situs navigasi radio yang diledakkan oleh gerilyawan sayap kiri satu tahun sebelumnya. 

Suar cahaya penerbangan digunakan oleh pilot untuk melewati pegunungan Kolombia barat laut, kata seorang pilot dalam wawancara terpisah dengan radio RCN dan Caracol.

Pesawat yang terbang dari Panama itu jatuh di daerah jurang yang dalam dan sungai berarus deras. 

Pilot mengatakan medan yang berat menimbulkan masalah bagi kru untuk mencapai lokasi dengan helikopter. 

Tentara, Palang Merah dan Pertahanan Sipil diminta untuk mengirimkan tim melalui darat dengan berjalan kaki.

Lokasi kecelakaan pesawat, Medellin dikelilingi oleh pegunungan, termasuk gunung berapi yang tertutup salju setinggi 16.000 kaki. 

Menurut Badan Penerbangan Sipil setempat, sekitar delapan menit sebelum pesawat menghilang dari radar, pilot mendapat izin untuk turun ke ketinggian 12.000 kaki.

Badan itu mengatakan bahwa pilot Mauricio Vaca berbicara dengan menara kontrol 11 menit sebelum pesawat dijadwalkan mendarat di Medellin, Vaca kala itu melaporkan cuaca cerah. 

 

2 dari 4 halaman

Korban Tewas Pesawat Jatuh di Nepal Diduga Capai 40 Orang

Di awal tahun ini, sebuah kecelakaan pesawat mencuri atensi publik. Korban ditemukan diketahui semakin banyak.

Setidaknya 40 orang tewas ketika sebuah pesawat jatuh di Nepal pada hari Minggu, kata juru bicara tentara Nepal.

Ratusan pekerja penyelamat dikerahkan menjelajahi lokasi kecelakaan di lereng bukit.

"Kami berharap dapat memulihkan lebih banyak jasad," kata juru bicara, Krishna Bhandari.

"Pesawat itu hancur berkeping-keping," lanjutnya seperti dikutip dari the Guardian, Minggu (15/1/2023).

Juru bicara Yeti Airlines, Sudarshan Bartaula, mengatakan ada 72 orang di dalam pesawat - 68 penumpang dan empat awak.

Menurut seorang pejabat bandara, warga negara asing di dalamnya termasuk: satu Australia, satu Prancis, satu Argentina, empat Rusia, lima India, dua Korea Selatan dan satu orang dari Irlandia.

"Penyelamatan sedang berlangsung, kami tidak tahu saat ini apakah ada yang selamat," kata Bartaula.

Pesawat itu jatuh di antara bandara Pokhara lama dan baru di Nepal tengah.

Baca selengkapnya di sini...

3 dari 4 halaman

6 Desember 1997: Pesawat Rusia Angkut 2 Jet Tempur Sukhoi Jatuh di Perumahan

Sementara itu, terjadi sekitar 25 tahun lalu, sebuah pesawat jatuh dan menghantam perumahan di Rusia.

Insiden nahas dialami sebuah pesawat angkut Antonov 124-100, hancur saat jatuh sesaat setelah lepas landas dari Bandara Irkutsk-2, Rusia.

Menurut laporan aviation-safety.net, pesawat jatuh menghantam rumah-rumah di daerah perumahan, menewaskan semuanya, 23 orang di dalamnya dan 45 orang di darat.

Antonov 124-100 atau An-124 disewa dari Angkatan Udara Rusia oleh Cargotrans untuk mengangkut dua pesawat tempur Sukhoi Su-27 ke Vietnam. Tujuan yang direncanakan adalah Teluk Cam Ranh, Vietnam dengan perhentian dalam perjalanan di Bandara Vladivostok (VVO), Rusia.

Tiga detik setelah lepas landas dari landasan pacu 14, pada ketinggian sekitar 5 meter mesin nomor 3 mengalami masalah. Pesawat mendaki dengan mesin nomor 2 dan 1 yang kemudian juga bermasalah.

Pesawat mencapai ketinggian maksimum 66 meter sebelum turun, menabrak beberapa bangunan.

Pesawat menabrak daerah pemukiman, 1.600 m di luar ujung landasan.

Baca selengkapnya di sini...

4 dari 4 halaman

23 November 1996: Tragedi Pesawat Ethiopia Dibajak dan Jatuh di Laut Afrika Timur

Tragedi penerbangan lainnya pernah terjadi di tahun 1996, sebuah pesawat tak hanya jatuh, tetapi juga dibajak.

Sebuah pesawat Ethiopian Airlines Boeing 767 yang membawa 175 orang dibajak di Afrika Timur pada Sabtu, 23 November 1996. Tragis, pesawat itu kehabisan bahan bakar dan jatuh ke laut lepas pantai di Kepulauan Comoro.

Mengutip The New York Times, Selasa (22/11/2022), sekitar 54 orang selamat dari kecelakaan pesawat itu, kata Ahmed Chanfi, wakil manajer di bandara internasional Moroni.

Ethiopian Airlines menyebutkan korban tewas sebanyak 58 orang, dengan sedikitnya 16 orang terluka.

Menurut laporan, pesawat itu juga membawa penumpang dari luar negeri, termasuk warga negara AS, Israel, Inggris, dan Italia.

Pesawat jatuh sekitar pukul 15.20 waktu setempat di dekat Galawa Beach Hotel, 25 mil (40 km) sebelah utara ibu kota, Moroni, di pulau utama Grande Comore.

Lokasi itu cukup sulit dijangkau. Proses evakuasi dari tim penyelamat terhalang oleh laut yang ganas dan risiko hiu.

Baca selengkapnya di sini...