Sukses

Loonkiito yang Diyakini Salah Satu Singa Tertua Sedunia Terbunuh, Ditembak Saat Cari Mangsa di Kandang Ternak

Lebih dari sepuluh singa mati terbunuh dalam satu minggu saja. Para pengamat berspekulasi insiden ini disebabkan oleh kekeringan di Afrika yang sudah berjalan selama 40 tahun.

Liputan6.com, Kajiado - Loonkiito yang diyakini salah satu singa tertua di dunia, telah dibunuh di Kenya pada usia 19 tahun, kata organisasi konservasi Lion Guardians.

Singa itu dibunuh pada Rabu 10 Mei 2023 oleh pemilik kandang ternak. Kebetulan, Loonkiito memasuki kandangnya di tengah malam untuk mencari mangsa karena "kelaparan", kata organisasi itu.

Mengutip dari media CNN, Jumat (19/5/2023), dia adalah "singa jantan tertua di ekosistem kita dan mungkin di Afrika," kata Lion Guardians, yang mengumumkan kematiannya “dengan berat hati.”

Organisasi tersebut mengaitkan umur panjang dari singa liar yang bertahan lebih lama belakangan ini, di lanskap di mana "satu dekade yang lalu, kami tidak memiliki singa yang bertahan hingga usia 10 tahun," dengan upaya komunitas lokal yang berbagi tanah dengan kucing besar ini.

Akan tetapi, peningkatan dramatis dalam permintaan energi dan material selama 50 tahun terakhir telah membuat manusia dan singa bersaing untuk mendapatkan ruang dan sumber daya, menurut situs World Wildlife Fund (WWF).

Singa akan melakukan perjalanan jauh, terkadang berkeliaran di luar kawasan lindung, untuk mencari mangsa saat sumber makanannya berkurang. 

Ini dapat menimbulkan risiko bagi komunitas manusia saat mereka memangsa ternaknya. Maka dari itu, petani sering membunuh mereka sebagai pembalasan atau untuk mencegah konflik.

Loonkiito termasuk salah satu yang "terjebak dalam dinamika ini," kata Lion Guardians.

"Dia adalah simbol ketahanan dan koeksistensi. Kami di Lion Guardians merasa istimewa karena telah menjadi saksi hidup dan warisannya," tambahnya.

Kenya telah mengalami kekeringan terburuk dalam empat dekade terakhir.

Lamanya fenomena kekeringan yang berlanjutan biasanya ditandai dengan meningkatnya konflik manusia-singa, karena mangsa liar semakin sulit untuk diburu dan pemilik ternak menjadi "sangat waspada" setelah kehilangan begitu banyak hewan.

Insiden ini merupakan situasi yang sulit bagi kedua belah pihak, manusia dan singa.

2 dari 4 halaman

Sepuluh Singa Mati

Sebelum Loonkiito mati, minggu lalu, sepuluh singa juga dibunuh di Kenya. Enam dari sepuluh singa itu mati pada Sabtu 13 Mei 2023 .

Kenya Wildlife Service (KWS) juga mengatakan bahwa hal seperti ini diakibatkan oleh konflik antara manusia dan satwa liar yang meningkat di wilayah tersebut.

Ini adalah "singa dalam jumlah yang luar biasa besar untuk dibunuh sekaligus," kata juru bicara KWS.

Dikabarkan bahwa enam singa yang mati pada hari Sabtu telah membunuh 11 kambing dan satu anjing.

 

3 dari 4 halaman

Tanggapan Penduduk Setempat

Semua singa itu adalah bagian dari ekosistem Amboseli Kabupaten Kajiado, sebuah situs cagar biosfer UNESCO di dekat Gunung Kilimanjaro.

Pada hari Sabtu, KWS mengadakan pertemuan yang dihadiri oleh penduduk setempat dan pejabat pemerintah untuk membahas pembunuhan baru-baru ini.

"Diskusi berpusat pada mencari solusi untuk meminimalkan risiko konflik manusia-satwa liar, termasuk mengembangkan sistem peringatan untuk masyarakat akan keberadaan satwa liar di sekitar mereka," kata KWS.

"Diskusi lebih lanjut berpusat pada gambaran yang lebih luas tentang eksplorasi konflik manusia-satwa liar dalam konteks mata pencaharian masyarakat dan pembagian keuntungan menuju koeksistensi yang harmonis di komunitas terbuka dan lanskap satwa liar," tambahnya.

4 dari 4 halaman

Ramadhan Saat Kekeringan

Seperti diketahui, Afrika mengalami kekeringan parah sudah selama 40 tahun. Termasuk saat Ramadhan di bulan kemarin.

Saat waktu berbuka puasa, umat Islam di Afrika hanya memiliki air dan makanan seadanya yang tersedia. Salah satu yang mengalami ini adalah Hadiiq Abdulle Mohamed dan keluarganya.

Melansir dari AP, Sabtu (1/4/2023), satu juta warga Somalia telah meninggalkan rumah mereka untuk mencari bantuan. Sementara, sudah ada 43.000 orang yang diperkirakan meninggal tahun lalu.

Keluarga Momamed, termasuk suami dan enam anaknya, termasuk salah satu warga yang mencari bantuan dan berlindung di salah satu kamp pengungsian di ibu kota, Mogadishu.

Bulan Ramadhan memicu kenaikan harga pangan untuk negara yang sebelumnya sedang berjuang melawan inflasi yang sebagian disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina.

Ditambah lagi dengan lima musim hujan yang gagal beturut-turut, menyebabkan hasil pertanian lokal layu dan tidak subur. Jutaan ternak yang menjadi makanan utama masyarakat pun telah mati.

Sekarang makanan semakin sulit didapat bagi mereka yang terlantar.

 

Klik di sini untuk lanjut membaca