Liputan6.com, Roma - Banjir melanda wilayah bagian utara di Italia dan menewaskan sedikitnya tiga orang, memaksa sekitar 5.000 orang dievakuasi.
Pejabat di Italia utara pun segera memperingatkan penduduk untuk pergi ke tempat yang lebih tinggi pada Rabu, 17 Mei 2023 di tengah kekhawatiran sungai yang meluap akibat hujan akan kembali meluap.
Baca Juga
Wali kota Kota Cesena Enzo Lattuca mengunggah video pada Rabu pagi di Facebook untuk memperingatkan bahwa hujan lebat yang berlanjut di wilayah Emilia-Romagna dapat kembali membanjiri Sungai Savio dan anak-anak sungai yang lebih kecil.
Advertisement
Ia juga mendesak penduduk untuk pindah ke lantai atas rumah dan menghindari tepi sungai. Selain itu juga mengumumkan penutupan lalu lintas beberapa jembatan dan jalan setelah banjir besar membuat sungai lumpur mengalir melalui kota.
"Situasi bisa kembali menjadi kritis," katanya, demikian dikutip dari AP, Rabu (17/5/2023).
"Kita tidak bisa dengan cara apa pun menurunkan kewaspadaan kita."
Menteri Perlindungan Sipil Nello Musemeci membenarkan tiga orang tewas dan 5.000 orang dievakuasi.
Wakil kepala badan tersebut, Titti Postiglione, mengatakan bahwa operasi penyelamatan bagi mereka yang membutuhkan evakuasi darurat sangat sulit mengingat begitu banyak jalan dan rute yang terendam banjir.
Berbicara di Sky TG24, Postiglione mencatat bahwa zona banjir yang terkena dampak meliputi petak luas dari empat provinsi yang, sampai hujan lebat, telah kering akibat kekeringan yang berkepanjangan.
Perdana Menteri Giorgia Meloni mengatakan pemerintah kini sedang memantau situasi dan siap untuk campur tangan dengan bantuan yang diperlukan.
Lebih dari 300 Orang Tewas Akibat Banjir Bandang dan Longsor di RD Kongo, Rwanda
Bicara soal banjir, belum lama ini juga terjadi banjir di bagian timur Republik Demokratik Kongo (RD Kongo), di Provinsi South Kivu, tempat di mana Danau Kivu berada.
Korban tewas akibat banjir bandang dan tanah longsor di RD Kongo telah meningkat mencapai lebih dari 200 orang dan sejumlah lainnya masih hilang, kata otoritas setempat.
Kalehe, wilayah di Kivu yang paling terpukul, melaporkan bahwa sejauh ini 203 jenazah telah ditemukan, dikutip dari VOA, Minggu (7/5/2023). Upaya pencarian untuk menemukan korban lain yang dilaporkan hilang masih berlanjut.
Di desa Nyamukubi, di mana ratusan rumah hanyut, petugas penyelamat dan penyintas menggali reruntuhan pada Sabtu, 6 Mei 2023 untuk mencari lebih banyak mayat di lumpur.
Penduduk desa menangis ketika mereka berkumpul di sekitar beberapa jenazah yang ditemukan, yang tergeletak di rerumputan dan tertutup kain berlumpur di dekat pos penyelamat.
Advertisement
Banjir Bandang Melanda 2 Provinsi yang Porak-poranda Akibat Gempa Turki, 14 Orang Tewas
Selain itu, banjir bandang yang dipicu hujan lebat juga pernah melanda dua provinsi di Turki yang sebelumnya hancur akibat gempa 6 Februari 2023. Bencana itu menewaskan sedikitnya 14 orang dan meningkatkan kesengsaraan bagi ribuan orang yang kehilangan tempat tinggal.
Badan Manajemen Bencana dan Darurat Turki (AFAD) mengungkapkan bahwa dalam satu periode 24 jam, curah hujan di Provinsi Adiyaman mencapai 136 mm dan 111 mm di Provinsi Sanliurfa.
Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu mengatakan, tim penyelamat masih mencari lima orang yang dilaporkan hilang di tiga lokasi, setelah banjir bandang mengubah jalan di Provinsi Adiyaman dan Sanliurfa menjadi sungai, menghanyutkan mobil, menggenangi rumah dan tempat pengungsian korban gempa.
Sedikitnya 12 orang tewas di Sanliurfa, termasuk lima warga negara Suriah yang mayatnya ditemukan di bawah tanah apartemen yang terendam banjir.
Gubernur Sanliurfa Salih Ayhan mengatakan, wilayah tersebut belum pernah mengalami bencana banjir bandang seperti itu.
"Ketika saya bangun, rumah kami terendam air," kata Melek Yildirim setelah dievakuasi dari sebuah jalan di Sanliurfa dengan perahu, dilansir dari AP, Kamis (16/3/2023).
200 Orang Tewas Akibat Badai Freddy di Malawi, Warga Terseret Arus Banjir
Selain itu, Badai Malawi juga mengakibatkan banjir belum lama ini dan dilaporkan merenggut nyawa lebih dari 200 orang. Korban jiwa banyak ditemukan di pusat komersial Blantyre. Puluhan anak turut menjadi korban jiwa bencana alam tersebut.
Melansir dari BBC, Rabu (15/3/2023), pemerintah telah menetapkan 10 distrik di bagian selatan Malawi sebagai wilayah terjadinya bencana. Para regu penolong terus berjuang mencari para survivor yang terkubur dalam lumpur.
"Kami ada sungai yang meluap, kami melihat ada orang-orang hanyut di air, kami ada gedung-gedung yang kolaps," ujar jubir polisi Peter Kalaya.
Seorang anak kecil ada yang berhasil diselamatkan setelah kepalanya terjebak dalam lumpur.
"Itu sangat sulit dilakukan tetapi kami berhasil menariknya," ujar seorang warga Blantyre bernama Aaron Ntambo yang terlibat proses evakuasi.
Kelompok Doctors Without Borders menyebut lebih dari 40 anak kecil di Malawi yang dinyatakan meninggal ketika tiba di rumah sakit. Pihak berwenang meminta agar keluarga yang berduka segera mengambil jenazah-jenazah untuk dikubur, sebab kamar mayat rumah sakit sudah penuh.
Advertisement