Sukses

Ukraina Klaim Tembak Jatuh 6 Rudal Hipersonik Kinzhal Rusia, Moskow: Jumlahnya Tidak Sebanyak Itu

Rusia menyangkal Kinzhal-nya dapat dihentikan dan justru mengatakan sebaliknya bahwa salah satunya berhasil menghancurkan sistem pertahanan udara Patriot milik Amerika Serikat.

Liputan6.com, Kyiv - Ukraina mengklaim berhasil menembak jatuh enam rudal hipersonik Kinzhal milik Rusia di tengah serangan intensif ke Kyiv pada Selasa (16/5/2023).

Rusia menyangkal Kinzhal-nya dapat dihentikan dan justru mengatakan sebaliknya bahwa salah satunya berhasil menghancurkan sistem pertahanan udara Patriot milik Amerika Serikat (AS).

Klaim Rusia tersebut dibantah Ukraina.

Pada Selasa malam, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu menuturkan bahwa pihaknya tidak menembakkan rudal Kinzhal sebanyak yang telah diklaim ditembak jatuh oleh Ukraina. Demikian seperti dilansir BBC, Rabu (17/5).

Namun, jika klaim Ukraina benar, Rusia mungkin akan merasa frustrasi karena senjata terbaik dari armada misilnya kini dapat dicegat oleh sistem pertahanan modern pasokan dari sekutu Barat, termasuk Patriot.

Rusia terus bersikeras bahwa Kinzhal, yang katanya dapat melaju dengan kecepatan lebih dari 11.000 km/jam, tidak dapat dihancurkan oleh sistem pertahanan udara dunia mana pun.

Kinzhal atau "belati" adalah rudal balistik yang diluncurkan dari udara. Kebanyakan rudal balistik mencapai kecepatan hipersonik - lima kali kecepatan suara atau lebih dari 6.000 kmh - di beberapa titik selama penerbangan mereka.

Ukraina mengklaim menembak jatuh Kinzhal untuk pertama kalinya pekan lalu.

Dalam beberapa hari terakhir, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melakukan tur Eropa, di mana dia dijanjikan tambahan bantuan peralatan militer oleh sekutunya, termasuk Inggris dan Prancis.

2 dari 2 halaman

Serangan Udara Rusia Meningkat

Rusia dilaporkan telah meningkatkan serangan udaranya dalam beberapa pekan terakhir, membombardir Kyiv delapan kali sepanjang Mei.

Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina Valerii Zaluzhny mengatakan bahwa Rusia menyerang Kyiv dari utara, selatan, dan timur pada Selasa. Sepanjang hari, 18 rudal berbasis udara, laut dan darat ditembakkan.

Jenderal Zaluzhny mengatakan itu juga termasuk sembilan rudal jelajah Kalibr, yang diluncurkan dari kapal di Laut Hitam, dan tiga rudal darat.

Serhiy Popko, kepala administrasi militer ibu kota Ukraina, menggambarkan serangan pada Selasa sebagai "jumlah maksimum serangan rudal dalam periode waktu tersingkat".

Warga Ukraina pada Selasa diperingatkan untuk menjauh dari jendela karena puing-puing dari rudal yang dicegat jatuh dari langit.

Penduduk Kyiv Kseniia mengatakan bahwa dia dan suaminya sedang tidur ketika mereka mendengar "serangkaian ledakan yang sangat keras" di atas gedung tempat tinggal mereka. Dia membandingkan intensitas serangan dengan film Star Wars atau video game action.

Dia juga mengungkapkan bahwa berkat dukungan sekutu internasionalnya, Ukraina sekarang mampu melacak dan menghancurkan rudal kaliber tinggi.

"Sungguh melegakan mengetahui Kyiv berada di bawah pertahanan yang kuat saat ini," ujarnya.

Penduduk lain, Yevhen Petrov, mengatakan serangan Rusia pada Selasa membuat rumahnya ikut terguncang. Peristiwa itu pertama kali dirasakannya sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.

Dimulainya kembali serangan Rusia ke Kyiv awal bulan ini terjadi setelah jeda lebih dari 50 hari. Pihak berwenang Ukraina yakin strategi Rusia adalah menguras sistem pertahanan udara, yang telah sangat berhasil mencegat sebagian besar rudal dan drone yang ditembakkan.

Menurut data yang diberikan ke badan pengungsi PBB, sejak perang Ukraina, ribuan warga sipil dan kombatan terbunuh atau terluka, kota-kota hancur, dan 8,2 juta warga Ukraina terdaftar sebagai pengungsi di Eropa dengan 2,8 juta di antaranya di Rusia.

Video Terkini